Adikku Selingkuhan Suamiku

''Ya ampun Ay ... lho cantik bangat Ay! Selamat ya sahabatku. Akhirnya, semoga ini menjadi yang terakhir kalinya, aku senang bangat deh!'' ucap Siska terharu dia memeluk Ayuna erat.

''makasih Sis. Amin ... amin ... Ya robb!'' jawab Ayuna menimpali, balas memeluk Siska sang sahabat dengan erat pula.

Arya berdiri di samping Ayuna dengan begitu gagahnya, mereka berdua tampak sangat serasi. Banyak tamu undangan yang memandang takjub dengan keserasian mereka.

Sisil duduk sendirian di salah satu kursi tamu di sudut ruangan, dia memandang Ayuna dengan perasaan iri dan amat kesal. Selama 6 bulan ini berbagai macam cara telah dia lakukan untuk memisahkan Arya dan Ayuna, tapi misinya selalu saja gagal. 

''seharusnya aku yang berada disamping Arya! Seharusnya aku ...! Tunggu saja, sebentar lagi riwayat mu akan segera tamat Ayuna!'' batin Sisil geram. Kemudian Sisil berlalu kebelakang. Untuk menjalankan misinya. Dia sudah punya rencana untuk mencelakai Ayuna.

******

''Ayuna ... Kamu sungguh sangat cantik malam ini'' puji Arya menatap Ayuna lekat, saat mereka sedang berdiri diatas mimbar yang telah disediakan untuk acara pertunangan mereka.

''makasih mas, mas juga sangat tampan,'' balas Ayuna, dia memandang manik hitam Arya lekat.

''ehmm ... Eemm ...! Sudah, ayo cepatan mulai acara tukeran cincinnya. Itu para tamu undangan sudah tidak sabar lagi lho'' sapa mama Ratna dengan senyum khasnya, mencolek lengan Arya.

''iya, ma'' ujar Arya mengangguk mantap.

****

''Assalamualaikum semuanya ...'' sapa Arya ramah, dengan micropon ditangan.

''walaikumsallam warrohmatullah hiwabarrokatuh'' jawab semua orang serentak. Setelah itu suasana menjadi hening, semua tatapan mata begitu fokus menatap Ayuna dan Arya. 

''terimakasih banyak atas waktu yang telah kalian luangkan untuk menghadiri acara pertunangan kami. Semoga kalian semua merasa nyaman atas semua fasilitas yang telah kami sediakan. Malam ini, saya Arya Wiguna dengan begitu yakin dan bangga akan meresmikan hubungan saya dan Ayuna Berlianti, kekasih saya.

Ayuna, dialah satu-satunya wanita yang berhasil membuatku jatuh cinta, membuat dada ku berdebar setiap kali melihatnya. Aku tidak peduli dengan masa lalunya, yang aku tahu aku akan menjalani hari-hari kedepannya bersama dia, melukis masa depan yang indah, hingga kami menua bersama. Bukan hanya di dunia, insyaallah hingga ke jannah kelak.'' ucap Arya lantang membuka percakapan. Semua mata tertuju kepada dua insan yang sedang berbahagia itu.

''Ayuna ...  Sudah sangat lama hari ini aku tunggu-tunggu, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan mu, tidak akan aku biarkan air mata menetes dari mata indah-mu itu Ayuna, kau begitu sempurna untukku. Aku tidak pandai berkata-kata, hanya inilah yang bisa aku lakukan,'' ucap Arya lagi, kemudian dia berlutut di depan Ayuna, dia membuka kotak beludru bewarna merah, yang di dalam nya terdapat cincin begitu indah dengan mata berlian diatasnya, Arya mengambilnya lalu menyematkan dijari manis Ayuna, Ayuna menutup mulut, terharu.

Setelah itu giliran Ayuna yang menyematkan cincin ke jari manis Arya. Mata Ayuna berkaca-kaca, dia sungguh bahagia. Setelah melewati ujian yang begitu menyakitkan, akhirnya sekarang dia bisa merasakan kebagian yang berlipat ganda. Ayuna tidak pernah menyangka kalau sang bos yang di anggap dingin, sombong dan galak sebentar lagi akan menjadi suaminya. Rencana Allah memang indah. Dibalik semua rasa sakit. Allah balas dengan kebahagiaan yang begitu luar biasa.

''terimakasih mas. Terimakasih untuk semuanya. Selama ini kamu dan tante Ratna sudah begitu baik terhadap aku'' kata Ayuna dengan air mata bahagia yang sudah membasahi pipi.

Semua pasang mata berkaca-kaca, mereka ikut terharu menyaksikan pertunangan yang disiarkan secara live dibeberapa stasiun televisi tersebut, tetapi tidak dengan Sisil, dia menangis, dengan air mata kecewa dan terluka. 

Papanya Arya tidak bisa hadir karena kesibukannya, dia akan datang waktu acara pernikahan saja, acara pernikahan Arya dan Ayuna akan digelar beberapa hari lagi.

🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Sisil telah bersiap dengan segala rencana jahatnya, dia berjalan kearah Arya dan Ayuna, untuk memberikan ucapan selamat penuh kepalsuan.

''Arya, Ayuna, selamat ya untuk kalian berdua, Aku turut berbahagia. Aku doakan semoga semuanya lancar sampai hari H-nya,'' ucap Sisil begitu ramah.

''terimakasih Sisil. Aku doakan juga semoga kamu segera menyusul, Sisil'' balas Arya ramah dengan senyum mengembang.

''iya Sisil, terimakasih banyak untuk doanya dan waktunya, kerena kamu sudah meluangkan waktumu untuk menghadiri acara ini,'' kata Ayuna tulus dengan senyum begitu lebar.

Kemudian saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba seorang pelayan datang membawa beberapa gelas minuman.

''Arya, Ayuna ... ayo kita bersulang, kita minum sama-sama untuk merayakan pertunangan kalian'' ajak Sisil dia tersenyum mengembang.

''ayo'' jawab Ayuna.

Setelah itu, Ayuna, Arya serta Sisil mengambil minuman yang bewarna merah tersebut secara bersamaan.

Mereka bertiga bersulang dengan tawa bahagia, ''mampus kau Ayuna'' batin Sisil tersenyum penuh arti. 

Tapi, saat mereka hendak mengangkat gelas ke mulut mereka, tiba-tiba mama Ratna dan tante Lastri datang.

''ehh tunggu dulu, kalian kok minumnya nggak ngajak-ngajak kita'' sapa mama Ratna yang tiba-tiba datang dari arah belakang bersama Lastri.

Sisil, Arya serta Ayuna tidak jadi meneguk minuman tersebut.

''pelayan sini!'' teriak Ratna memanggil salah satu pelayan. Pelayan tersebut membawa beberapa minuman yang sama seperti punya Arya, Ayuna dan Sisil.

Mereka bertiga lalu meletakkan kembali minuman tersebut, kemudian mengambil kembali secara asal bersamaan.

''bismilahirrohmanirrohim, ayo kita minum'' ucap Ratna tersenyum bahagia.

Mereka lalu meminum minuman tersebut secara bersamaan.

Tapi, tiba-tiba beberapa menit kemudian setelah meneguk minuman itu, Lastri terbatuk-batuk dengan gelas yang masih berada ditangannya, lalu gelas terjatuh mengeluarkan bunyi yang sedikit gaduh, setelah itu Lastri terjatuh tak berdaya, dia tidak sadarkan diri, dengan mengeluarkan busa dari mulutnya begitu mendadak.

Ayuna begitu cemas melihat keadaan sang bude, semua orang yang berada ditempat kejadian terlihat begitu panik dan syok. Ayuna menangis menjerit memanggil sang bude. kemudian dengan begitu cepat Arya menggendong bude Lastri kedalam mobil. Mereka akan membawa Lastri kerumah sakit terdekat. Diikuti Ratna dan Ayuna dibelakang.

Sedangkan Sisil sudah pergi entah kemana, dengan merutuk kegagalannya.

******

''bude ...bude ... bangun bude! Bude Kenapa? apa yang terjadi bude? Huhuhu...'' tangis Ayuna terdengar begitu memilukan dengan bude Lastri yang ada dipangkuan nya.

''sayang .... Kamu tenang dulu ya,'' bujuk Arya yang sedang menyetir. Sedangkan Ratna hanya terdiam dengan perasaan campur aduk. Dia tidak tahu juga kenapa kondisi Lastri tiba-tiba bisa seperti ini.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Arya, Ayuna serta mama Ratna menunggu dengan gelisah didepan ruang ICU, Lastri didalam sedang diperiksa.

Kemudian tidak berapa lama dokter keluar dengan wajah tegang.

''Dengan keluarga bu Lastri?"ucap sang dokter laki-laki yang memeriksa Lastri.

''iya dok, kami keluarga nya!'' sahut Arya yang berdiri tidak dengan memeluk tubuh Ayuna.

''maaf tuan dan nyonya, dengan berat hati saya sampaikan, bu Lastri tidak dapat kami selamatkan. Racun yang masuk kedalam tubuhnya merupakan racun yang begitu mematikan yang merusak organ tubuh dengan begitu cepat, bu Lastri sudah tiada,'' jelas sang dokter dengan begitu hati-hati.

''apa? Ini tidak mungkin kan, dok? Dokter pasti berbohong, kan?!'' teriak Ayuna tidak terima dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Semua orang begitu kaget mendengar berita duka tersebut. Arya dan Ratna juga kelihatan sangat syok.

Ayuna berlari memasuki ruangan, menghampiri jasad budenya yang terbaring tanpa nyawa, Arya dan mama Ratna mengikuti Ayuna. Tubuh bude Lastri begitu kaku. Ayuna menangis menjerit, tak percaya, dunianya seakan runtuh seketika.

''bude ... bangun bude! Kenapa bude ninggalin aku sendiri! Hanya bude yang aku punya saat ini ... apa yang harus aku katakan sama mas Bayu bude. Huhuhu ...'' jerit Ayuna dengan tangisnya, dadanya begitu sesak. Dia menciumi setiap inci wajah sang bude yang begitu pucat.

Tiba-tiba kemudian Ayuna terjatuh tidak sadarkan diri, Arya dengan begitu cepat menangkap tubuh Ayuna.

''sayang!'' teriak Arya. Dia menggendong tubuh Ayuna.

''racun? Siapa yang tega memasukkan racun kedalam minuman itu! Aku sangat yakin, racun itu pasti berasal dari minuman yang bude minum. Aku tidak akan tinggal diam, aku akan mencari tahu siapa dalang dibalik semua ini!'' batin Arya, matanya ikut berkaca-kaca dengan Ayuna didalam dekapannya.