Adikku Selingkuhan Suamiku
''Nina, Nina! Tolong buka pintunya nin"teriak Ayuna dengan mengetuk pintu.
"Mbak Ayuna! Mbak kenapa malam-malam begini kesini? mas Yudha, mana?"ucap Nina, heran.
"Mbak boleh masuk dulu kan, nin? nanti mbak ceritain."jawab Ayuna, dengan wajah sedih.
"Ya sudah, mbak ayo silahkan masuk, mbak duduk di sini dulu ya, Nina mau kebelakang sebentar ambilin minum, sepertinya mbak capek bangat."sahut Nina, kemudian dia berlalu kebelakang.
"Jangan sampai mbak Ayuna curiga sama penampilan aku." Batin Nina, dengan sedikit merapikan penampilannya yang awut-awutan.
"Nina kenapa ya? tumben penampilan nya seperti itu, mana rambutnya juga agak acak-acakkan lagi, tidak biasanya Nina pakai baju tidur yang transparan dan terbuka begitu''batin Ayuna.
"Duh aku kenapa kok malah mikirin Nina yang aneh-aneh, mungkin Nina lagi kepanasan karena cuaca memang agak sedikit panas." Batin Ayuna lagi.
"Mas, mas Yudha, kenapa tega sih mengkhianati aku? apa kurang nya aku selama ini mas! huhuhu." ucap Ayuna menangis, Ayuna kembali teringat sama kejadian sejam yang lalu, yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Sedangkan Nina, setelah selesai membuat kan minuman untuk sang kakak. Dari dapur Nina malah berjalan ke arah kamarnya, kemudian dia mengambil sweater dan berbicara dengan seseorang dengan begitu lirih.
"Mas, lebih baik mas pulang saja dulu, diruang tamu ada mbak Ayuna, besok kita lanjutin lagi senang-senangnya."ucap Nina pelan.
"Apa, Ayuna?"ucap Yudha, kaget.
"Iya mas, sana mas keluar lewat jendela. sekalian bawa semua barang-barang mas, aku takut mbak Ayuna curiga."jawab Nina
"Ya sudah mas pergi dulu, ya, cup." Yudha keluar, dengan mengecup sekilas bibir ranum milik Nina.
**********
Nina berjalan keluar menemui Ayuna dengan begitu santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Ini mbak, silahkan diminum dulu. Habis itu Mbak baru cerita ke aku, aku siap mendengarkan semua keluh kesah mbak,"kata Nina, sambil meletakkan minuman dimeja dihadapan Ayuna.
"Makasih nin, mbak minum dulu ya."jawab Ayuna, dia mengambil gelas. Lalu meneguk minuman itu.
"Ya, silahkan mbak."Nina berkata sambil memperhatikan kakaknya yang sedang minum.
*********
"Nin, sebenarnya tadi dirumah mbak dapat kiriman vidio dari seseorang, dividio itu kamu tau tidak nin! mbak melihat mas Yudha sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita, mereka melakukan itu diatas tempat tidur tanpa busana sehelai pun, huhuhu mbak ngak kuat nin."ucap Ayuna, dia kembali meneteskan air matanya.
"Nina rasa ngak mungkin mbak, mungkin mbak salah orang kali, mas Yudha kan laki-laki yang baik dan sangat mencintai mbak." Nina berkata dengan sedikit kaget.
"Mbak, nggak salah lihat nin, itu benar-benar mas Yudha, mbak begitu mengenalinya."ucap Ayuna.
"Kira-kira mbak tahu nggak siapa wanita yang bersama mas Yudha?" Nina bertanya dengan begitu penasaran.
"Tidak Nin, karena wanita itu muka nya nggak kelihatan. malam ini mbak nginap disini dulu ya, mbak rasanya nggak kuat kalau harus ketemu sama mas mu."Ayuna berkata, dengan menatap wajah sang adik.
Adikku Selingkuhan Suamiku
************
Setelah merasa lega mencurahkan segala isi hatiku kepada adikku Nina, aku masuk ke kamar semasa aku gadis dulu. Kamar yang seakan tahu tentang perjuangan aku dulu. Aku membaringkan tubuhku yang terasa begitu, lelah.
Aku dan Nina dua bersaudara, orang tua kami sudah tiada beberapa tahun yang lalu. Ayah meninggalkan karena kecelakaan saat bekerja sebagai supir pribadi keluarga yang kaya raya dan beberapa bulan setelah itu ibu ikut menyusul Ayah.
Setelah orang tua kami tiada, aku harus kerja keras banting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. ya, kebutuhan aku dan Nina adikku.
Saat itu aku baru saja masuk ke universitas kerena mendapatkan beasiswa, sedangkan adikku Nina baru kelas 2 SMU, usia kami hanya terpaut 2 tahun. Sepulang kuliah aku harus cepat-cepat ke kafe, aku bekerja sebagai seorang pelayan, pekerjaan itu rutin aku lakukan hingga sering kali pulang larut malam.
Pekerjaan apapun akan aku kerjakan untuk memenuhi kebutuhan aku dan adikku Nina. dan karena aku juga harus membayar uang sekolah Nina, karena untuk soal pelajaran adikku itu tidak terlalu pintar-pintar amat.
Kata orang-orang kami seperti kembaran, wajah kami yang sedikit mirip dengan hidung mancung, bola mata yang bulat berwarna kecoklatan, dan rambut lurus panjang. Tapi aku sedikit tinggi dan kulitku juga lebih putih bersih dibandingkan adikku Nina. Sedangkan adikku tubuh nya lebih berisi dari aku.
Setelah beberapa tahun aku selesai berkuliah dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Aku bekerja sebagai seorang sekretaris disebuah perusahaan ternama, saat itu aku sangat bersyukur karena bisa membiayai biaya kuliah Nina dan memberikan kehidupan yang lebih layak untuk nya, juga untuk merenovasi rumah peninggalan Ayah dan ibu.
********
Puas berkelana mengingat masa lalu, aku kembali mengaktifkan ponsel milikku ku. Setelah tadi sempat aku non aktifkan karena tidak mau mas Yudha menghubungi ku, aku merasa jijik bila mengingat apa yang dia lakukan di belakangku.
Puluhan panggilan dan pesan wa masuk ke ponsel ku, aku membuka salah satunya.
"[Sayang kamu dimana? Kenapa tidak ada dirumah!]"
Bukannya tadi mas Yudha bilang tidak akan pulang malam ini, karena pekerjaannya banyak, dia bilang akan pulang besok pagi. Aneh, apa dia sudah selesai sama selingkuhannya?
Akhir-akhir ini mas Yudha memang sering kali tidak pulang dengan alasan pekerjaan, tapi sekarang aku sudah tau alasan yang sebenarnya.
Lebih baik aku abaikan saja, awas saja kamu mas aku akan mencari tahu sendiri siapa sebenarnya wanita itu.
Aku tidak akan mengajak adikku Nina untuk ikut campur dalam masalahku, dan aku tidak akan mengajak nya untuk mencari tau ini semua, kerena aku tidak mau menambah beban pikirannya. Nina sekarang juga lagi sibuk sama tugas kuliahnya.
*********
Aku membuka mata, kepala rasanya sangat sakit, aku melihat arloji ternyata sudah mau pukul 5 pagi! Gegas aku bangun berjalan ke kamar mandi dengan agak sempoyongan, tadi malam mata ku sungguh sulit untuk dipejamkan.
Selesai mandi, tidak lupa aku berwudhu, mensucikan diri dari hadast kecil, guna untuk melaksanakan kewajibanku sebagai umatnya yang baik, walau bagaimanapun keadaan dan masalah yang sedang aku hadapi saat ini aku tidak boleh lalai dalam menjalankan kewajibanku. Karena aku yakin dibalik ini semua pasti ada hikmahnya.
Aku berjalan ke kamar Nina, aku mau mengajak adikku itu untuk sholat berjamaah, sudah lama sekali rasanya kami tidak sholat sama-sama, mumpung saat ini aku ada disini.
"Nin, Nina.. apa kamu sudah bangun nin? Ayo kita sholat bareng."ucapku, Aku memanggil Nina dengan sedikit mengetuk pintu kamarnya. Setelah mencoba beberapa kali akhirnya Nina menjawab.
"Mbak duluan aja, aku lagi nggak sholat, aku lagi datang bulan mbak." Nina menjawab dari dalam kamar nya.
"Ya sudah, kalau begitu kamu buruan bangun, nggak baik anak gadis bangunnya kesiangan."sahut ku lagi, dari luar.
"Iya, iya mbak!" Jawab Nina lagi, aku tidak tahu adikku itu sedang apa.
Aku kemudian beranjak dari kamar Nina.
*********
Aku selesai mengerjakan sholat dengan begitu khusyuk, tidak lupa aku panjatkan doa kepada sang pencipta langit dan bumi, meminta agar aku diberi hati yang lapang untuk menerima cobaan apapun, dan dijauhkan dari orang-orang yang tidak baik.
Aku ke kemudian ke dapur, melihat apa yang harus di masak. Ternyata didapur sudah ada bibik, aku sengaja membayar seorang pembantu untuk mambantu Nina mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak.
"Lho bik, sudah lama datangnya? makanannya sudah mateng aja, sepertinya enak ni."sapa ku. Bibik memang biasanya datang pagi-pagi dan pulang ketika sore hari. Aku menyapa bibik mengajaknya mengobrol.
"Non A-yuna! kapan datangnya non?" Bibik menjawab dengan sedikit kaget akan kehadiran aku.
"Tadi malam bik, aku nginep disini"ucapku menjawab dengan tersenyum ramah.
"Oalah, non Ayuna makin cantik aja toh, bibik kangen sekali."Bibik berkata dengan begitu senang.
"Bibik bisa aja, Nina tadi sudah keluar belum bik dari kamarnya?"tanya ku.
"Belum non, bibik belum lihat non Nina. Non Nina mah emang sering kesiangan, paling nanti pukul 8/9 baru bangun."Bibik menjawab dengan sedikit ragu.
"A-pa? Ya sudah, bibik siapin makanannya keatas meja makan dulu, ya. Aku mau kekamar Nina sebentar."aku berkata, kemudian berlalu kekamar Nina.
''Habis ini aku Harus buru-buru pulang ganti pakaian, karena walaupun aku sedang ada masalah sama mas Yudha, aku harus tetap masuk kerja. Nanti kalau aku terlambat bisa-bisa aku dimarahin sama pak bos galak.''batinku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Juan Sastra
baru baca udah bikin nyesek,,apa udah ggak ada lagi stok laki laki hingga suami kakak sendiri di embat..kalau kayak gitu keenakan lakinya La yg perempuannya yg rugi..
2023-02-15
0
ѕhσfíчαh ✨🍡🌈@
follow aku plisz
2022-11-15
0
💖syakilah💖
nyimak dulu ya thorrr...
2022-08-18
0