Raka terlahir dari keluarga kaya raya.
Raka hidup bergelimang harta, dengan semua kekayaan yang ia miliki, raka menjadi semau mau nya, berfoya foya bahkan pergaulan nya sangat bebas.
Al hasil kedua orang tua nya tidak tahan terhadap diri nya kemudian mengirim raka ke kampung halaman sang nenek.
Di sanalah cerita di mulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ril, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Raka terluka.
Para pembegal dengan cepat menghidupkan mesin mobil.
Tidak ada perlawanan dari bobi dan juga dodi.
Namun para begal itu sangat lah pintar.
Hanya beberapa kali di starter, mobil sudah bisa menyala, dan dengan cepat langsung membawa mobil pergi.
Raka yang terluka hanya bisa duduk memegangi tangan nya yang terluka akibat sabetan parang dari sang begal.
“Astaga bos, Bos terluka, Bagaimana ini?,” Ucap bobi
“Begal sialan itu memang sangat meresahkan,” Sahut dodi
Raka hanya mengerang kesakitan.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan, tidak ada yang tersisa selain dari pakain yang mereka pakai dan beberapa sisa kopi dan juga cemilan.
“Cari bantuan, Seperti nya luka ku cukup dalam,” Ucap raka
“Maaf bos tapi tidak ada siapa siapa yang bisa kita minta pertolongan, ini jalanan sangat sepi sekali, tidak ada siapa siapa di sini bos,” Sahut bobi
“Kenapa kalian hanya diam saja, kenapa kalian tidak melawan?,” Sahut raka
“Mati konyol kita bos, Mereka sangat ramai dan sangat beringas, mereka tidak segan segan akan membunuh siapapun jika melawan,” Sahut dodi
Raka masih mengerang kesakitan, tidak ada yang bisa di lakukan selain dodi dan bobi mencari tumbuhan liar yang bisa di jadikan sebagai obat herbal.
Tak lama mereka berdua kembali dengan membawa beberapa batang kayu dan daun dari tengah lebat nya hutan.
Getah kayu tersebut langsung di teteskan oleh bobi.
Seketika raka langsung mengerang kesakitan, perih yang terasa sangat menyakitkan.
“Cukup siapan cukup, ini sakit sekali akhhhhgg!!!, Air mana air, hilangkan getah sialan ini, Akhhh!!!, perih sekali,” Ucap raka
“Tidak ada apa apa bos, bos tenang saja, ini akan membantu, Tahan saja sedikit lagi,” Sahut dodi
Bobi kembali meneteskan getah kayu tersebut pada luka raka.
Raka kembali mengerang kesakitan.
“Akhhh!!, Cepat hubungi nenek ku,Suruh jemput kita di sini, akh!!,” Ucap raka.
“Tidak bisa juga bos, tidak ada ponsel, ponsel kami di ambil semua, lagi pula kalo ada ponsel jaringan tidak berfungsi,” Sahut dodi
“Kawasan ini memang sangat rawan, perasan ku sudah tidak enak sejak tadi, ternyata ini yang kita dapatkan, Di begal, Semua barang barang kita habis,” Sahut bobi
“Bagaimana nanti kita pulang, ibuk bae pasti akan marah karna mobil kita sudah di ambil oleh para begal,” Sahut dodi
“Bagaimana bisa kalian masih memikirkan mobil di saat genting seperti ini, Fikrikan cara kita untuk sampai bodoh, Urusan mobil itu gampang, Fikirkan jalan keluar, gue gak mau tau, cari solusi sebelum gue kehabisan darah,” Sahut raka.
Bobi dan dodi kebingungan karna tidak tau apa yang harus mereka lakukan.
Tidak ada yang tersisa, Semua nya habis di rampas oleh para begal.
“Kita jalan kaki saja dulu, Siapa tau ada yang lewat bos,” Ucap bobi
“Jangan, Kita diam saja di sini sampai besok pagi, besok pagi kita pasti dapat bantuan, pasti ada yang lewat, kita bisa meminta bantuan kepada mereka,” Sahut dodi
“Mimpi buruk mimpi buruk, Ini benar benar buruk, bagaimana bisa ini semua terjadi, Ini benar benar mimpi buruk,” Sahur raka.
“Kita ngopi saja bos, Kita hangatkan badan, Siapa tau ada yang lewat, kita bisa meminta bantuan,” Sahut dodi
“Ide yang bagus,” Sahut bobi.
Raka kebingungan dengan dua orang itu, Bagaimana bisa di saat situasi seperti ini, mereka malah memikirkan kopi.
Malam semakin larut, mereka bertiga masih di tempat yang sama, sudah beberapa gelas kopi di habiskan oleh mereka bertiga.
“Apa tidak ada yang lewat, kita sudah duduk beberapa jam di sini, tapi tidak ada satupun yang lewat, Ini benar benar buruk,” Ucap raka
“Sabar bos sabar, Nanti subuh pasti ada yang berlalu lalang di sini, kita menumpang sampai desa Nadi, di sana kita minta pertolongan, pasti ada yang akan membawa kita ke kampung,” Sahut bobi
“Apakah nenek ku tidak ada feeling, Tidak bisa kah nenek ku mengirimkan bantuan untuk menjemput kita, Lihat saja aku akan memarahi nya nanti,” Sahut raka
Tidak ada jawaban dari dodi dan juga bobi, mereka masih kebingungan dengan apa yang mereka alami.
Malam semakin larut, tidak ada jam untuk melihat sudah pukul berapa, namun seperti nya, ini sudah terlalu larut.
Raka tidak bisa tidur, sedangkan bobi dan juga dodi malah molor di pinggir jalan.
“Emang binatang dua orang ini, bagaimana bisa mereka sesantai ini di saat seperti ini, dasar gila goblok ini,” Ucap raka kesal dengan dua orang suruhan dari sang nenek.
Raka termenung, memikirkan perkataan dari papa nya yang tidak akan mengangap nya menjadi seorang anak jika dia tidak pergi.
“Apa ini yang kalian mau, Aku hampir saja mati di sini, Lihat saja nanti, aku tidak akan pernah ingin berbicara dengan kalian,” ucap raka kesal dengan kedua orang tua nya.
Raka yang baru berumur 23 tahun harus rela meninggalkan masa masa indah nya di kota untuk tinggal di kampung yang sangat jauh dari pusat kota.
Lama raka melamun tiba tiba saja dari arah bawah, terlihat sinar lampu, seperti nya itu lampu mobil.
Ada sedikit harapan.
Raka dengan cepat terbangun dari duduk nya.
Cahaya itu semakin dekat, Dan ternyata benar, itu adalah mobil.
“Bangun bangun, hey kalian berdua bangun, Ada mobil cepat kalian minta tolong, cepat,” Ucap raka membangunkan dodi dan juga bobi.
Namun nihil, mereka berdua terlalu tidur cukup lelap, mereka berdua tidak bangun bangun.
“Bangsat dasar ga guna, terakhir kali gua bareng sama lo berdua bangsat,” Ucap raka.
Di saat mobil itu sudah dekat, Barulah raka dengan cepat melangkah ke tengah jalan mengambil resiko tinggi.
Mobil yang berkecepatan tinggi itu hampir saja menabrak nya.
Mobil itu langsung berhenti seketika, sopir nya keluar dengan membawa sebilah parang.
“Dasar begal, Mati kamu,” Ucap sang sopir
Raka yang melihat itu pun panik karna di kira begal oleh sang sopir.
“Eh jangan jangan, gue bukan begal, jangan jangan, Stop pak, saya bukan begal,” Ucap raka sembari sedikit mundur menghindari tebasan dari sang sopir
“Mana ada orang baik baik di tempat seperti ini kalo bukan begal, Sini kamu, saya potong potong kamu,” Sahut sang sopir
“Saya bukan begal,” Sahut raka
Sang sopir sudah mengangkat parang hendak menebas raka, namun raka yang mengacungkan tangan nya membuat sang sopir tidak jadi melayangkan parang nya.
“Saya bukan begal pak, Saya baru saja di begal, semua barang barang saya di ambil, Lihat saja tangan saya, Tangan saya sudah terluka akibat di tebas para gerombolan pembegal,” Ucap raka
“Kamu mau kemana?,” Sahut pak sopir
“Saya ingin ke rumah nenek saya, kalo tidak salah nama kampung nya, kampung sadap, Iya sadap. Dan itu dua orang tidak berguna yang menjemput saya di bandara tadi, saya berasal dari kota, Ini pertama kali saya kesini,” Sahut raka
Sang sopir menurunkan parang nya.
“Apa benar yang kamu katakan?,” Ucap sang sopir
“Benar pak, Saya hanya ingin meminta bantuan, Boleh kah saya menumpang sampai tempat yang tidak terlalu sepi,” Sahut raka
“Jika kamu bukan begal, kenapa tidak boleh, ya sudah ayok naik, bangunkan kedua teman mu itu,” Sahut sang sopir
“Biarkan saja mereka, mereka tidak berguna, seharus nya mereka berdua mati saja tadi di tebas begal, ” sahut raka
“Jangan seperti itu,” sahut sang sopir.
Raka enggan untuk membangunkan mereka berdua, raka kesal bukan main, Untuk kedua kali nya ia hampir saja kehilangan nyawa, tapi untung saja dia masih bisa selamat