NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:37.8k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Sebuah cerita tentang perjuangan hidup Erina, yang terpaksa menandatangani kontrak pernikahan 1 tahun dengan seorang Presdir kaya raya. Demi membebaskan sang ayah dari penjara. Bagaikan mimpi paling buruk dalam hidup Erina. Dia memasuki dunia pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap akan dicintai.

Akankah dia bisa menguasai hatinya untuk tidak terjatuh dalam jurang cinta? ataukah dia akan terperosok lebih dalam setelah mengetahui bahwa suaminya ternyata ada orang paling baik yang pernah ada di hidupnya?

Jika batas waktu pernikahan telah datang, mampukan Erina melepaskan suaminya dan kembali pada kehidupan lamanya? Atau malah cinta yang lama dia pendam malah berbuah manis dengan terbukanya hati sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepanikan Arga

Erina menatap sebal ke arah Arga yang sudah terlentang di atas dipan. Tempat tidur sempit itu hanya di alasi tikar pandan di atasnya. Tidak ada kasur apa lagi springbed empuk di sana.

*Lihat kasur itu bahkan tidak cukup menopang tubuhnya yang besar, lalu aku harus tidur di mana? Di atasnya? Atau dia yang di atasku*?

*Eh! Astaga, apa yang sedang aku pikirkan. Kenapa aku jadi berpikiran jorok begini, benar-benar memalukan*!

Pikiran kotor yang sempat terlintas di benaknya membuat wajah gadis itu memerah. Dia cepat-cepat menutupi mukanya dengan kedua tangan sembari menggeleng-gelengkan kepala, berharap pikiran jorok itu segera enyah dari kepalanya.

Arga diam-diam mengamati perubahan rona di wajah Erina, laki-laki itu seakan bersikap acuh namun sebenarnya dia sedang berusaha menahan senyumnya melihat tingkah Erina yang di anggap lucu olehnya.

*Lihat! Dia pasti berfikiran jorok saat ini. Apa dia pikir aku akan menidurinya? Huh, percaya diri sekali. Memangnya aku bodoh, mana mungkin aku melakukannya dirumah orang? Di atas ranjang reyot yang berderit nyaring saat aku bergerak ini. Bisa-bisa seisi kampung terbangun nanti*.

Arga terkekeh dalam hati. Masih berkutat dengan pikirannya, sebuah ide jahil muncul tiba-tiba di benaknya.

"Kau mau melakukannya dengan berbaring di sana atau dengan berdiri saja?" Suara Arga membuat jantung Erina mencelos. Pasalnya laki-laki itu kini sudah berdiri di belakangnya, berbisik lirih di telinga gadis itu. Membuatnya menggelinjang menahan geli.

Erina panik! Irama jantungnya berdetak tidak beraturan, wajahnya semakin memerah.

"Berdiri sepertinya ide yang bagus, tidak akan ada suara yang muncul dari ranjang reyot itu," tangan Arga sudah melingkar penuh di pinggang Erina. "Kau bisa menahan desahanmu kan?" ucapnya masih dengan berbisik.

Aaaaa....

Arga iseng menggigit kecil telinga Erina, nafasnya terdengar dengan sangat jelas. Berhembus lembut di leher Erina.

"Maksud anda apa?" Erina bicara terbata karena gugup. Jantungnya berdebar semakin kencang.

"Jangan pura-pura tidak tahu yang kumaksud." Bibir Arga perlahan turun menelusuri leher jenjang milik Erina. Tangannya pelan menyibak rambut Erina yang terburai kesamping. Tangan besar itu sudah hampir meremas sesuatu di balik baju istrinya.

"Eh, tapi anda bilang tidak akan pernah tidur dengan saya kan?" Tangan Erina sigap meraih tangan Arga, membuat laki-laki itu urung melanjutkan aksinya.

Arga susah payah menahan tawanya, saat tangan besarnya menyelinap masuk ke balik baju Erina tadi, dia jelas bisa merasakan detak jantung istrinya benar-benar berdegup sangat kencang.

"Kau lupa peraturannya?"

"Bukan begitu, anda bisa melukai harga diri anda kalau tidur dengan gadis jelek seperti saya." Erina berusaha ngeles, berharap Arga mengurungkan niatnya.

"Kau berani mengaturku?" Arga membalik tubuh Erina jadi berhadapan langsung dengannya. Dia sama sekali tidak mengendurkan dekapan tangannya. Membuat tubuh mereka benar-benar menempel tanpa jarak.

*Dia tidak benar-benar mau meniduriku kan, dia hanya mengintimidasiku. Tidak mungkin dia berselera pada gadis jelek sepertiku kan*.

"Tidak, saya tidak berani." Bibir Arga menciumi setiap jengkal wajah Erina, membuat gadis itu memejamkan matanya erat. Dia meremas punggung besar suaminya, gugup dan ketakutan bercampur aduk dalam dirinya.

"Ayo kita mulai." Bisiknya lagi, kali ini Erina benar-benar terbelalak. Tangan besar itu benar-benar meremas sesuatu yang tersembunyi di balik bra yang Erina kenakan. Remasan yang lembut, namun sangat intens.

Bibir Arga sudah menyatu dengan bibir Erina. Mengulumnya lembut, kali ini dia tidak perlu menggigit bibir bawah Erina lagi, gadis itu sudah membuka mulutnya dengan sendirinya.

Wajah Erina mendadak pucat pasi, tangannya berkeringat begitu juga dahinya. Hal itu membuat Arga menghentikan aktifitasnya sejenak. Cukup aneh karena udara di sana benar-benar dingin, seharusnya Erina tidak sampai berkeringat, apalagi mereka belum sampai pada permainan inti.

"Kau baik-baik saja?" Arga mengusap keringat di dahi Erina. Gadis itu terlihat lemah, bibirnya pucat.

"Hei, apa kau baik-baik saja?" Arga mengulang pertanyaannya.

Dan tiba-tiba 'Hooeekkk'

Erina muntah, tepat di baju Arga. Laki-Laki itu memekik tertahan, dia benar-benar tidak menyangka jika Erina sampai bereaksi seperti itu.

*Apa dia benar-benar sakit*?

"Erin, kau kenapa?" Arga setengah berteriak sembari tangannya masih menopang tubuh Erina agar tidak jatuh.

Teriakan Arga membangunkan seisi rumah, Bapak itu datang bersama istrinya. Membuka pintu yang memang tidak ada kuncinya.

"Ada apa Tuan?" Mereka ikutan panik saat melihat Erina terkulai lemas di pelukan Arga.

"Apa yang terjadi?"

"Saya tidak tahu pak, tolong kami."

Ibu itu membantu membaringkan Erina di atas dipan. Dan Bapak segera berlari kearah dapur untuk mengambil air hangat.

"Apa yang sakit?" ibu itu bertanya pada Erina. Keringat masih bercucuran deras dari dahinya.

"Perut saya sakit." Erina meringis, suaranya terdengar sangat pelan.

"Apa dia sedang hamil?"

"Tidak, istriku tidak hamil," Arga terdiam sebentar, berusaha berfikir. "Apa di sekitar sini ada rumah sakit?" Tanyanya kemudian.

"Tidak ada rumah sakit di sini tapi di desa sebelah ada yang bisa menyembuhkan orang sakit."

Bapak itu mengulurkan air hangat, namun karena terlalu lemah Erina sama sekali tidak mampu meneguknya.

"Apa dia dokter?" Arga semakin panik.

Suami istri itu bersitatap, menggeleng.

"Bukan dokter, tapi seorang dukun."

*Dukun? Aku mau di bawa ke dukun? Memangnya aku kesurupan apa? Aku sakit perut*. Erina menangis dalam hati

Pikiran Arga semakin kalut, sudahlah masa bodoh mau dukun atau apa. Yang penting istrinya bisa sembuh segera.

"Tolong antar kami kesana." Wajah paniknya sudah tidak dapat di kondisikan lagi.

"Baik, akan saya antarkan." Bapak itu segera bersiap membawa senter dan jaket untuk Erina. "Anda bisa menggendongnya di punggung Tuan?"

"Kita pakai mobil saja."

"Tapi jalan yang akan kita lewati nanti tidak bisa dilewati mobil."

Arga benar-benar tidak bisa berfikir, dia sudah terlalu panik melihat Erina yang merintih kesakitan.

Tanpa berfikir panjang dia menggendong Erina di punggungnya, kemudian berlari mengikuti langkah Bapak itu, mereka benar-benar kepayahan. Jalanan yang mereka lalui cukup menanjak, apa lagi Arga harus berlari sambil membawa Erina di punggungnya. Namun dia sama sekali tidak peduli, meski nafasnya mulai tersengal dia tetap berlari sebisanya.

"Bertahanlah Erin, kumohon bertahanlah, kita akan segera sampai."

.

.

(*BERSAMBUNG*)

1
Riskia Riskia
terlalu lama males bacanya updete nya lelet
Herlina M. Siman
ayu arga buat pethitungan dengan sherly,dia ingin memisahkan kamu dengan istrimu
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Aini~
Kalau Sherly memakai penyakit mental Clara sebagai senjata, takutnya Erina jadi kasihan dan mengalah. apa lagi saat ini erina masih belum sadar kalau dia sudah mencintai suaminya.
partini
selangkah di depan dong dari pada kamu kawatir ,, biar ga kecolongan ma Sherly
partini
ayo ga buat perhitungan sama Sherly ,,,harus gercep kamu cowok CEO lagi masa kalah ma gerombolan ulet bulu ya kan Thor
Sumiyati oo: arga beruntung dapat erina yg masih ori,polos

kalau sama clara dapat bekas bapak dan kakak tiri
depresi pula

lanjut kak otor
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Aini~
Pemikiran Erina benar2 sederhana dan polos sekali ya, masak dia belum sadar juga dia sudah menikah dengan siapa. bisa2nya dia meremehkan Arga. 😏
Aini~
Astagaaaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aini~
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aini~
drama ikan buntal 😂😂😂
Aini~
sepertinya Erina juga sudah mencintai Arga tanpa dia sadari
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sumiyati oo
sikap arga keren....jangan kasih celah clara merusak rumahtanggamu ga
jujurlah sama erina tentang apa yg kamu rasakan dan kejadian dikantor tadi

erina harus tegas, hempaskan clara walau belum ada cinta ke arga setidaknya pertahankan rumahtangga
perjuangkan nasib sendiri, sedikit egois boleh ya erina

buat erina hamil ya kak dan arga bucin
lanjut kak/Coffee//Rose//Drool/
Aini~
baterainya habis , minta di cas kayaknya... wkwkwkwkw
Aini~
wah, keren Arga udah mau membela Erina terang-terangan... 🥰🥰
partini
hemmm Serly jg mau usaha bikin Clara balikan lagi uhhhh menejer gila
Aini~: iya, bener2 si Clara, bukan cuma dia yang berusaha, bahkan menegernya juga ikutan bergerak buat nyatuin Clara sama Arga lagi...
total 1 replies
partini
harusnya gantungan kunci bisa berkedip Thor kalau mereka jarak nya tidak jauh jadi tau kalau salah satu di antara mereka ada di sekitar ga jauh ,,
Reni Anjarwani
lanjut doubel up trs thor
Aini~
Kakek pasti senang, sudah berhasil membuat mereka tidur bersama... hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!