Naiya adalah gadis miskin yang diabaikan ibunya. Karena ketidak mampuan sang kakek membuat Naiya harus terpaksa mengikuti ibunya untuk tinggal bersama dengan ibunya yang sudah menikah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myranda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9
Setelah selesai melakukan pemeriksaan Risky pun membawa Naiya pulang.
" Apa kamu tidak kuliah? Kenapa kamu bekerja di restaurant itu" Kata Risky
" Hari ini aku tidak ada mata kuliah kak, aku bekerja karena tidak ingin tinggal di rumah. " Kata Naiya
"Apa Enjel masih memperlakukan kamu seperti itu" Kata Risky
" Tidak kak,,, hanya saja aku tidak merasa nyaman disana " Kata Naiya
" Jika merasa tidak nyaman kenapa tidak pindah, kenapa masih bertahan disana " Kata Risky
" Aku tidak enak dengan paman dan ibu" Kata Naiya
" Pikirkan dirimu saja, mereka belum tentu memikirkan kamu. " Kata Risky. Namun Naiya pun hanya tersenyum.
" Naiya..... tinggal lah dirumah ku untuk saat ini sampai luka kamu sembuh. "
" jika kamu tinggal disana siapa yang aksn merawat kamu nanti" kata Risky
" lalu apa bedanya dengan tinggal dirumah kak Risky " kata Naiya
" setidaknya aku akan membantu kamu" kata Risky
" hehehe.... "
" terimakasih banyak kak, kakak sangat baik. tapi aku tidak skan nyaman tinggal disana. "
" lagi pula aku hanya perlu istirahat beberapa hari lukaku akan sembuh. " kata Naiya.
mendengar penolakan Naiya Risky pun hanya terdiam. Kini mereka sudah tiba di rumah Ardin.
" Kenapa kamu masih memblokir ku"
" Apa kamu tidak berniat membuka nya" Kata Risky
" Baiklah kak,, aku akan buka" Kata Naiya membuka blokiran nya.
" Jangan pernah memblokir nya lagi " Kata Risky
" Iya kak"
" Kak bisa kah rahasia kan masalah saat ini. " Kata Naiya
" Baik...." Kata Risky setelah itu Risky dan Naiya pun keluar dari dalam mobil.
Risky pun membantu Naiya dan saat itu Merry, Indra beserta Enjel sedang berada di ruang tamu.
Mereka pun melihat Risky memapah Naiya dan mereka menyadari keadaan Naiya saat ini. Enjel pun langsung cepat-cepat menjauhkan jarak Naiya dengan Risky.
" Naiya apa yang terjadi" Kata Merry
" Naiya tidak sengaja terjatuh dari tangga tante" Kata Risky
" Lalu kenapa kalian bisa bareng? " Kata Enjel
" Kebetulan aku ada urusan pekerjaan ke kampus Naiya, jadi kebetulan melihat Naiya mengalami kecelakaan. Karena aku mengenalnya itu sebabnya aku membantunya " Kata Risky
" Terimakasih banyak nak sudah merepotkan kamu. "
' aku akan membawa Naiya kedalam kamarnya " Kata Merry
" Paman aku pergi dulu" Kata Risky
" Baiklah " Kata Indra
Setelah tiba di kamar, Merry pun berbicara dengan Naiya.
" Naiya.... Apa kalian berdua memilki sesuatu? " Kata Merry
" Sesuatu apa maksudnya bu... "Kata Naiya
" Aku melihat sepertinya Risky menyukai kamu" Kata Merry
" Kami tidak memiliki hubungan apapun bu, kami hanya tidak sengaja bertemu hari ini " Kata Naiya
" Lalu bagaimana dengan kamu, apa kamu menyukai Risky " Kata Merry
" Aku tidak memilki perasaan apapun dan tujuan ku datang ke kota ini hanya untuk kuliah, tidak ada yang lain bu. " Kata Naiya berbohong karena sebenarnya dia perlahan sudah mulai menyukai Risky.
" Syukur lah... "
" Aku tahu Risky memang anak yang baik. "
" Akan tetapi kamu harus sadar, keluarga Risky adalah keluarga yang terpandang di kota ini."
" Siapa yang tidak mengenal keluarga mereka, "
" Akan tetapi kamu harus tahu, latar belakang kamu dengan dia sangat berbeda."
" Walaupun kamu sangat pintar di kampus akan tetapi itu tidak lah cukup menjadi modal kamu untuk memasuki keluarga Pradana, mereka pasti mencari wanita yang latar belakangnya setara dengan keluarga mereka "
" Sementara kamu hanya anak dari pria miskin yang sudah meninggal "
" Seandainya ayahmu memiliki sesuatu mungkin kamu tidak akan mengalami hal yang buruk seperti ini. "
" Jika bukan karena kebaikan mas Indra mungkin kamu tidak akan kuliah, aku berharap kamu jangan mengecewakan mas Indra." Kata Merry mendengar itu Naiya mengepalkan tangannya penuh dengan emosi.
" Siapa kamu membicarakan ayahku, kamu tidak berhak sedikitpun. "
" Walaupun dia miskin tapi dia membesarkan ku dengan sangat baik, dia tidak pernah meminta uang sepeserpun dari kamu. "
" Saat aku datang kesini, sejak awal aku sudah ingin pergi dari sini akan tetapi kalian menahan ku, mengatakan membiayai semua kebutuhan dan kuliah ku dengan alasan bahwa ini tanggungjawab kamu sebagai waliku. Tetapi kenapa sekarang seakan kamu selalu mengungkit kebaikan kamu menganggap ku sebagai pengemis dan kamu adalah orang yang bersedekah kepada ku selalu mengingatkan aku bahwa aku harus sadar diri. " Kata Naiya menangis.
" Naiya bukan seperti itu maksud ibu " Kata Merry.
" Aku akan mengingat nya bu, jika ibu tidak ada hal penting yang ingin di bicarakan ibu pergilah aku ingin istirahat. " Kata Naiya
" Baiklah " Kata Merry pergi meninggalkan Naiya. Setelah Merry pergi Naiya pun mengubungi temannya untuk meminta ijin kepada bosnya bahwa satu minggu ini dia tidak bisa bekerja di bar karena dia mengalami kecelakaan.
Setelah itu dia juga tidak lupa menghubungi pemilik toko untuk meminta ijin.
Setelah panggilan berakhir kini Enjel menemui Naiya.
"'Aku peringatkan kamu segera jauhi kak Risky, kak Risky adalah calon suami aku. "
" Dan sebelum kamu bersaing dengan ku seharusnya kamu sadar dirilah, kamu hanya seorang pengemis yang numpang makan dan tidur dirumah ku. " Kata Enjel
" Bisa tidak kata-kata kamu itu jangan kasar begitu" Kata Naiya
" Memangnya Kenapa....? "
" Kamu tidak terima? "
" Atau kamu sakit hati atau kamu malu? , memang itulah kenyataannya kamu " Kata Enjel setelah mengatakan itu Enjel pun pergi keluar dari dalam kamar Naiya. Naiya pun hanya menarik nafas nya untuk menahan kesabarannya.
Akan tetapi baru saja Enjel pergi, kini kakeknya kembali menghubungi Naiya.
" Hallo kek... " Kata Naiya
" Bagaimana nak, apa kamu sudah berbicara dengan ibu kamu? " Kata Yusman.
" Ibu sedang pergi keluar negeri menemani suaminya untuk berbisnis kek, dan nomornya sangat susah dihubungi. Mungkin dia akan kembali satu minggu lagi. '
" Kakek bersabarlah aku akan membicarakan hal ini dengan ibu" Kata Naiya
" Sebenarnya kepala desa bersedia membantu kita, akan tetapi sebagai gantinya kamu harus menikah dengan Pardi"
"Kakek tidak ingin membiarkan kamu menikah dengan preman itu, lebih baik kakek menjual rumah ini daripada harus melihat kamu menikahinya. " Kata Yusman.
" Terimakasih kakek, aku akan berusaha sebaik mungkin " Kata Naiya.
Setelah itu panggilan mereka pun berakhir. Naiya pun membaringkan tubuhnya lalu beristirahat.
Setelah beberapa jam Naiya pun terbangun karena ponselnya berdering. Saat melihat ponsel ternyata Risky yang menghubungi nya.
" Hallo" Kata Naiya dengan suara yang berat.
" Kenapa lama sekali mengangkat telepon ku, apa kamu baik-baik saja " Kata Risky bertanya dengan sangat khawatir Naiya pun terdiam mendengar perkataan Risky.
"'Sejak aku tiba disini, dia selalu membatu ku dia mengkhawatirkan aku sama seperti kakek dan ayahku. "
" Dia sangat baik kepada ku" Batin Naiya semakin menyukai Risky.
" Naiya.... " Kata Risky memanggil Naiya karena Naiya terdiam.
" Iya kak, " Kata Naiya
" Apa kamu baik-baik saja" Kata Risky
" Iya kak... " Kata Naiya
" Kenapa lama sekali mengangkat telepon ku" Kata Risky
" Aku ketiduran dan baru terbangun kak " Kata Naiya
" Kamu sudah makan? " Kata Risky
" Belum kak " Kata Naiya
" Apa ada sesuatu yang ingin kamu makan aku akan membelikan nya untuk kamu" Kata Risky
" Aku sebenarnya ingin makan mi instan goreng kak, waktu aku dikampung ayah dan kakek sering memasak nya untuk ku. Akan tetapi setelah disini aku tidak pernah memasak nya karena aku tidak berani memakai barang-barang dapur mereka. " Kata Naiya
" Jika begitu kamu tunggu sebentar, aku akan memasaknya untuk kamu. " Kata Risky
" Memangnya kak Risky bisa memasak. " Kata Naiya
" Bisa sedikit-sedikit tapi mungkin masakan ku tidak seenak masakan ayah dan kakek kamu. " Kata Risky
" Terimakasih banyak kak. " Kata Naiya tersenyum
" Sudah,,, teleponnya aku tutup dulu ya... " Kata Risky dan kini telepon pun berakhir.
Setelah satu jam lebih berlalu kini seseorang mengetuk pintu kamar Naiya. Dengan kaki pincang Naiya pun berjalan menghampiri pintu.
Saat membuka pintu dia pun melihat Ardin berdiri didepan pintunya.
" Ada apa " Kata Naiya
" Ini titipan dari Risky. " Kata Ardin
" Terimakasih " Kata Naiya menerima makanan tersebut dari Ardin.
" Apa kamu sudah ke dokter"
" Jika masih merasakan sakit pergilah ke dokter, jangan sampai mati disini" Kata Ardin
" Aku sudah berobat " Kata Naiya tersenyum karena dia tahu sebenarnya Ardin berkata seperti itu untuk mengungkapkan rasa perhatiannya.
" Aku hanya tidak ingin orang-orang akan berpikiran bahwa kami sedang menyiksa kamu" Kata Ardin
"Sebelum mati aku akan pastikan sudah keluar dari sini. " Kata Naiya
" Lagi pula orang dewasa macam apa yang bisa terjatuh dari tangga. "
" lain kali berhati-hatilah " Kata Ardin dengan dingin pergi meninggalkan Naiya. Naiya pun hanya tersenyum menatap Ardin pergi.
" Mulutnya sangat tajam, tapi hatinya baik " Kata Naiya lalu menutup pintu kamarnya.
Naiya pun menghubungi Risky mengucap terimakasih kemudian mereka berdua pun berbicang layaknya seperti teman.