Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Aneh Tasya.
Kelap kelip bintang menerangi gelapnya malam, serta hempasan ombak menjadi saksi bagaimana romantisnya, ketika Reza kembali melamar Tasya dengan sebuah cincin berlian. Reza sengaja memberikan surprise, berupa sebuah lamaran romantis untuk sang istri. bagaimana tidak sebelum mereka menikah, jangankan sebuah lamaran romantis yang di sertai cincin, menemui Tasya pun Reza tak sudi ketika itu.
Sebuah meja makan yang telah di sulap seromantis mungkin dengan hiasan lilin lilin putih serta taburan bunga mawar, telah di persiapakan Reza khusus untuk sang istri tepat di pinggir pantai.
"Sayang, maafkan jika dulu mas tidak pernah melakukan hal hal yang romantis untuk kamu." Ucap Reza, kemudian melangkah mendekat ke arah istrinya.
"Izinkan mas melakukan sesuatu, yang seharusnya dulu mas lakukan ketika meminta kamu menjadi istri mas." tasya masih belum sepenuhnya paham dengan ucapan suaminya.
"Mas." akhirnya Tasya bersuara, ketika Reza sudah berlutut tepat di hadapannya, yang saat ini tengah duduk di sebuah kursi, dengan meja yang sudah di hias seindah mungkin.
"Natasya Amira,,, sudikah engkau menjadi kekasih halalku." ucapan yang semestinya di katakannya sejak dulu, baru di ucapkan Reza setelah hampir lima bulan, usia pernikahan mereka. sementara Tasya yang mendengar ucapan suaminya benar benar terharu. bagaimana tidak, wanita mana yang tidak terharu karena bahagia, saat di perlakukan seperti Reza memperlakukan dirinya saat ini.
"Tasya sudi menjadi istrinya mas Reza, sejak awal pernikahan kita. sekalipun pernikahan kita dulu tidak di awali dengan cinta, tetapi Tasya tetap sudi dan ikhlas menjadi kekasih halal bagi mas Reza." terang Tasya usai mengusap air mata harunya. mendengar penuturan istrinya sontak membuat Reza berdiri dari posisi sebelumnya, kemudian memeluk tubuh istrinya.
"Badan mas bau banget sih." adegan romantis yang di sertai haru biru tersebut seketika sirna, di saat Tasya mengeluhkan aroma tubuh Reza yang menurutnya sangat tidak sedap.
"Nggak kok sayang, badan mas nggak bau. orang badan mas harum gini, kenapa malah di bilang bau sih sayang??." ujar Reza, sembari mengendus aroma tubuhnya sendiri, yang beraroma maskulin khas seorang pria dewasa.
"Jangan jangan parfum mas lagi yang nggak enak baunya??." kata Tasya yang kekeh dengan ucapannya.
"Mas pakai parfum yang biasa mas pakai sayang, nggak ada yang beda." Reza kembali mendekati istrinya.
"Mas jangan dekat dekat deh, bau banget mas." rengek Tasya ketika Reza hendak mendekat padanya.
"Ok sayang, mas jauh jauh sekarang." sahut Reza, bingung dengan sikap Tasya, yang sangat aneh menurutnya. Reza yang masih bingung dengan perubahan sikap istrinya, memilih kembali ke tempat duduknya.
"Loh makanannya kenapa nggak di makan sayang??." Tanya Reza, saat melihat Tasya hanya mengaduk ngaduk makanan yang tersaji di piringnya.
"Tasya nggak suka sama makanannya mas." jawaban Tasya semakin membuat Reza heran bercampur bingung. bagaimana tidak, semua makanan yang sengaja di pesan oleh Reza adalah makanan kesukaan Istrinya.
"Bukannya ini semua makanan kesukaan kamu sayang??." Ucapan Reza mendapat gelengan dari Tasya.
"Kalau nggak mau makan semua ini, lalu istri mas pengen makan apa??." tanya Reza dengan nada yang begitu lembut.
"Malam malam gini, makan masakan mas Reza kayaknya nikmat deh." kata Tasya dengan senyuman yang terukir di wajah cantiknya.
"Haaah." Reza yang hampir seumur hidupnya, tidak pernah menyentuh perlengkapan dapur, di buat kaget bukan kepalang karena permintaan sang istri.
"Nggak papa deh, kalau mas Reza nggak mau masak." senyum di wajah Tasya berubah menjadi raut kekecewaan.
"Bukannya mas nggak mau masakin kamu sayang, tapi masalahnya mas nggak bisa masak, bahkan bisa di bilang mas nggak pernah menyentuh perlengkapan dapur selama hidup mas." terang Reza. namun melihat kekecewaan di wajah istrinya, membuat Reza tidak tega untuk menolak.
"Baiklah, sekarang kita kembali ke rumah, nanti mas buatin nasi goreng buat Tasya." kata Reza yang akhirnya mengalah dan bersedia memasak untuk sang istri.
"Yang bener mas??." Sumringah, ya begitulah wajah Tasya, ketika mendengar Reza bersedia memasak untuknya malam ini.
Setibanya di rumah Reza segera melangkah menuju dapur untuk membuat nasi goreng pesanan sang istri.
"Mas sama mbak Tasya ngapain sih malam malam gini di dapur??." selidik Vina yang tadi ingin mengambil sebotol air mineral.
"Ini nih Vin, istri mas pengen di buatin nasi goreng." jawab Reza seraya menyajikan nasi goreng buatannya pada sebuah piring. sementara Tasya dengan mata berbinar, menyaksikan sang suami menyajikan masakan buatannya itu ke dalam sebuah piring.
"Enak banget." ujar Tasya dengan semangatnya ketika menyantap sepiring nasi goreng buatan suaminya. sementara Reza serta Vina hanya bisa saling melempar pandangan.
"Emang masakan mas Reza seenak itu ya mbak?? Vina jadi penasaran dengan nasi goreng buatan mas Reza." kata Vina dengan rasa penasaran membara akan seberapa enaknya, nasi goreng buataan kakaknya tersebut, hingga membuat istrinya begitu lahap menyantapnya.
"Vina, kamu cobain deh, enak banget." Tasya menawarkan nasi goreng tersebut pada Vina, kemudian di angguki oleh adik iparnya itu.
"hooooeeekkk." seketika Vina memuntahkan nasi goreng yang di cicipinya.
"Kenapa Vin??." selidik Reza.
"Enak darimana sih mbak??? nasi goreng asin yang nggak layak di makan kayak gini, malah di bilang enak." ucapan Vina barusan, Membuat Reza segera menyingkirkan sepiring nasi goreng tersebut dari hadapan istrinya, usai mencobanya juga lebih dulu.
"Kenapa di ambil sih mas??." rengek Tasya layaknya seorang balita yang kehilangan mainannya.
"Sayang nggak usah di makan lagi ya!!! nanti nasi gorengnya mas beliin aja gimana??." Reza mencoba memberi tawaran pada istrinya, namun di tolak mentah mentah oleh Tasya.
"Nggak mau, mau yang itu." rengek Tasya seraya menunjuk ke arah nasi goreng buatan Reza tadi.
"Udah mas, kasih aja kenapa sih!! mungkin lidah mbak Tasya lagi pengen yang asin asin kali??." saran Vina karena tidak tega melihat kakak iparnya yang terus merengek.
"Tapi sayang, mas takut nanti kamu bisa sakit perut Sya." ucap Reza yang mengkhawatirkan istrinya.
Namun tidak tega melihat air mata yang hampir lolos di sudut mata istrinya, Reza pun mengalah lalu kembali memberikan sepiring nasi goreng buatannya itu pada Tasya.
"Kenapa sikap Tasya akhir akhir ini terasa aneh??." bathin Reza. sebab seminggu lalu Tasya juga pernah menangis semalaman, tanpa tahu apa penyebabnya. bahkan Tasya pernah meminta Reza, untuk nggak usah mandi ketika kembali dari kantor. Tasya memintanya melakukan itu dengan alasan jika usai mandi aroma tubuh Reza begitu menyengat di indra penciumannya.
"Maa udah kenyang, makasih ya sayang, ini nasi goreng terlezat yang pernah Tasya makan." ucapan Tasya semakin membingungkan Reza.
"Ya Tuhan apa nasi goreng asin itu, terasa begitu nikmat di lidah istriku??." begitu banyak pertanyaan yang melintas di benak Reza saat ini.
Terima kasih sebelumnya to my readers, yang sudah meluangkan waktunya untuk menikmati karya author,,, karya author masih jauh dari kata sempurna, maka mohon pengertiannya jika alur ceritanya tidak sesuai dengan ekpektasi kalian 🙏🙏🙏 jangan lupa untuk memberikan like, koment and votenya ya,,,!! biar thor makin semangat berkarya 😘😘😘😍😍😍😍
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak