dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang di lupakan oleh keluarganya, dini selalu tidak di anggap oleh seluruh keluarganya. namun dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia. dia selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya tapi balasan keluarganya hanya mengacuhkannya atou memarahinya.
namun, dia yang selalu berusaha untuk mendekati keluarganya, tapi hasilnya hanya dia di abaykan oleh keluarga nya. dan akhirnya dini menyerah, dia akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. dan menjauhi orang - orang yang tidak ingin berdekatan dengan nya. saat dini mulai menjauhi mereka, mereka baru tersadar dan menyesalinya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rian
Haloo semuanya......
Maaf bila masih banyak kata yang salah dan penulisan kurang baik, saya baru pertama kali menulis novel.
Terima kasih. . .
dan....
selamat membaca.....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Rian yang sedang mencari bi Imah ke daerah kamar pembantu mendengar bi Imah dan pak Ade sedang berbicara tentang dini.
"Imah gimna keadaan non dini sekarang? Apa sudah membaik!" tanya mang Ade.
"Alhamdulillah mang non dini sekarang sudah membaik" jawab bi imah.
"Alhamdulillah kalo begitu bi. Saya berharap dengan keluarga baru non dini bisa membuat non dini merasakan kehangatan sebuah keluarga mang" ucap bi Imah.
Rian yang mendengar kalau dini mempunyai keluarga baru, dan mendengar bi Imah yang mendoakan kebahagiaan dan kehangatan sosok keluarga untuk dini, untuk merasakan kehangatan sebuah keluarga, Membuat Rian merasa sangat bersalah, Rian baru tersadar kalau dia dan keluarganya tidak pernah memberi dini kehangatan sepantasnya keluarga, mereka malah menghina dan menganggapnya bukan keluarga, selalu mengacuhkannya.
# Flash back o**n**
"kak aku pengen dong boneka kaya kak caca!" ucap dini.
dini Tidak pernah di beri hadiah oleh keluarganya, dini hanya pernah di beri hadiah oleh bi Imah saja.
"beli aja sendiri, kenapa minta gue? Lu yang pengen kenapa gue yang repot" jawab Rian.
"kan ka Caca juga sama Kakak di belin ko aku gak pernah di beliin" tanya dini.
"ya terserah gue lah uang - uang gue ko Lo yang repot" jawab Rian dengan marah.
Rian pun langsung pergi.
"mah aku boleh gak minta boneka yang kaya kak caca?" tanya dini.
"gak" jawab nyonya Fitri singkat.
"ko aku gak pernah di beliin hadiah kaya ka Caca mah" tanya dini.
"saya gak mau menghamburkan uang untuk hal yang tak berguna, kalo kamu Pengan boneka kaya gitu kerja cari uang sendiri" jawab nyonya Fitri dengan raut Tidak suka.
"tapi ko kak caca gak kerja tapi dapet terus hadiah mah, aku juga pengen dapet boneka kaya kak caca" ucap dini.
"kalo Caca beda sama kamu, sana pergi ganggu aja kamu" ucap nyonya Fitri.
dini langsung berlari ke kamar nya dan menangis, dari sana lah dini selalu bekerja keras dan tidak pernah meminta minta kepada orang lain.
#flash back off
Itu adalah salah satu kejadian yang sangat berkesan untuk dini, karena kejadian itu yang membuat sedikit demi sedikit sifat dini berubah dan menjauh.
Dan saat dini tau kalau dia tidak terdaftar dalam kartu keluarga Kusuma dia menangis sejadi - jadinya dan dia melihat akte nya dan ijazah dini, semuanya tidak ada nama orangtua kandungnya hanya orangtua bi Imah yang sudah meninggal yang ada di dalam akte tersebut.
Saat itu dini masih menahan dan bersabar mungkin nanti kedua orangtuanya dan keluarga besarnya menerima kehadirannya, namun apa daya Sampai saat dimana dini sakit pun, mereka tidak ada yang datang ke dalam kamarnya untuk menanyakan keadanya.
Namun kesabaran ada batasnya, dini mulai menjauh dan membuat tembok tinggi untuk membatasi hubungan dengan keluarga kandungnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kembali ke Rian yang sedang mendengarkan pembicaraan bi Imah dan mang Ade.
"terus bangi mana dengan kondisi amnesia non dini bi?" ucap mang Ade.
"non dini sepertinya tidak akan bisa mengingat kenangan dulu lagi mang!" ucap bi Imah.
Rian yang mendengar kalau dini amnesia kaget.
"dini amnesia!!" ucap Rian dengan keras, membuat bi Imah dan mang Ade melirik ke arah Rian.
"t-tuan muda" ucap bi Imah dan mang Ade.
"apa yang kalian katakan kalau dini amnesia?" tanya Rian.
Mang Ade dan bi Imah hanya diam dan menundukkan kepala mereka, karena mereka tidak tau harus menjawab apa.
"JAWAB!!" teriak Rian.
"i-iya tuan, non dini amnesia, dan amnesia non dini permanen tuan" ucap bi Imah.
Sebenarnya bi Imah enggan memberi tahu keadaan non dini, tapi apalah daya dia tidak bisa terus menyembunyikan rahasia itu.
"kapan? Dan kenapa kalian tidak memberi tahu kami" tanya Rian.
"se-sebenarnya waktu itu ibu - ibu yang datang ke sini, dia ingin memberi tahukan keadaan non dini, namun tuan imam mengusirnya dengan kasar dan berkata tuan imam sudah tidak mau lagi menganggap non dini sebagai anaknya lagi tuan, jadi ibu itu meminta saya merahasiakannya saja, dan non dini akan dia bawa pergi oleh ibu itu" ucap mang Ade.
"sebenarnya kami jugak tidak ingin melakukan hal seperti ini tuan tapi kami juga ingin membuat non dini merasakan ke bahagia tuan, kami saat melihat non dini dengan ibu itu merasa terharu karena saya melihat non dini sangat bahagia tuan, kami tidak ingin merusak kebahagiaan yang baru non dini rasakan" ucap bi Imah, mulut bi Imah sangat gatal, dan ingin mengucapkan perlakuan mereka terhadap non dini, dan tanpa sadar bi Imah terus berbicara bagaimana mereka memperlakukan dini dengan buruk, menyiksa dini dengan kata - kata yang tak baik dan mengurung dini di gudang walaupun itu bukan kesalahan dini, tapi tetap dini yang akan di hukum dan di siksa oleh mereka.
Rian yang mendengar perkataan bi Imah hanya terdiam dan merenunginya, saat ini di kepala rian seperti melihat bayangan dan kata - kata yang tidak baik yang di katakan kepada dini olehnya.
Rian langsung pergi dari ruangan itu dan langsung pergi ke kamarnya tanpa Menyapa siapapun.
"Rian" ucap nyonya Fitri yang ada di ruang keluarga.
nyonya Fitri yang melihat Rian tidak menjawab dan hanya terus berjalan ke kamarnya merasa aneh dan mengikutinya.
nyonya Fitri sudah ada di depan kamar Rian dan mengetuk pintu Rian.
Namun Rian Tidak kunjung membuka pintu, nyonya Fitri langsung membuka pintu dan melihat Rian yang sedang duduk di atas ranjangnya sambil melamun.
"kamu kenapa nak?" tanya nyonya Fitri.
Rian hanya diam dan memandang lurus kedepan.
Dan tiba - tiba Rian berkata.
"apa mamah gak kangen sama dini? " tanya Rian.
nyonya Fitri hanya diam.
"ahh apa yang aku katakan!!" ucap kembali Rian.
"kamu kenapa sih nak?" tanya nyonya Fitri
Rian hanya diam, dia sangat merasa bersalah dan tak pantas menjadi kakak, karena dia Tidak pernah memberikan peran sebagai kakak kepada dini.
"apa mamah tidak khawatir dengan dini? dia sudah lama pergi dari rumah, dan kebenaran dari foto yang di kirimkan oleh orang yang tak menyukai dini adalah suatu kebohongan. apa mamah Tidak merindukannya? Apa mamah sebegitu bencinya dengan dini sampai mamah tidak menganggapnya sebagai anak?" tanya Rian.
"kamu ngomong apa sih? Gak biasanya kamu ngomongin dia!" jawab nyonya Fitri.
"dia dini, dan dia punya nama. Apa mamah sudah lupa dengan namanya...
Ah seharusnya aku menyadarinya dari dulu, bukan dini yang selalu salah, tapi mamah dan papah membuatnya selalu salah di hadapan ku dan keluarga besar membuat kita semua membencinya, apa kalian sebegitu bencinya dengan dini. Dia tidak pernah meminta untuk di lahirkan oleh orang tua seperti kalian, dia hanya gadis kecil yang berusaha untuk menerima segala cacian dari kita" ucap Rian.
Nyonya Fitri hanya diam, dia kaget dengan apa yang di katakan Rian.
"dan aku ingin meminta kepada mamah, ingat mah nanti saat mamah bertemu lagi dengan dini di keadaan apapun, jangan pernah menyapanya atau mengenalkan diri mamah sebagai orangtuanya. Biarkan dia bahagia dengan kehidupan barunya, jangan mencari tau tentang dini karena kita tidak pantas untuk mengetahui keadaannya, biarkan dia bahagia" ucap Rian sambil berjalan keluar dari kamarnya..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...