"Perawan tua' itulah hinaan yang selalu Alya terima dari tetangga bahkan dari keluarganya dikarenakan usianya yang sudah 32 tahun dan Alya masih belum menikah. Merasa lelah dengan semua hinaan yang diterima, Alya memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan pergi ke Makkah, Alya berdoa agar segera dipertemukan dengan jodohnya.
Ketika Alya tengah berada di Masjidil Haram, Ibu-ibu datang menghampirinya dan mengatakan ingin memperkenalkan anaknya pada Alya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa Alya akan menerima tawaran Ibu-ibu tersebut?
Siapakah pria yang akan dikenalkan pada Alya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menantu Umi Mana?
"Kita tidur kayak gini loh gak ada masalah, sudah malam tidur," ucap Rayhan.
"Mas, gak mau malam pertama?" tanya Alya.
Rayhan pun tersenyum mendengar pertanyaan berani Alya, "Kamu sudah siap?" tanya Rayhan.
Alya menjawab pertanyaan Rayhan dengan menggelengkan kepalanya, "Aku masih halangan," jawab Alya.
"Aku bercanda, karena kita menikahnya terlalu mendadak, jadi kita saling mengenal saja dulu, nanti kalau kita sudah mengenal satu sama lain, baru kita mulai memikirkan soal anak," ucap Rayhan.
"Mas, mau nunggu aku siap?" tanya Alya.
"Kenapa gak, kita ini sudah menikah. Kita harus melengkapi antara satu sama lain, aku gak sempurna begitupun juga dnegan kamu," ucap Rayhan.
"Makasih ya, Mas," ucap Alya yang merasa beruntung mendapatkan suami seperti Rayhan.
"Sama-sama, udah malam tidur, besok kita bicara lagi," ucap Rayhan dan menggenggam erta tangan Alya.
Alya pun hanya diam dan menahan gugupnya agar Rayhan tidak menyadarinya, Alya berusaha untuk memejamkan matanya dan mungkin karena memang terlalu lelah, Alya pun akhirnya terlelap disamping Rayhan.
Rayhan yang mendengar dengkuran halus pun membuka matanya dan menatap perempuan yang ada disampingnya, Rayhan menatap Alya dengan begitu dalam, cukup lama Rayhan menatap Alya hingga ia pun mulai mengantuk. Sebelum tidur, Rayhan mengecup kening Alya dan setelah itu, ia mengikuti Alya menuju alam mimpi.
Jam 3 dini hari, Rayhan bangun untuk melaksanakan salat tahajud, Rayhan sendiri memang sudah terbiasa bangun pagi untuk melaksanakan salat tahajud sehingga tanpa menggunakan alarm pun, Rayhan tetap bisa bangun.
Rayhan bangun dan membersihkan dirinya lalu melaksanakan salat tahajud dan dilanjutkan membaca Al-Qur'an sembari menunggu salat subuh, Rayhan sendiri memang sengaja tidak membangunkan Alya karena kemarin malam Alya mengatakan tengah halangan, tak lama setelah itu, adzan pun berkumandang dan Rayhan melaksanakan salat subuh.
Setelah salat subuh pun Rayhan tidak kembali tidur, ia lebih memilih untuk membaca dzikir pagi, dimana Rayhan membaca hingga matahari terbit, Rayhan membaca beberapa dzikir seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan istighfar.
Setelah membaca dzikir, Rayhan memutuskan untuk membaca beberapa surah dalam Al-Qur'an seperti Ayat Kursi, Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, dimana ayat-ayat tersebut dianjurkan untuk dibaca setelah salat subuh.
Setelah selesai dengan rutinitas pagi yang biasa dilakukannya, Rayhan memilih keluar kamar untuk membeli sarapan.
Namun, ketika Rayhan baru saja keluar kamar dan hendak keluar rumah, Tante Lidya menghampirinya.
"Mau kemana kamu?" tanya Tante Lidya.
"Mau keluar sebentar Tante," jawab Rayhan.
"Alya belum bangun?" tanya Tante Lidya.
"Belum, Tante. Ini juga masih jam 5," ucap Rayhan.
"Yaudah, nanti bilang ke Alya. Karena dia gak bikin sarapan, jadi dia gak boleh ikut sarapan nanti," ucap Tante Lidya.
"Iya, Tante. Saya pergi dulu, assalamualaikum," pamit Rayhan lalu keluar dari rumah tersebut.
Rayhan hanya membeli sarapan untuk Alya dan Ibu Rania, ia memang sengaja tidak membeli untuk yang lain karena Rayhan yakin jika anggota keluarga yang lain sudah sarapan buatan Tante Lidya.
Sesampainya di rumah, Rayhan masuk dengan membawa sebuah paperbag dan tentu saja Tante Lidya yang melihat hal itu pun penasaran.
"Bawa apa kamu?" tanya Tante Lidya.
"Oh ini sarapan buat Alya, tadi katanya Alya gak boleh sarapan di rumah. Jadi, saya belikan sarapan untuk Alya biar dia gak kelaparan," ucap Rayhan.
"Boros banget sih, harusnya uangnya kamu tabungin biar bisa beli rumah," ucap Tante Mira.
"Alhamdulillah saya sudah punya rumah sendiri," ucap Rayhan.
"Baru punya rumah aja sombong," ucap Tante Mira dan Rayhan hanya diam.
"Bu, ini ada sarapan buat Ibu, Ibu makan ya. Kalau ada yang minta tolak aja soalnya kan smeua orang udah ada sarapan masing-masing dan sarapan ini khusus Rayhan belikan buat Ibu," ucap Rayhan pada Ibu Rania.
"Makasih ya nak Rayhan," ucap Ibu Rania.
"Sama-sama, Bu," ucap Rayhan lalu masuk kedalam kamar Alya.
Begitu Rayhan masuk kedalam kamar tersebut, ternyata Alya sudah bersiap untuk bekerja. "Mas, maaf ya hari ini aku kerja soalnya kita menikahnya mendadak jadi aku gak bisa ambil cuti menikah," ucap Alya.
"Iya, gapapa," ucap Rayhan.
Beberapa saat, Alya pun berangkat bekerja diantar Rayhan, dimana Rayhan yang meminjam mobil Om Ilham dan untung saja Om Ilham mau meminjamkannya.
Setelah mengantar Alya ke kantor, Rayhan kembali ke rumah untuk mengembalikan mobil Om Ilham lalu Rayhan memilih untuk pergi ke hotel tempat keluarganya menginap.
"Assalamualaikum," salam Rayhan ketika masuk kedalam hotel tersebut.
"Waalaikumsalam, masyaallah penganti baru seger banget ya," goda Umi Fatimah.
"Alhamdulillah, Umi," ucap Rayhan.
"Menantu Umi mana?" tanya Umi Fatimah.
"Alya kerja, Umi. Tadi Rayhan sudah antar Alya kok," ucap Rayhan
"Jadi, bagaimana dengan kedepannya? kamu mau bawa istri kamu pulang ke Magelang atau bagaimana?" tanya Abi Zaky.
"Kalau rencana Ray sih mau bawa Alya ke Magelang, Bi. Mau bagaimanapun, Ray gak bisa melepaskan pondok pesantren begitu saja, tapi Ray belum bilang ke Alya soal ini," ucap Rayhan.
"Hari ini kan kita mau pulang ke Magelang, kamu gimana?" tanya Umi Fatimah.
"Seperti yang kemarin Rayhan katakan Umi, Ray bakal ada disini buat ngurus isbat nikah, Ray mau ketika Ray pulang ke Magelang, Alya sudah menjadi istri Ray dalam hukum agama dan juga hukum negara," ucap Rayhan.
"Kalau seandainya istri kamu gak mau pulang ke Magelang, gimana? secara dia sudah bekerja dan menjadi wnaita karir disini," tanya Abi Zaky.
"Ya,mau gak mau Rayhan harus hubungan jarak jauh dan mungkin dalam satu bulan itu Ray bakal ke Bandung selama dua kali atau lebih buat ketemu istri Ray," ucap Rayhan.
"Kamu usaha dulu, siapa tau istri kamu mau pulang ke Magelang," ucap Umi Fatimah dan diangguki Rayhan.
Rayhan mengantar keluarganya pulang, Rayhan memang tidak ikut pulang ke Magelang hari ini karena ia harus mengurus pengajuan untuk isbat nikah dan tentu saja Alya tidak tau tentang rencana Rayhan. Rayhan akan memberitahukan semua rencananya pada Alya nanti ketika Alya pulang kerja.
Alya sendiri tau jika Umi Fatimah dan Abi Zaky akan pulang ke Magelang hari ini. namun karena Alya kerja sehingga Alya tidak ikut mengantar kepulangan mertuanya itu. Namun, meksipun begitu, Alya sudah mengirim pesan pada Umi Fatimah.
Setelah keluarganya sudah tidak terlihat, Rayhan pun menggunakan ojek mengurus beberapa berkas untuk pengajuan isbat nikah, Rayhan benar-benar mengurusnya sendiri, Rayhan mengurusnya sendiri karena ia tidak ingin memberatkan Alya yang sudah sibuk dengan segala pekerjaannya.
.
.
.
Bersambung.....
semangat Alya
Rayhan demi persturan tega bngt istrinya d hukum
Lanjut Ka
lajut ka