Che Tian, seorang Saint terkuat di alam dewa, kecewa ketika kekasihnya, Yuechan, direbut oleh Taiqing, penguasa alam dewa yang dipilih oleh Leluhur Dao. Merasa dihina, Che Tian menantang Taiqing dan dihukum, diturunkan ke bumi untuk mencari kekuatan yang lebih besar. Dengan senjata sakti, Mandala Yin Yang dan Kipas Yin Yang, Che Tian membangun kekuatan baru dan mengumpulkan murid-murid yang setia. Dalam perjalanannya, ia menghadapi pengkhianatan dan rahasia alam semesta, sambil memilih apakah akan membalas dendam atau membawa keseimbangan yang lebih besar bagi dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Rahasia yang Terselubung
Che Tian berdiri tegap di tengah ruangan, masih menggendong Feng Lian yang tertidur dengan wajah kemerahan. Tatapan penuh selidik dari Ye Qingxian, Pangeran Xuan Huo, dan anggota lainnya membuatnya sedikit terpojok.
Ye Qingxian melipat tangannya di dada, ekspresinya penuh kecurigaan. "Guru, kau benar-benar tidak menyembunyikan sesuatu dariku?"
Che Tian menghela napas dalam hati, berusaha menjaga wajahnya tetap tenang. "Apa yang ingin kau ketahui, Qingxian?"
Ye Qingxian mendekat dengan langkah ringan, matanya masih tajam menatap Feng Lian di pelukan gurunya. "Kenapa bibi Pangeran Xuan Huo tampak begitu lemah? Dan kenapa kalian berdua memakai pakaian berbeda dari sebelumnya?"
Pangeran Xuan Huo ikut menambahkan, "Ya, Tuan Che Tian, aku merasa ada sesuatu yang kau sembunyikan. Bukankah sebelumnya kalian hanya bertarung?"
Che Tian tetap mempertahankan ekspresi netralnya. "Memang benar kami bertarung melawan keluarga Yin. Pertarungan itu menguras banyak tenaga Feng Lian, jadi aku membantunya beristirahat."
Namun, jawaban itu hanya menambah kecurigaan di mata mereka.
"Kalau begitu," Ye Qingxian menyipitkan mata, "kenapa kau yang menggendongnya dan bukan membiarkannya beristirahat sendiri?"
Che Tian hampir saja menghela napas keras. Anak ini benar-benar tidak mudah dikelabui.
"Dia tidak sadarkan diri," jawabnya datar. "Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja."
Tiba-tiba, salah satu anggota yang juga mulai sadar dari tidurnya menatap Che Tian dengan mata berbinar penuh keingintahuan. "Tuan Che Tian, mungkinkah… kalian melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar bertarung?"
Ucapan itu membuat suasana hening seketika.
Ye Qingxian dan Pangeran Xuan Huo saling berpandangan, lalu kembali menatap Che Tian dengan tatapan penuh arti.
Pangeran Xuan Huo mengangkat alisnya. "Jangan bilang... Tuan Che Tian benar-benar melakukan itu dengan bibiku?"
"Hei!" Che Tian mengernyit, nadanya terdengar sedikit marah. "Jangan bicara sembarangan!"
Namun, semakin ia membantah, semakin mereka semua merasa ada sesuatu yang disembunyikan.
Ye Qingxian menatap Feng Lian, lalu beralih ke gurunya. "Guru, wajah bibi masih memerah, dan napasnya terdengar lebih berat dari biasanya..."
Salah satu anggota lainnya yang ikut terbangun berbisik dengan penuh semangat, "Sepertinya mereka benar-benar melakukannya..."
Che Tian benar-benar merasa kepalanya mulai pening. Situasi ini semakin sulit dikendalikan.
Ia menghela napas dalam dan berkata dengan nada lebih tegas, "Jangan berasumsi yang tidak-tidak. Aku akan membawa Feng Lian beristirahat, dan setelah itu kita akan membahas rencana selanjutnya."
Namun, sebelum ia bisa pergi, Pangeran Xuan Huo tiba-tiba mendekat dan menatap Feng Lian dengan ekspresi aneh. "Tapi, Tuan Che Tian... Jika benar kalian hanya bertarung, kenapa aku merasa hubungan kalian berubah?"
Ye Qingxian pun menambahkan, "Ya, dan kenapa kau begitu protektif terhadapnya sekarang?"
Che Tian menatap mereka semua satu per satu. Ia tahu bahwa jika terus berdebat, hanya akan semakin menimbulkan kecurigaan.
Akhirnya, ia hanya berkata, "Percayalah padaku."
Ye Qingxian masih tampak ragu, tetapi melihat ekspresi serius gurunya, ia memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.
Pangeran Xuan Huo menghela napas. "Baiklah, Tuan Che Tian... Aku akan percaya kali ini. Tapi jika nanti aku tahu sesuatu yang berbeda..."
Che Tian menatapnya tajam. "Kau terlalu banyak bicara, Xuan Huo."
Pangeran Xuan Huo hanya tersenyum penuh arti.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Che Tian membawa Feng Lian ke dalam ruangan terpisah agar ia bisa beristirahat dengan nyaman. Saat ia menutup pintu, ia bisa mendengar anggota lainnya masih berbisik-bisik di luar.
Ia hanya bisa menggelengkan kepala dan berbisik pada dirinya sendiri, Ini akan menjadi lebih sulit dari yang kukira...
(To be continued...)