Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 pencarian Safira
Seminggu sudah Safira menghilang di telan bumi, Al sudah mengupayakan mencari hingga kemana kemana bahkan rekaman dari toko yang di kunjungi Safira pun tidak banyak membantu karena Safira berjalan kaki hingga tidak terlihat oleh kamera CCTV.
"Kamu kemana Safira?? bahkan kamu rela meninggal impian kamu untuk pergi, pengorbanan kamu sia sia berarti selama ini Safira. "
gumam Al saat membaca laporan dari Asistennya tentang keberadaan Safira yang tidak terdeteksi sama sekali.
Al saat ini sedang duduk di kursi kerja nya sambil terdiam membaca laporan dari Asistennya, Al memilih berdiam di ruang kerja di rumah terakhir Safira tempati karena disana masih tercium wangi Safira membuat Al tenang.
Handphone Al berdering dan ternyata Asistennya yang menghubungi, Al langsung menerima panggilan telephone nya itu.
Dalam panggilan saat ini.......
"Tuan.....saya mendapatkan bukti kejahatan wanita itu, ternyata Apartemen anda yang di tempati wanita itu saat ini sering di pakai pesta obat terlarang. "
"Eksekusi langsung dan buat dia mendekam di balik jeruji besi, saya ingin nama saya dan Safira tidak terseret. "
"Saya sudah mengamankan barang barang sisa Nona Safira dan barang anda yang tertinggal saat Apartemen dalam keadaan kosong, semua aman Tuan sudah saya pindahkan. "
"Kerja bagus dan lakukan secepatnya, Saya sudah muak dengan wanita itu. "
"Baik Tuan akan saya laksanakan, Tuan ternyata di hari Nona Safira pergi, sebelumnya ada jejak rekaman Nona datang ke unit apartemen anda dan disana ada anda dengan wanita itu. "
"Kirim rekamanannya sekarang ke saya. "
"Baik Tuan akan saya kirimkan beserta rekaman lainnya. "
Panggilan berakhir.......
Al tidak menunggu lama saat rekaman masuk kedalam email nya dan dia langsung terdiam karena saat itu dia mengucapkan kata kata yang pasti menyakitkan untuk Safira.
"Akhirnya saya tahu Safira, kamu pergi setelah mendengar percakapan saya dengan wanita itu, semua gak benar karena saya melakukan itu untuk melindungi kamu. "
gumam Al setelah melihat rekamannya dan langsung memijat keningnya karena pusing dengan pencarian Safira yang tidak ada titik terangnya.
Al langsung meminta Asistennya agar tidak menanti nanti lagi untuk menjebloskan wanita itu kedalam jeruji besi karena Al sudah sangat muak sekali.
Al tiba tiba terlintas dengan sahabat Safira yang menempati rumah lama Safira dan tanpa fikir panjang dia langsung beranjak untuk segera mencari tahu tentang Safira dari sahabat Safira itu.
"Nama dia kalau gak salah Maya, mungkin dia tahu dimana keberadaan Safira sekarang. "
gumam Al saat duduk di kursi kemudi menuju rumah lama Safira.
Tidak butuh waktu lama Al tiba di depan kediaman Safira dan Al langsung menuju pintu utamanya, rumahnya terlihat sepi tapi Al tetap akan mencaritahu.
"Rumahnya jadi nyaman begini, kamu benar benar memanfaatkan uang dari saya Safira. "
gumam Al yang takjub dengan Safira karena memilih tidak menghambur hamburkan uang yang di berikan padanya.
Tiga kali ketukan akhirnya pintu terbuka dan ternyata Maya sahabat Safira yang membuka pintu, Maya langsung terdiam saat Dosen nya ada di hadapannya.
"Kamu yang menempati rumah ini?? ini rumah Safira kan?? "
tanya Al saat melihat Maya hanya terdiam menatapnya.
"Benar Pak Al, ini rumah Safira tapi saya menempati rumah ini sudah tiga minggu dan Safira bilang dia tinggal di rumah saudara yang membiayai kuliah nya Pak. "
jawab Maya dan Al hanya menganggukkan kepalanya.
"Saya kesini cuma mau bertemu Safira tadinya, pihak kampus merasa sayang sekali saat Safira tidak menghadiri sidang skripsinya, kamu tahu dimana keberadaan Safira sekarang?? "
ucap Al yang basa basi mencari alasan agar Maya mau membuka dimana keberadaan Safira.
"Saya juga gak tahu Pak, seminggu ini Safira gak ada kabar bahkan handphone nya sudah gak aktif selama satu minggu ini. "
jelas Maya dan Al menghela nafasnya lalu memilih pamit dari hadapan Maya.
Maya langsung merasa aneh karena dosen yang terkenal dingin dan cuek itu malah mencari Safira padahal pihak kampus yang harus nya mengkonfirmasi.
"kamu dimana Safira?? Aku khawatir sekali karena kamu gak ada kabar sama sekali. "
Gumam Maya sambil menatap kepergian mobil yang di kemudikan oleh Al.
.
.
Al memilih pulang ke rumah utama karena disana dia bisa menenangkan fikiran nya yang tertuju untuk Safira sambil menunggu kabar dari sang asisten yang sedang merencakan penjebakan untuk wanita yang sudah membuatnya kehilangan Safira.
Al langsung berubah sangat dingin setelah kepergian Safira, bahkan di kampus pun dia tak seramah biasanya, Al malah akan mengundurkan diri menjadi Dosen tapi dia tidak bisa seenaknya meninggalkan semua tugas yang masih sangat panjang di Kampus tempat dia mengajar.
"Safira kembali lah, saya akan memberikan apapun kemauan kamu kecuali meninggalkan saya, tanpa kamu sekarang terasa sangat berat untuk saya. "
gumam Al saat tiba di kamar utama di kediaman utamanya.
Al memilih merebahkan tubuhnya dan tak lama dia pun terlelap tidur karena sudah beberapa hari ini tidurnya terganggu.
Di Apartment sedang terjadi huru hara, polisi datang saat wanita licik itu sedang pesta obat obatan terlarang dengan teman temannya, Asisten nya Al langsung menyeringai melihat mantan tuan nya itu meraung meminta di lepaskan.
"Tugasku sudah selesai dengan wanita itu, tinggal menjual Apartment ini sekarang sesuai perintah dari Tuan Al. "
gumam Sang asisten setelah polisi membawa orang orang tangkapannya.
Al belum membaca pesan Asistennya karena saat ini dia sedang terlelap damai dalam mimpinya di siang menuju sore hari.
tepat pukul lima sore Al baru membuka matanya dan langsung membuka handphone nya, Al langsung tersenyum karena Asistennya telah selesai dengan semua perintahnya.
"Kamu juga harus merasakan sakit seperti saya, jadi kita impas. "
ucap Al saat menolak panggilan dari sang mantan yang berulang kali menghubunginya.
.
.
.
Di kantor polisi saat ini......
Mantan Al terus mengeluarkan sumpah serapahnya Karena Al tidak menerima panggilan dari nya, akhirnya dia menyerah dan memilih terdiam untuk berfikir meminta bantuan pada siapa.
"Awas kamu Al, aku akan buat perhitungan setelah semua selesai. "
gumam sang mantan dengan nada sinis nya.
Semua kasusnya langsung di tangani kepolisian dan tidak ada yang bisa di lakukan karena barang bukti sudah nyata bahkan tes urine pun positif hasilnya adalah pemakai.
"Bagaimana dengan pacar kamu?? sudah bisa di hubungi?? "
tanya teman mantan Al setelah selesai dengan telephone nya.
"Dia menolak semua panggilan nya. "
jawab nya ketus dan membuat teman nya mendengus kesal.
.
.
.
Bersambung......