orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pertama
"Kau menjual dirinya demi uang bukan? kalau begitu kau harus menjadi jalangku mulai saat ini", kata Alvaro tersenyum sinis.
Dia segera mendorong Ana agar berbaring terlentang di atas ranjang dan memulai aksinya.
"Awh.... sakit...", Ana merintih saat hendak bangun dari tempat tidur.
"Engh... diamlah", ujar Alvaro yang masih menutup mata.
Dia merasa terganggu dengan rintihan Ana. Dia masih sangat mengantuk saat ini. Semalam dia melakukannya berkali -kali karena merasa belum puas.
Jadilah dia bergadang hingga pukul 3 pagi karena terus menggempur Ana tanpa kenal lelah. Sedangkan Ana pingsan karena saking lelahnya melayani Alvaro.
Ana pun diam dan berusaha turun dari tempat tidur"Awh....", rintihnya lagi dengan pelan.
"Ck!", Alvaro berdecak kesal sambil membuka matanya sedikit.
tanpa basa-basi dia menarik Ana agar kembali berbaring bersamanya. Dia menenggelamkan wajahnya di dada Ana.
" Al-alvaro", kata Ana yang merasa tidak nyaman.
"Diam!" ujarnya ketus.
Setelah itu Alvaro tertidur kembali dengan Ana yang akhirnya juga ikut tertidur karena merasa kelelahan akibat semalam.
Tok!!Tok !!!Tok!!
" Alvaro!Ana! Ini sudah siang!", Mommy Lina mengetuk pintu kamar Alvaro dari luar.
"Alvaro! Aish.....anak itu",kesal mami Lina.
" Tenang lah , Mungkin mereka masih merasakan lelah karena acara kemarin", sahut papa Hendra dari belakang istrinya.
Momi Lina mendengus kesal, tapi ini sudah sangat siang, bahkan hampir tengah hari, Tapi anaknya dan menantunya belum juga keluar dari kamar.
"Alvaro", momi Lina memanggil kembali dan menggendor pintu kamar Alvaro.
"Alvaro ,keluarlah! ini sudah siang", teriak momi Lina. Papa Hendra hanya menggelengkan kepalanya jengah melihat istrinya.
Cklek .....
" CK! ada apa,Mom? Kenapa mom ,berteriak !", Alvaro membuka pintunya kamarnya dengan kesal.
dia keluar hanya menggunakan celana pendek dan rambut tampak berantakan.
Mom Lina mengacuhkan putranya dan melongok ke dalam kamar. dia tidak menemukan Ana di sana, mungkin menantunya sedang mandi.
Papa Hendra yang ikut melihat dalam kamar pun berdecak kagum.
"kau menghancurkan kamarmu,son. Apakah kau sangat menikmati kegiatanmu semalam", kata papa Hendra saat melihat ranjang Alvaro begitu berantakan.
"Aw!", Papa Hendra menjerit saat istrinya menginjak kakinya dengan kuat.
momi lina sangat kesal dengan suaminya, Kenapa pria itu sangat mesum sekali dan ucapannya tidak pernah disaring.
"cepat turun tadi kalian belum sarapan pagi, jadi ikutlah makan siang bersama mommy dan Deddy tunggu di bawah"
" Hm", jawab Alvaro malas.
dia langsung menutup pintunya sebelum mominya kembali mengoceh lagi.
Alvaro yang hendak membuka pintu kamar mandi terhenti saat melihat Ana keluar dari kamar mandi.
"jangan terburu-buru, kita bahkan belum mandi bersama"
"A-apa?"
Ana melotot mendengar ucapan Alvaro, Sedangkan antara langsung menarik Ana kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Mereka melakukannya lagi dia kamar mandi. Tadinya Ana menolak tapi Alvaro memaksanya untuk melakukannya.
Setelah mereka melakukan mereka langsung mandi . Mereka bergegas menuju ke bawah karena kedua orang tuanya Alvaro sudah menunggunya untuk makan.
Mereka berjalan beriringan tapi tidak berbicara.
"Siang mom, Dady?", kata Alvaro juga Ana.
"Siang", jawab mom, Dady.
"Kenapa kalian lama sekali", kesal mam.
Anna dan Alvaro baru saja duduk di meja makan mendapat tatapan kesan dari mommy dan dadynya.
Mommy dan dadinya sudah menunggu terlalu lama di meja makan, mungkin mereka menunggu hampir satu jam.
Ana nampak gugup saat momi mertuanya meminta penjelasan Kenapa dirinya dan Alvaro begitu lama di kamar mandi dan tidak segera turun untuk makan siang.
"It-itu..."
"tidak perlu menjawab jika kau tidak bisa menjawabnya", sinis Alvaro.
Ana menundukkan kepalanya, mom Lina menjadi kesal melihatnya karena Alvaro melakukan Ana dengan buruk.
Mom Lina berdiri dan menuntun Ana agar duduk di samping Alvaro sedangkan dia dan suaminya berada di seberang Alvaro dan Ana.
"makanlah ,Sayang", kata mom.
Ana hanya mengangguk dan tersenyum tipis mam mertuanya.
mereka segera makan dan menikmati sajian yang ada di meja makan.