NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:249k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Menangkap Ayam

Setelah selesai makan siang, Yi Hang menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap Linlin dengan tatapan serius.

"Aku akan pergi ke pasar di kota untuk menjual hasil buruan tadi," katanya sambil melirik ke arah rusa yang telah mereka tangkap pagi ini.

Linlin mengangkat alis, tertarik dengan rencana itu. "Pasar di kota? Jauh?" tanyanya.

Yi Hang mengangguk. "Lumayan jauh. Jika jalan kaki, bisa memakan waktu Beberapa jam."

Linlin langsung duduk tegak dengan penuh semangat. "Aku ikut!" serunya antusias.

Namun, Yi Hang segera menggeleng tegas. "Tidak bisa. Perjalanan ke sana melelahkan dan berbahaya bagi wanita sepertimu."

Linlin menyipitkan mata, merasa tersinggung dengan kata-katanya. "Hei, kau lupa aku yang menyeret gadis menyebalkan itu keluar kemarin? Aku bahkan lebih kuat darimu!"

Yi Hang terkekeh ringan, tetapi tetap mempertahankan pendiriannya. "Tetap saja, kau tidak terbiasa dengan perjalanan jauh di daerah ini. Aku tidak bisa membiarkanmu ikut."

Linlin mendengus kesal. "Jadi kau pikir aku akan merepotkan?"

Yi Hang tersenyum tipis, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit mendekati Linlin. "Aku hanya tidak ingin kau kelelahan," ucapnya lembut.

Linlin sempat terdiam, terkejut dengan nada suara Yi Hang yang terdengar lebih lembut dari biasanya. Namun, dia tidak mau kalah begitu saja. "Aku bisa mengatasi diriku sendiri," jawabnya dengan dagu terangkat.

Yi Hang berdiri dan mulai bersiap. "Tinggallah di rumah dan istirahat. Aku akan kembali sebelum matahari terbenam."

Linlin masih ingin membantah, tetapi Yi Hang sudah mengambil barang-barangnya dan mulai berjalan pergi. Dengan mendecak pelan, Linlin akhirnya menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menyilangkan tangannya di dada.

"Dasar keras kepala," gumamnya kesal.

Saat Yi Hang semakin menjauh, Linlin membuang napas panjang.

[Misi baru tersedia! Karena pemilik tidak diperbolehkan pergi ke kota, kini pemilik harus menyelesaikan misi di desa: Bantu seorang penduduk yang sedang dalam kesulitan! Hadiah: ???]

Linlin langsung duduk tegak. "Oh? Menarik. Baiklah, mari kita lihat siapa yang butuh bantuanku saat ini."

Dengan penuh semangat, ia bangkit dari kursinya dan keluar dari rumah. "Let's Go!"

Linlin menyusuri jalan desa dengan santai, memperhatikan sekelilingnya. Penduduk tampak sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Beberapa wanita sedang menjemur hasil panen, anak-anak berlarian di antara rumah-rumah, dan para pria terlihat sedang memperbaiki peralatan atau berburu di sekitar hutan.

Saat ia melangkah lebih jauh, beberapa penduduk menyapanya dengan ramah.

"Selamat siang, Nona Linlin!" seru seorang ibu tua sambil membawa sekeranjang sayuran.

Linlin tersenyum kecil dan mengangguk. "Selamat siang, Bibi."

"Biarpun baru di sini, dia sudah terlihat akrab dengan desa kita," gumam seorang pria tua yang sedang duduk di bangku kayu.

"Ya, anak itu berbeda," balas pria lainnya sambil mengusap janggutnya.

Linlin mendengar bisikan mereka tetapi pura-pura tidak peduli. Ia terus berjalan, berharap menemukan orang yang memerlukan bantuan seperti yang dikatakan sistem.

Tiba-tiba, suara seorang wanita berteriak terdengar dari kejauhan.

"Tolong! Ayam-ayamku lepas!"

Linlin menoleh dan melihat seorang wanita tua panik berlari ke sana kemari di depan rumahnya, mencoba menangkap ayam-ayam yang berlarian di jalan desa. Beberapa penduduk lain ikut membantu, tetapi ayam-ayam itu sangat gesit dan sulit ditangkap.

Seorang anak kecil tertawa sambil menunjuk ayam-Ayam itu. "Nenek Wang selalu kehilangan ayamnya! Hahaha!"

"Wush!" Salah satu ayam melintas di depan Linlin, hampir mengenai kakinya.

Linlin mendesah panjang. "Serius? Misinya, aku harus menangkap ayam?"

[Ya, pemilik. Ini bagian dari misi.]

Linlin menghela napas tetapi tetap melangkah maju. "Baiklah, ini akan mudah."

Penduduk sekitar berhenti sejenak untuk melihat apa yang akan dilakukan Linlin.

Dengan cepat, ia mengamati pergerakan ayam-ayam itu. Setelah menemukan pola larinya, dalam sekali gerakan cepat, ia melompat dan menangkap satu ayam dengan tangan kosong.

Para penduduk yang melihatnya terkejut.

"Cepat sekali!" seru seorang pria.

"Aku bahkan tidak melihat dia bergerak!" bisik seorang wanita pada suaminya.

Wanita tua pemilik ayam, yang dipanggil Nenek Wang, tampak sangat bersyukur. "Terima kasih, Nona! Aku tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikanmu."

Linlin tersenyum kecil sambil mengibaskan debu dari pakaiannya. "Tidak perlu, ini hanya kebetulan saja."

Nenek Wang menggeleng. "Tidak bisa, tidak bisa! Tunggu sebentar, Nona."

Nenek Wang masuk ke dalam rumahnya sebentar, lalu kembali membawa bungkusan kertas minyak dan menyerahkannya kepada Linlin. "Ini daging kering, aku baru membuatnya. Sebagai ungkapan terima kasih."

Linlin ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya menerimanya. "Ah... Terima kasih."

[Misi selesai! Hadiah: Sebuah peta desa dan hutan sekitarnya.]

Linlin mengerutkan dahi. "Peta?"

[Ya, ini akan membantumu memahami wilayah di sekitar sini dengan lebih baik.]

Linlin tersenyum kecil. "Lumayan. Sekarang, apa lagi yang bisa kulakukan di desa ini?" gumamnya sambil melirik ke arah para penduduk yang masih beraktivitas.

Linlin membuka peta yang baru saja ia dapatkan dari sistem. Kertasnya terlihat kuno, tetapi begitu ia membukanya, sesuatu yang mengejutkan terjadi—peta itu tiba-tiba bersinar tipis, lalu berubah menjadi lebih jelas dengan detail yang luar biasa.

"Ini... bukan peta biasa," gumamnya, matanya menelusuri setiap simbol dan garis yang tertera di sana.

Peta itu tidak hanya menampilkan desa dan hutan di sekitarnya, tetapi juga beberapa tanda khusus. Ada simbol rumah-rumah kecil, sungai, jalan setapak, dan yang paling menarik, ada tanda merah berkedip di bagian dalam hutan.

Linlin mengernyit, penasaran. "Sistem, apa arti tanda merah ini?" tanyanya dalam hati.

[Tanda itu menunjukkan lokasi spesial yang bisa pemilik temukan. Bisa berupa tanaman langka, gua tersembunyi, atau sesuatu yang berharga.]

Mata Linlin berbinar. "Sepertinya aku harus pergi melihatnya nanti."

Namun, sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, seorang anak perempuan kecil tiba-tiba berlari ke arahnya dengan wajah penuh antusiasme.

"Kakak Linlin!" seru gadis kecil itu dengan suara riang.

Linlin menoleh dan melihat seorang anak berusia sekitar tujuh tahun berlari mendekatinya dengan senyuman lebar.

"Eh? Siapa kamu?" tanya Linlin heran.

"Aku Xiaoyu! Ibuku yang tadi meminta tolong menangkap ayam!" jawabnya dengan ceria.

Linlin mengangguk paham. "Oh, jadi kau anak Nyonya itu."

Xiaoyu mengangguk cepat. "Iya! Ibu bilang Kakak Linlin sangat kuat dan baik hati! Kakak bisa menangkap ayam secepat kilat! Kakak juga menyelamatkan temanku kemarin! Aku ingin seperti Kakak Linlin kalau sudah besar nanti!"

Linlin tersenyum kecil, merasa sedikit tersanjung. "Menangkap ayam bukan hal yang hebat, kau tahu?"

"Tapi tetap saja! Semua orang di desa tadi kagum pada Kakak! Mereka bilang Kakak seperti pahlawan dari cerita rakyat!" Xiaoyu berseru dengan penuh semangat.

Linlin tertawa kecil. "Aku bukan pahlawan. Tapi kalau kau ingin menjadi kuat, kau harus makan yang cukup, belajar dengan giat, dan selalu membantu orang lain."

Xiaoyu mengangguk dengan mata berbinar. "Baik, Kakak Linlin! Aku akan jadi kuat sepertimu!"

Setelah berbicara sebentar, Xiaoyu akhirnya berlari kembali ke rumahnya. Linlin kembali menatap peta di tangannya, pikirannya masih tertuju pada tanda merah yang berkedip di hutan.

"Apa sebenarnya yang ada di sana?"

Setelah memastikan bahwa Yi Hang belum kembali dari pasar, Linlin memutuskan untuk pergi mengecek titik merah terdekat di hutan. Dengan hati-hati, ia mengikuti jalur yang ditunjukkan peta.

Semakin dalam ia masuk ke hutan, semakin sunyi suasananya. Pepohonan rimbun menaungi jalan setapak, suara burung dan hewan kecil terdengar samar di kejauhan.

"Sistem, ada petunjuk tambahan tentang tempat ini?" tanya Linlin dalam hati.

[Pemilik hanya perlu mengikuti peta. Tapi hati-hati, mungkin ada kejutan.]

Linlin mengernyit curiga. "Kenapa kau terdengar seperti sedang menertawakanku?"

Sistem tidak menjawab. Linlin mendengus kesal dan terus berjalan.

Sekitar lima belas menit kemudian, ia tiba di titik yang ditunjukkan peta. Di hadapannya, tersembunyi di balik semak belukar, terdapat sebuah gua kecil yang hampir tidak terlihat jika tidak diperhatikan dengan saksama.

Linlin menyibak semak-semak dan mendekati mulut gua. Begitu ia melangkah lebih dekat, hawa dingin yang aneh menyambutnya.

"Sistem, gua ini berbahaya?" tanyanya hati-hati.

[Tidak ada ancaman langsung yang terdeteksi. Namun, ada sesuatu yang unik di dalamnya.]

Linlin menajamkan pandangannya. "Unik? Baiklah, aku harus melihatnya sendiri."

Dengan langkah hati-hati, ia memasuki gua. Cahaya dari luar hanya cukup menerangi bagian depan gua, tetapi setelah beberapa langkah, kegelapan mulai menyelimuti.

Tiba-tiba, sesuatu bercahaya samar di bagian dalam gua. Linlin mempercepat langkahnya dan menemukan sebuah tanaman bercahaya dengan daun berwarna biru keperakan yang tumbuh di sudut dinding batu.

"Apa ini?" Linlin berjongkok, memperhatikan tanaman tersebut dengan seksama.

[Selamat! Pemilik menemukan Moonlight Herb. Tanaman langka ini memiliki efek penyembuhan yang kuat. Bisa digunakan untuk meracik obat atau meningkatkan stamina.]

Linlin mengangkat alisnya. "Tanaman penyembuh? Ini bisa berguna."

Dengan hati-hati, ia mengambil beberapa helai daunnya, memastikan tidak mencabut akarnya agar tanaman bisa tetap tumbuh. Saat ia menyimpan daun-daun itu ke dalam kantong, ia tiba-tiba mendengar suara geraman pelan dari dalam gua.

Linlin langsung waspada.

"Sistem, kau bilang tidak ada ancaman langsung!"

[Benar, tetapi ternyata ada penghuni gua yang baru saja terbangun.]

Linlin menghela napas panjang. Ia menoleh perlahan, dan di sana, di kegelapan gua, sepasang mata biru bersinar menatapnya.

1
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
Duwianto
q kasih kopi kak biar semangat ngetiknya 🤭🤭
Paramitha Tikva
Wiiiuh hari ini crazy up,, thank you Thor
Besuk isinya manipulasi
Srie Ncii Herdiansyah
jangan² nanti ada eposod linlin kembali ke dunia modern,dan yihang mencari cara supaya bisa menyusul kesana 🤣🤣
Sribundanya Gifran
thor up bnyak lagi dah tak ksih kopi menemani harimu
lanjut💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!