Lanjutan kisah Sudah Cukup Aku Sakit
kisah tentang Hendri dan Fitria.
Karena persaingan bisnis Hendri dijebak oleh Rekan bisnis yang ingin menjatuhkannya. Hingga Hendri berakhir diatas ranjang bersama Fitria. mereka digerebek oleh warga dan menikahkan mereka secara paksa.
Apakah keluarga Wijaya bisa menerima masa lalu Fitria dan memperlakukan dia dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Rencana Mami
2 hari berlalu Deddy sudah kembali kejakarta, dia langsung menuju rumah utama. Tubuhnya terasa sangat lelah.
"Siang Pi mi" sapa Deddy pada kedua orangtuanya.
"HM, kamu sudah balik nak? Gimana urusan disana?" Tanya Papi
"Sudah beres Pi, aku istirahat sebentar, tolong bangunkan aku untuk makan malam nanti" lanjut Deddy yang terlihat sangat lelah.
"Baiklah, istirahatlah" jawab papi.
Mami hanya terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.
Setelah kepergian Deddy papi menatap mami, papi tahu mami masih merasa kecewa atas tindakan yang diambil putranya itu.
"Opa, Oma aku ijin ketemu mommy ya?" Ujar Quin
"Tentu sayang, sampaikan salam kami padanya ya, nanti kami akan jenguk mereka" jawab mami tersenyum.
"Nanti kamu akan diantar supir opa, pulangnya biar nanti kamu dijemput" lanjut Opa.
"Baik opa, Oma" jawab Quin bahagia.
Quin secara tak sengaja mendengar percakapan opa dan Oma saat berada diruang keluarga. Dia marah kecewa pada Deddy karena memisahkan mereka dari Sonia dan Kenzo
Setelah kepergian Quin mami menatap papi dengan serius. Papi tahu ada yang akan disampaikan oleh istrinya dan sangat penting.
"Ada apa mi?" Tanya papi
"Kita bicarakan di kamar" jawab mami langsung berjalan menuju kamar mereka.
Papi hanya mengikuti keinginan istri tercintanya itu.
"Pi mami berencana mengirim Sonia bekerja di luar negeri ditempat sahabat mami, gimana menurut papi?" Tanya mami menatap papi
"Tanyakan dulu padanya, kalau dia setuju kita akan mengurusnya" jawab papi.
"Ia pi sekarang juga mami akan menemui Sonia " jawab mami bahagia.
Papi hanya menggelengkan kepalanya, dia tahu kalau istrinya sudah berkata demikian pasti akan langsung dilakukan.
Ting tong Ting tong
Sonia bergegas menuju pintu dan langsung membukakan pintunya.
"Mommy" ujar Quin langsung memeluk Sonia.
"Sayang? Kamu sama siapa?" Tanya Sonia
"Sendiri mommy diantar sama supir opa" jawabnya
'ayok masuk, kamu sudah makan sayang?" Tanya Sonia
"Belum aku kangen masakan mommy" jawabnya sendu
"Baik mommy masakin makanan kesukaan kamu nak"
"Serius mommy? Kenzo mana mommy?"
"Kenzo dikamar sedang mengerjakan tugas sekola"
"Aku temui Kenzo sebentar terus mau ikut mommy masak biar pinter masak kayak mommy"
"Baik sayang, Kenzo pasti senang melihatmu"
Sonia masuk kedapur untungnya dia sudah belanja kebutuhan dapur hingga tidak repot untuk belanja lagi.
Sonia mengeluarkan bahan-bahan untuk masak, sementara dikamar Kenzo sedang melepaskan rindu dengan kakak kesayangannya itu.
"Kakak kok ka Andrew ngak pernah kesini? Ka Andrew udah ngak sayang lagi ya sama aku?" Tanya Kenzo sendu
"Ka Andrew sibuk sayang, Kaka saja jarang bertemu dengannya" jawab Quin
"Oh ya, aku pernah melihat ka Andrew dijalan pake motor gede sama teman-temannya seperti anak jalanan kakak"
"Oh ya dimana sayang?"
"Di lampu merah Kaka"
"Ia nanti ka Quin tanyakan pada ka Andrew. Tugas kamu sudah selesai? Kalau belum biar Kaka bantuin?"
"Sudah Kaka" jawabnya menunjukan hasil kerjanya pada Quin
"Wah kamu hebat dek, semuanya benar. Kaka bangga padamu"
"Ia Kaka mommy selalu ngajarin aku jadi aku langsung paham"
"Kaka juga kangen diajarin sama mommy makan masakan mommy" ujar Quin
"Tapi aku benci sama Daddy, Daddy jahat suka nyakitin mommy dan buat mommy nangis" ujar Kenzo dengan tatapan penuh kebencian.
"Kita berdoa semoga Daddy dan mommy kembali bersama-sama ya? Kamu mau kan tinggal bersama lagi sama kaka dan Ka Andrew?"
"Aku mau Kaka tapi Daddy harus janji ngak marah dan buat mommy nangis lagi"
"Sekarang kita kedapur bantuin mommy ya? Mommy sedang masak, Kaka kangen masakan mommy dek"
"Ayok kita bantuin mommy sekarang"
Mereka bergegas menuju dapur sambil berlarian.
"Kalian ini kalau bertemu selalu seperti ini" ujar Sonia pada kedua anaknya.
"Mommy kami ingin bantuin mommy" ujar Kenzo
"Baik kalian kupas kulit udang ini biar mommy siapkan bumbunya"
"Siap mommy" jawab mereka serempak.
Saat sedang masak bel pintu berbunyi, Quin berlari menuju depan membukakan pintu.
"Opa Oma?" Ujar Quin
"Ia sayang kami datang"
"Kalian datang bukan untuk menjemputmu kan opa?" Tanya Quin ragu
"Ngak sayang ada hal yang harus Oma bicarakan dengan mommy kalian" jawab Oma.
"Opa Oma" teriak Kenzo memeluk keduanya.
"Sayang kami kangen padamu" ujar Oma
"Idih Oma lebay baru juga ketemu beberapa hari yang lalu" ujar Quin
"Papi mami? Ayuk kita makan bersama, kami baru selesai masak" ujar Sonia mencium pucuk tangan mantan mertuanya itu
"Baik, setelah makan ada yang ingin kami bicarakan denganmu" ujar mami.
"Baik mami, ayok kita makan"
"Ia papi juga merindukan masakan kamu nak, rasanya-- " ucapkan papi terhenti karena menyadari tatapan Kenzo padanya.
"Ayuk makan semuanya" ujar Sonia.
Mereka mulai menyantap masakan Sonia, masakan yang lezat membuat papi, mami dan Quin sampai menambah lauk dipiringnya.
Setelah makan Sonia bersama Quin membereskan meja makan dan mencuci piring bekas makan mereka.
"Mommy aku akan bersama Kenzo di kamar" ujar Quin
Sonia menuju ruang tamu dimana papi dan mami sedang menunggunya.
"Sayang maafkan papi dan mami yang tidak bisa mendidik anak kami dengan baik" ujar papi menunduk dengan wajah sedih.
"Papi mami ibu sudah jalan takdir aku, aku ikhlas menerima semuanya. Aku akan menata hidupku dan Kenzo" lanjut Sonia.
Maksud mami menemuimu, mami ingin kamu meninggalkan jakarta bersama dengan Kenzo. Mami tahu apa yang akan Deddy lakukan padamu kelak, sifatnya sama dengan Hendri mereka memiliki sisi yang sangat buruk. Kalau kamu bersedia mami sudah menghubungi salah satu sahabat mami, di sana kmu akan bekerja sebagai perancang, mami tahu diam-diam kamu merancang pakaian"
Sonia menatap mami dan papi secara bergantian, dia tidak menyangka mereka tahu tentang hobinya itu.
"Kamu pikirkanlah, kami akan mengurus segalanya" lanjut papi.
"Tapi aku tidak bisa terpisah jauh dari anak-anak" jawab Sonia jujur
"Mereka selalu ada dihatimu sayang, kalau liburan mami dan papi akan mengajak mereka bertemu denganmu" lanjut mami
"Berilah aku waktu, aku janji akan memberi jawaban 2 hari lagi" jawab Sonia dia akan meminta pendapat sahabatnya Ela.
"Baiklah kalau begitu kali sangat menanti jawabanmu nak, kami harus kembali, tolong panggilkan UIN biar kami kembali bersama sebelum Deddy bangun" lanjut mami
"Aku akan memanggilnya mami" ujar Sonia.
"Mommy apa mommy akan pergi tinggalkan aku dan Andrew?" Tanya Quin pada Sonia.
"Sayang kamu dengar pembicaraan mommy bersama opa Oma? Ngak baik menguping pembicaraan orang dewasa sayang" ujar Sonia dengan lembut.
"Aku tidak sengaja mommy, maafkan aku. Sejujurnya aku setuju usul opa dan Oma, Daddy jahat segala sesuatu dia selalu salahkan mommy, pergilah mommy aku mendukung keputusan mommy" ujar Quin menatap Sonia.
Sonia membawa Quin kedalam pelukannya dan membelai punggung putrinya itu
"Mommy tidak bisa jauh dari kalian berdua" jawab Sonia
"Tapi aku tidak ingin mommy disakiti lagi oleh Daddy, please mommy pergilah kami akan baik-baik saja bersama opa dan Oma" jelas Quin
"Sebaiknya kita keluar, mommy janji akan memikirkannya" jawab Sonia membelai rambut putrinya itu.
Mereka beriringan keluar dari kamar Kenzo, Kenzo sendiri sudah terlelap dalam tidurnya.
"Sayang sebaiknya kita kembali sebelum Daddy kamu bangun" ujar mami
"Baik Oma" jawab Quin memeluk Sonia erat
"Aku sayang mommy aku ingin mommy bahagia" lanjutnya mencium pipi Sonia