Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20.
James melepaskan ciumannya, setelah ciuman dalamnya membuat ia merasa puas, kalau ia tidak bermimpi Eleanor dan dia akhirnya benar-benar akan selalu bersama.
Mereka saling tersenyum setelah melepas ciuman mereka, dan Eleanor menghamburkan dirinya kembali memeluk James.
Dengan tersenyum bahagia James membalas pelukan Eleanor. Waktu pernikahan mereka satu hari lagi, rasanya ia sudah tidak sabaran akhirnya menjadi suami Eleanor.
Sementara itu di sisi lain.
Richard yang masih merasa Eleanor hanya ingin membalas sakit hati padanya, karena telah ia abaikan selama Melanie ada di antara mereka, Menganggap Eleanor bersembunyi darinya agar ia datang mencarinya.
Richard tahu Eleanor sangat mencintainya, dan tidak akan pernah menyerah padanya. Karena selama ini Eleanor selalu saja datang padanya, walau ia lebih memperhatikan Melanie.
Sedangkan Melanie lebih gigih lagi untuk mendapatkan Richard, setelah tahu Eleanor pergi memberikan pernikahan Eleanor padanya.
Melanie tidak perduli Richard menepisnya saat akan berdekatan dengan Richard, karena ia tahu kalau Richard selama ini sangat perhatian sekali padanya.
"Kenapa kamu datang kemari?!" mata Richard memandang tajam Melanie, saat ia hendak keluar dari apartemennya.
"Richard! kenapa kamu masih marah padaku? aku istri mu! kita sudah menikah! akulah wanita yang paling kamu cintai Richard, sadarlah!!" nada suara Melanie pun melengking, merasa tidak terima dengan sikap dingin Richard padanya.
Selama ini Richard selalu berbicara lemah lembut padanya, dan tidak pernah membentaknya. Richard hanya berbicara kasar pada Eleanor, dan menunjukkan wajah datar kepada Eleanor.
Plak!
Richard menepis tangan Melanie yang ingin menyentuh lengannya. Dadanya kembali memanas mendengar apa yang di teriakkan Melanie.
"Eleanor yang bisa menjadi istriku! bukan kamu!!" sembur Richard dengan mata tajam memandang Melanie.
Richard kemudian meninggalkan Melanie, setelah ia mengunci pintu apartemennya. Ia membiarkan Melanie menjadi histeris, dan berlari mengejarnya tanpa sedikit pun ada rasa peduli padanya.
Richard menutup matanya sesaat, memikirkan bagaimana selama ini ia bisa-bisanya sangat dekat dengan Melanie.
Setelah ia berdiri di Altar itu, barulah ia menyadari apa yang telah ia lakukan pada Eleanor selama ini. Dan Eleanor akhirnya benar-benar marah padanya.
"Richard! tunggu!!" Melanie setengah berlari mengejar Richard, yang berjalan cepat meninggalkan Melanie begitu ia keluar dari lift.
Beberapa orang penghuni apartemen, yang berada di lobby apartemen memandang mereka dengan tatapan mata penasaran, apa yang terjadi antara mereka berdua.
"Jangan ikuti aku!!" sentak Richard berbalik menghentikan langkah Melanie, saat ia akan naik ke dalam mobil setelah ia sampai di pelataran parkiran apartemen.
"Richard! aku istrimu! kita sudah menikah! wajar dong aku mengikuti kamu!!" Melanie balik membentak Richard.
"Itu suatu kesalahan! istriku hanya Eleanor! bukan kamu!!"
"Eleanor! Eleanor! Eleanor! kapan kamu bangun dari mimpi mu! Hah?! kamu selama ini tidak mencintai Eleanor! kamu tidak pernah peduli padanya! sadarlah Richard! akulah yang selama ini kamu cintai dan paling kamu perhatikan!!" teriak Melanie dengan kalap.
"Tutup mulutmu! kalau kamu masih mengoceh terus, aku akan tampar kamu!!" bentak Richard mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Melanie.
"Tampar saja! aku akan tetap akan bicara untuk menyadarkan kamu dari ilusi kamu, yang tidak masuk akal! selama ini kamu sangat menyayangi aku! dan sangat takut kalau aku terluka walau hanya goresan kecil saja! apa kamu lupa?!!" bentak Melanie tidak mau kalah.
Plak!!
Tangan Richard dengan cepat mengenai pipi Melanie, dan seketika membuat Melanie terpaku di tempatnya.
"Kamu yang menginginkannya! aku sudah peringati kamu! jangan buat darahku semakin naik! aku selama ini hanya menganggap kamu sebagai adikku saja, karena orang tuamu berpesan untuk memperhatikan kamu!!"
"Ka.. ka.. kamu menampar ku?!" mata Melanie membulat tidak percaya.
Richard tidak memperdulikan dengan rasa terkejut Melanie, dengan cepat tangannya membuka pintu mobil. Ia pun meninggalkan Melanie yang berdiri dengan wajah yang masih terlihat terkejut.
Richard ingin segera sampai di bandara, karena ia tidak ingin sampai Eleanor serius marah padanya. Semua kesalahannya, jadi ia sendiri yang berinisiatif datang untuk membawa Eleanor kembali bersamanya.
Bersambung.....