NovelToon NovelToon
Mengapa, Harus Aku?

Mengapa, Harus Aku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:206
Nilai: 5
Nama Author: Erni Handayani

Alisha Alfatunnisa, putri dari pemilik pondok pesantren yang populer di kotanya. Belum menikah meski menginjak umur 29 tahun. Hati yang belum bisa move on karena Azam sang pujaan hati, salah melamar kembaran nya yaitu Aisha.

Peperangan batin dilalui Alisha. Satu tahun dia mengasingkan diri di tempat kakeknya. Satu tahun belum juga bisa menyembuhkan luka hati Alisha. Hingga datang sosok Adam, senior di kampusnya sekaligus menjadi rekan duet dalam menulis.

Apakah kehadiran Adam bisa menyembuhkan luka hati Alisha? Atau masih ada luka yang akan diterima Alisha? Cerita yang menguras air mata untuk kebahagiaan sang kembaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erni Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Aku menunduk dalam, apa perlu aku jabarkan saat ini bagaimana malam-malamku satu tahun ini? Akan sangat memalukan jika ada yang tahu.

Seorang kakak mencintai suami adiknya sendiri, hingga mengusik malam-malamnya. Terlalu menyedihkan diri ini memang.

"Insomnia terkadang hadir membuat Alisha tidak bisa tidur Umma,"jawabku setelah lama terdiam.

Umma Izzah mengenggam lembut tanganku. Membuat aku menoleh padanya, mata Umma bagai telaga yang menenangkan. Bibirnya selalu tersenyum.

"Umma tahu masalahmu, Nak! Ceritakan pada Umma biar kamu lega,"ucap Umma Izzah.

Lidahku kelu, tenggorokan ini tercekat, dengan susah payah aku menelan saliva. Bagaimana mungkin aku membuka luka yang belum sembuh, membubuhkan garam diatasnya. Semakin sering di bahas, akan semakin sulit aku menerima takdir ini.

Siang tadi Kak Adam yang mencercaku, dan malam ini Umma Izzah. Apa saja yang di ceritakan Azam tentang kandasnya hubungan kami.

"Umma tahu sulit untuk kamu menceritakan luka yang belum sepenuhnya kering. Umma sangat menyanyangi kamu juga Aisha. Meski baru dua kali kita bertemu, Nak!" ucap Umma Izzah.

Aku masih terdiam, tak tahu harus berkata apa. Segerombolan air panas mulai mengusik pelupuk mataku. Angin malam tak bisa memberi aku hawa kesejukan saat ini, suasana mendadak tegang. Hanya aku yang tegang karena Umma terlihat biasa saja.

"Maafkan Umma, Nak! Karena Umma semua ini terjadi. Lama Umma menunggu momen ini untuk meminta maaf padamu,"ucap Umma sedikit bergetar.

Aku mendongakan kepala, menatap lekat manik matanya.

"Umma, nggak salah ini sudah takdir Allah. Ini yang terbaik untuk Aisha juga Azam,"jawabku.

Bagaimana mungkin aku menyalahkan Umma, tidak ada sangkutannya dengan masalahku juga Azam.

"Jika Umma tahu kamu kembar nggak akan terjadi ini, Nak! Azam hanya menunjukan foto kamu," jelas Umma Izzah.

Kembar identik memang susah di bedakan, aku menarik napas dalam-dalam. Semua sudah terjadi tidak akan merubah apapun kebenaran ini. Hanya butuh membiasakan diri jika Azam iparku.

"Azam dia sampai tidak mau makan satu minggu, Nak. Dia mengurung diri di kamar. Umma ingin memberitahu yang sebenarnya pada Ayah-mu. Namun, urung ketika melihat antusias Ayah kamu juga rona bahagia Aisha. Umma yang bersalah."

Aku memeluk wanita yang menjadi ibu lelaki yang masih aku cinta. Aku tak ingin membuat dia semakin bersalah. Allah, cukup aku saja yang merasa bersalah dan sakit jangan kau bawa orang di sekitarku.

"Aku yang memilih mundur, aku ikhlas Azam jadi iparku," ucapku dengan suara parau.

"Bibirmu bisa berbohong, Nak! Tetapi tidak hatimu. Kamu wanita hebat, jika Umma di posisi kamu tak akan sanggup."

Aku menggeleng cepat, aku bukanlah wanita hebat. Jika aku hebat maka aku sudah berdamai dengan hatiku, aku tak akan menangis setiap malam.

Hanya ragaku yang terlihat kuat, pada kenyataannya jiwaku rapuh. Aku berhasil sandiwara untuk kebahagiaan banyak hati. Namun, aku gagal dalam berdamai menerima kenyataan.

Kisah ini memang melemparku pada suatu masa di mana aku pemeran utama. Sikap dan keputusanku berimbas pada orang-orang yang aku cinta.

"Aku tak sehebat yang Umma kira, aku tetap egois dan jahat. Aku belum bisa meluapkan Azam sepenuhnya. Aku jahat Umma mengharapkan suami adik sendiri."

Pada akhirnya aku luapkan yang menyesakkan dada. Cukup malam ini aku berkata sebodoh ini, dan esok aku akan membuka hati untuk Kak Adam.

Meski Azam telah menebar sepekat awan hitam, yang merajai malamku. Membuat cahaya suram di hidupku, walau ada cahaya yang berusaha menerangi. Tidak bisa menembus awan hitam yang Azam ciptakan.

Aku bertekad untuk menghapusnya dengan cinta yang Kak Adam tawarkan.

"Sudah, Nak! Jangan menyalahkan diri sendiri. Kamu nggak salah, hanya waktu yang belum bisa membuatmu sanggup juga keadaan yang menekanmu,"ujar Umma Izzah.

Aku tak tahu harus berkata apa lagi. Umma Izzah, dia bagai oase di gurun pasir. Mampu paham yang aku rasa . Allah, mengapa aku buta begitu banyak orang yang menyanyangi aku.

"Maafkan Umma yang baru bisa menemui kamu hari ini. Umma pernah bernazar hanya akan ke sini jika Aisha hamil. Umma tidak sanggup membayangkan sakitnya kamu karena kesalahan Umma."

Aku melepaskan pelukan pada Umma, saat mendengar hanya akan ke sini jika Aisha hamil.

Otakku baru bekerja dengan jernih. Bukannya malam itu aku mendengar jika negatif, lalu dua hari kemudian bisa hamil?

"Alisha dua malam yang lalu mendengar pembicaraan Azam juga Aisha jika masih negatif? Lalu hari ini mendengar berita kehamilan Aisha. Secepat itukah Umma?" tanyaku pada Umma.

"Iya.. Azam bilang begitu juga pada Umma. Namun, karena tak percaya dengan hasil test pack. Aisha memaksa ke dokter karena dia sudah telat satu bulan lebih. Dan benar waktu periksa sudah berusia enam minggu. Test pack-nya sudah rusak ketika di cek!" tutur Umma Izzah.

Aku masih tak percaya dengan semuanya. Membuat kepalaku berdenyut nyeri, sudah menjadi rizki Azam mempunyai anak. Walau itu dari Aisha bukan aku. Aku hanya bisa tersenyum getir menanggapi semua yang terjadi hari ini.

"Maafkan Umma sekali lagi, Nak! Jalanmu masih panjang. Semoga bahagia mendekapmu, Nak."

Aku hanya bisa mengamini ucapan Umma Izzah.

Aku kembali sendiri, Umma Izzah telah masuk ke rumah. Semilir angin membuat aku sedikit kedinginan. Aku sudah terlanjur masuk ke jurang pengorbanan, maka tidak bisa setengah-setengah lagi.

Aku meraih ponsel di di saku gamis, membuka aplikasi Wa. Ku cari nama Kak Adam untuk mengirim pesan.

[Kak besok di rumah ada acara syukuran kehamilan Aisha. Kalau nggak sibuk datang, ya!]

Selesai mengirim pesan, kumatikan data dan memasukan kembali ke saku.

"Angin malam bisa membuatmu sakit, pakai ini jika masih ingin di sini, Neng!"

Aku membalikan badan, tampak Azam berdiri menjulang dengan jaket di tangan. Aku terpaku, mataku menatap lekat dia. Wajah itu datar tidak seperti biasanya, bukannya seharusnya dia merasa bahagia? Karena kehamilan Aisha.

Belum sempat aku berkata dia pergi begitu saja.

"Apa masih penting diriku bagimu, Gus?"

Entah apa yang aku pikirkan, mulut ini mengeluarkan pertanyaan yang tak seharusnya. Napasku memburu, menanti jawaban apa yang akan keluar dari mulut Azam.

Semenit, dua menit, Azam masih membisu. Dia terdiam di tempatnya berdiri. Dinginnya malam seketika menguap, badan ini mendadak panas karena darah mengalir dengan cepat. Aku menatap jaket yang di taruh di samping aku duduk. Jaket navy, yang dulu aku belikan waktu ulang tahunnya.

Jika jaket ini saja telah di kembalikan padaku, berarti benar tidak tersisa sedikitpun rasa untukku. Akan mudah bagiku untuk membuka hati ini untuk Kak Adam.

"Kamu selalu penting bagiku, Neng! Sudah malam lekas istirahat!" jawab Azam lalu pergi begitu saja.

Sekarang gantian aku yang terdiam, apa dia ingin aku selalu terpuruk dalam kenangan? Bayangan indah masa lalu, yang selalu membuat aku terombang-ambing dalam lautan keresahan.

Ku ambil jaket itu, melempar asal ke kolam. Tidak baik bagiku larut dalam rasa yang tabu, persetan dengan nasib jaket itu. Bergegas aku ke kamar, mengistirahatkan hati dan pikiran yang lelah seharian ini.

1
Afu Afu
jangan bucin alisha,buka hati buat yg lain percm menghro Azam istri nya jg SDH hmil apa yg mau km hrapkan ,plis deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!