Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Malam harinya
Nando sudah menyiapkan makan malam romantis dengan istri tercinta nya. Ya, Meera istri pertama Nando istri tercinta Nando. Meera yang baru pulang dari dinas nya di rumah sakit,Meera yang masih mengenakan kemeja putih nya, dengan wajah yang kusut karena lelah,langsung duduk di depan Nando.
"Tidak bisakah kamu berdandan sebentar,! Pinta Nando.
"Aku sangat lelah Mas.Ayo kita langsung makan saja,aku pingin istirahat." Nando menekuk wajahnya. Karena Nando merasa Meera tidak menghargai usaha nya. Nando berusaha menciptakan makan malam yang romantis dan ingin bernostalgia ketika masih pacaran. Namun diluar ekspektasi nya Meera malah seperti tidak antusias dan tidak menghargai usaha Nando malam ini.
Nando tau jika sang istri sangat menyukai pekerjaan nya sebagai seorang dokter, sampai Meera tidak mengenal waktu. Tapi Nando juga ingin sang istri bisa lebih memprioritaskan keluarga kecil yang dibina nya.
Berbagai makanan yang dipesan sudah tersaji di atas meja. Namun Meera masih saja fokus dengan benda pipihnya, tidak tau apa siapa yang Meera chat, karena Nando tidak pernah tertarik untuk mengontrol handphone istri nya. Nando sampai heran dan sedikit kecewa dengan istrinya.
"Apakah kamu mempunyai pria lain? Ini momen makan malam kita berdua. Sudah lama kita melakukan makan malam seperti ini, karena kita sama-sama sibuk. Sebenarnya apa yang kamu yang kamu pikirkan Meera?" Nando bertanya kepada Meera dengan nada sedikit kecewa karena Meera terlihat acuh dan hanya dia yang antusias menghabiskan malam ini berdua hanya dengan Meera istri kesayangan nya.
Lagi-lagi Nando hanya menghela nafas, ia tidak mau terpancing emosi dan akan merusak acara malam ini. Lalu Nando mengeluarkan bunga yang dibeli untuk Meera, Meera menerima bunga itu dengan senang hati, setelah itu Nando mengeluarkan kalung berlian dan memasangkan di leher Meera.
"Apakah kamu suka?" Nando bertanya pada Meera.
Meera mengangguk. "Aku suka mas, ini sangat indah mas. Makasih mas ! Oh ya, apakah Mahira juga dapat?"
"Ini malam khusus untuk kita, tolong jangan sebut nama lain!" Pinta Nando.
Lalu Nando mengambil bunga mawar putih, bunga favorit Mahira lalu memberikan juga pada Meera. Meera mengernyitkan dahinya karena Meera tidak suka bunga mawar putih itu. Namun Meera masih menghargai sang suami jadi Meera menerima bunga mawar putih itu walaupun tidak suka.
Mereka melanjutkan makan malam romantis mereka, dengan di iringi dengan musik romantis menambah suasana semakin romantis.
Sebenarnya Meera sangat mencintai suami nya, namun Meera sempat kecewa kepada suami nya, karena memperkosa seorang gadis muda yang seumuran dengan putri nya ,dan gadis itu sekarang hamil.
"Tadi gimana ketika pergi bersama Mahira mas,?" Meera bertanya sang suami.
Nando membuang nafas nya secara kasar.
"Anak itu membuat calon pembeli membatalkan pembelian kebun teh ku. Sungguh menyesal aku telah mengajak nya."
Meera tersenyum kecut, kemudian dia melanjutkan makan nya dan sesekali melirik ke arah suaminya yang tampan. Ya, Nando memang sangat tampan. Hidung nya mancung, alisnya tebal, rahang yang tegas, kulit nya yang putih bersih. Namun sekarang Nando bukan milik dia seutuhnya. Nando juga milik Mahira.
Meera berusaha untuk tegar.walaupun hatinya sakit. Wanita mana yang tidak sakit jika dimadu.
Di kamar Mahira
Perut Mahira semakin besar, membuat Mahira sedikit kesusahan. Mahira ingin pergi ke dapur, namun saat setengah jalan ke arah dapur Mahira bertemu Dinda.
"Hei pelakor, mau kemana kamu?" Tanya Dinda.
"Din, namaku Mahira, Mahira putri bukan pelakor!" Dinda tersenyum sinis.
"Kau pelakor. PE.....LA.....KOR......akan tetap menjadi pelakor. Mama ku setiap malam menangis karena kehadiran mu. Kamu pelakor. Mama ku sok kuat di depan mu padahal batinnya tersiksa. Sadar diri kamu jadi cewek kok murahan banget.perusak rumah tangga orang. Sadar diri kamu, cepat pergi dari sini ! " Dinda mengeluarkan uneg-uneg nya .
Setelah itu Dinda pergi meninggalkan Mahira yang masih mematung. Mahira mencoba merenung ucapan Dinda anak tirinya itu. Selama ini memang Meera tidak pernah menunjukkan kesedihan nya. Namun Mahira tau pasti Meera sangat terluka. Istri mana yang mau membagi suami nya dengan orang lain.
Tiba-tiba Mahira mendengar suara yang familiar, ya benar suara Meera dan Nando. Mereka terlihat sangat bahagia masuk sambil bergandeng tangan. Mahira tersenyum melihat sepasang suami istri yang harmonis itu, akan tetapi hati tidak bisa berbohong Mahira cemburu melihat keharmonisan sepasang suami istri itu.
"Ra..!" Sapa Meera
"Eh,iya kak? " Sapaan Meera membuyarkan lamunan Mahira.
"Apakah kamu sudah makan?" Mahira mengangguk, Mahira melirik Nando yang telah meninggalkan mereka berdua tanpa melirik ke arah Mahira. Sakit sekali yang dirasakan Mahira.
Meera menggandeng Mahira dan mengajak nya duduk di sofa.
"Ra, besok aku minta tolong, tolong siap kan air mandi untuk mas Nando. Jangan lupa juga buatkan kopi untuk nya. Aku besok harus berangkat pagi-pagi sekali. Sedangkan mas Nando besok masih libur!"
Mahira terdiam, mengingat sikap Nando yang keterlaluan padanya membuat Mahira sedikit ragu-ragu mendekati Nando. Kemudian Mahira mengeluarkan kotak kecil berwarna merah , yang isinya cincin. Meera mengambil cincin dari kotak kecil itu dan memakaikan di jari Mahira.
"Ini cincin dari mas Nando untuk kamu Ra." Tapi pikiran Mahira melayang. Mahira meragukan cincin itu pemberian dari Nando. "Tidak mungkin Nando mau membelikan cincin untuk nya" gumam Mahira dalam hati.
" Mas Nando tipe suami pemalu Ra, jadi mas Nando menitipkan ini padaku, agar aku memberikan untuk kamu," Sambung Meera.
Setelah memakaikan cincin di jari Mahira, Meera berdiri lalu tersenyum sambil berjalan menuju kamar. Hati Mahira semakin sakit saat Meera semakin baik pada nya,ia tahu jika cincin itu bukan dari Nando, akan tetapi dari Meera sendiri.
"Maafkan aku Kak mer, aku tidak sadar telah menusuk mu dari belakang. Aku mencintai mas Nando. Gumam Mahira dalam hati di dalam kekalutan nya.
*********************
Keesokan harinya.
Mahira sudah di kamar Nando dan Meera, Nando masih tertidur pulas dan Meera sudah tidak ada dikamar mungkin sudah berangkat ke rumah sakit.
Mahira mendekati Nando lalu menatap wajah tampan Nando diam diam, sambil bergumam "Dinda sangat beruntung memiliki ayah yang sangat tampan, sedang aku,aku tidak tahu dan tidak pernah tahu bagaimana wajah ayah ku,"
Nando bergerak, Mahira segera mundur, namun tangan nya di cekal oleh Nando.
"Mau kemana kamu Meera ? Tidak bisakah hari ini kamu libur? Kita sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama Meer, aku sangat merindukan mu Meera, " Mata Nando masih terpejam Nando belum menyadari kehadiran Mahira.
Tubuh Mahira bergetar hebat,dia takut jika Nando akan marah, karena dia bukan Meera.
Hal yang ditakutkan Mahira terjadi , Nando membuka mata nya dan baru menyadari tangan yang di genggam bukan Meera.
"Ngapain kamu disini?"
" Saya di suruh Kak Meera untuk menyiapkan air mandi dan sarapan untuk Tuan." Jawab Mahira dengan nada ketakutan
"Nando mengusap wajah nya dengan kasar. Kecewa itu yang dirasakan Nando .
Nando sadar jika dirinya sudah tidak lagi remaja. Nando sadar bahwa Nando dan Meera sudah memiliki dua anak, mereka sudah tidak dalam fase pacaran. Tapi apakah salah jika Nando ingin menikmati waktu bersama Meera.
”Kemarilah!" Pinta Nando.
Mahira mengernyitkan dahi nya, kemudian mendekati Nando dan Nando menarik tangan Mahira agar Mahira duduk di samping nya.
"Apa yang dibutuhkan anak mu?" Tanya Nando. Nando terlihat berwibawa jika dalam mode hangat seperti ini. Tapi aku sangat sedih ketika mas Nando menyebut jika ini anak ku. Padahal ini juga anak nya.
Mahira bingung,dia terdiam, Mahira tidak tahu harus menjawab apa.karena memang saat ini tidak membutuhkan apapun.
Nando mengeluarkan kartu debit nya dan memberikan kepada Mahira.
"Pakai ini untuk membeli keperluan anakmu! Sebentar lagi dia akan lahir dan aku kini telah berubah pikiran."
**********************
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..