NovelToon NovelToon
Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Status: tamat
Genre:Romantis / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Pelakor / Tamat
Popularitas:103.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG @ersa_eysresa

Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.

Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.

Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.

Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Menemui Putra

Setelah beristirahat selama satu hari di rumahnya, Livia akhirnya memutuskan untuk keluar. Pagi itu, udara masih terasa sejuk, dan langit sedikit mendung, seolah menyesuaikan dengan suasana hatinya yang berat. Livia berpamitan kepada kedua orang tuanya dengan senyum yang dipaksakan dan mencari alasan untuk keluar dari rumah.

"Aku ke rumah Nia sebentar, Bu," katanya singkat.

"Apa tidak sebaiknya kamu di rumah dulu, Liv. Agar kabar miring itu mereda dulu, "

Arin masih terlihat cemas dengan keadaan Livia pasca kejadian memalukan yang sudah dilakukan oleh Livia beberapa hari terakhir, yang membuatnya sampai mendekam di dalam penjara selama beberapa hari. Livia tahu ia sedang diawasi, dibicarakan, dihakimi karena perbuatannya. Apalagi sekarang video permintaan maafnya pasti sudah dilihat oleh semua orang.

Tapi ia tak peduli, Mau tidak mau suka tidak suka dia harus pergi untuk menemui Putra dan mendengar semuanya. Dengan berbekal masker yang menutup wajahnya, Ia melangkah cepat menuju sebuah rumah megah di kawasan elit, rumah milik keluarga Putra. Dia ingin memastikan sesuatu.

Dengan napas memburu, ia berdiri di depan pintu tinggi berlapis kayu jati, dan mengetuk dengan keras pintu tersebut. Ketukan penuh amarah, kecewa yang dia rasakan. Tak berapa lama, pintu itu terbuka.

Namun bukan Putra yang menyambutnya. Melainkan yang muncul adalah seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan, bibir merah menyala, dan sorot mata dingin menatap dirinya

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya wanita itu dengan nada sinis.

"Mama Aya," Livia menunduk sebentar lalu menatap balik dengan mata yang sama tajamnya. "Aku ingin bertemu Putra. Aku ingin tahu apakah yang aku dengar itu benar atau omong kosong."

Mama Aya mendengus, melipat tangannya di dada. "Kau tidak tahu malu datang ke sini setelah semua yang terjadi? Seharusnya kau tahu diri. Kami sudah bilang kepada orang tuamu kemarin, pertunangan itu dibatalkan. Mau tidak mau, suka tidak suka. Titik."

"Tapi aku ingin dengar langsung dari Putra!" Livia tak mau mundur. "Kami yang menjalin hubungan, bukan Mama yang berhak memutuskan semuanya sepihak!"

Mama Aya terlihat tidak suka mendengar ucapan Livia yang seperti menantangnya. Dia tidak ingin wanita seperti ini menjadi menantunya. Karena dia harus bersaing dengannya jika menjadi istri Putra nantinya. Yang dia inginkan sebagai menantu adalah wanita penurut yang tidak pernah membantahnya.

Perdebatan itu makin memanas. Suara mereka mulai naik, saling memotong dan menuduh. Hingga akhirnya terdengar suara langkah kaki cepat dari arah tangga. Seorang pria dengan wajah tampan namun penuh ketidaksenangan muncul dari balik dinding ruang keluarga.

"Ada apa ribut-ribut ini?" tanya Putra dengan nada malas, matanya langsung tertuju pada Livia.

Mata Livia berbinar sejenak melihat pria itu, tapi binar itu segera pudar melihat ekspresi dingin yang ditunjukkan Putra.

"Putra..." suara Livia bergetar. "Kau benar-benar ingin memutuskan pertunangan kita?"

Putra menghela napas panjang, seolah menyiapkan jawaban yang sebenarnya sudah ia pikirkan matang-matang.

"Ya. Aku setuju dengan Mama. Kita sudah tidak cocok lagi, Livia. Apalagi setelah kasus itu, kau benar-benar memalukan. Aku sudah mempermalukan Rayya di hari pertunangan kami dan lebih memilihmu, berharap kamu bisa lebih baik dari Rayya. Tapi ternyata kau lebih parah darinya." ucap Putra dengan kesal

"Tapi, Itu–, "

"Kau bodoh. Kenapa kamu sampai melakukan hal licik seperti itu. Aku benar-benar tidak menyangka, kebencianmu kepada Rayya sangat memuakkan. "

Putra memalingkan wajahnya. "Dan sekarang lihatlah hasil dari perbuatan mu. Nama baik keluarga kami ikut tercoreng. Mama tidak bisa menerimanya. Dan aku–, Aku sudah tidak ingin berurusan lagi denganmu,"

Livia merasa seluruh dunianya runtuh mendengar kata-kata kasar dari Putra. Tapi ia tidak datang sejauh ini untuk menyerah.

"Tapi kita tidak bisa berakhir sampai disini Putra–, "

"Apanya yang tidak bisa, pokoknya aku ingin hubungan kita berakhir, " Putra masih tetap pada pendiriannya.

"Tidak bisa, karena aku sekarang sedang hamil anakmu, " Ucap Livia mematahkan semua keinginan Putra.

Seketika Ruangan langsung terasa senyap. Mama Aya menatap Livia seolah gadis itu baru saja menurunkan petir dari langit dan Putra membeku di tempatnya.

"A– Apa kau bilang?" tanya Putra pelan, matanya melebar.

"Aku hamil. Anakmu." Livia mengulang dengan penuh keberanian, meskipun hatinya bergetar hebat.

Putra melangkah pelan ke arahnya. Wajahnya sulit ditebak, terkejut, marah, takut, atau bingung.

"Kau jangan main-main, Liv. Ini bukan hal sepele."

"Aku tidak sedang main-main," jawab Livia cepat. Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya, lembaran hasil USG dan surat keterangan dokter yang pernah dia lakukan sebelum hari pertunangan mereka untuk jaga-jaga jika Putra lebih memilih Rayya.

Putra mengambilnya, menatapnya lama. Mama Aya merebut kertas itu dari tangannya dan membacanya sendiri. Ekspresi wajahnya berubah seketika, antara terkejut dan terguncang.

Mama Aya mendekat, matanya menyala penuh emosi. "Kalau kau pikir anak ini bisa membuatmu kembali dalam keluarga kami, kau salah besar! Kami tidak bisa menerima perempuan sepertimu!"

"Mama!" bentak Putra tiba-tiba. "Cukup!"

Mama Aya terdiam, kaget dengan reaksi anaknya.

Putra menatap Livia lama. Ia tahu semua ini rumit. Tapi ia juga tahu anak itu, kemungkinan besar adalah darah dagingnya karena mereka pernah melakukan hubungan terlarang itu beberapa kali di belakang Rayya.

"Berikan aku waktu, Liv. Aku butuh waktu memikirkan semua ini," ucap Putra pada akhirnya.

Livia menatap Putra, mencoba membaca isi hati pria itu.Tapi tidak ada apapun yang bisa dia temukan. Akhirnya ia mengangguk.

"Aku akan beri waktu. Tapi jangan terlalu lama. Karena aku tidak akan menunggu selamanya. Dan aku tidak akan membuat hidupmu tenang."

Livia membalikkan badan dan berjalan pergi dari rumah itu, meninggalkan dua orang yang masih berdiri dalam diam. Hatinya masih sakit, tapi setidaknya hari ini ia telah berani memperjuangkan apa yang ingin dia miliki dan sudah dia rebut dari Rayya.

Dia tidak ingin Rayya tersenyum penuh kemenangan saat melihat dirinya terpuruk karena kegagalan menikah dengan Putra. Sedangkan wanita itu bisa bahagia dengan pria asing yang menikahinya.

"Aku tidak akan menyerah. aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan. Selama ini aku sudah mampu menindasmu, aku tidak akan berhenti menghancurkan hidupmu Rayya. Persetan dengan perjanjian itu. " ucap Livia dengan penuh kemarahan.

Dia menganggap semua kesialan yang dia alami adalah karena Rayya. Andai kedua orang tuanya tidak pernah membawa Rayya pulang ke rumah, semua ini tidak akan pernah mungkin terjadi.

Saat dalam perjalanan pulang dengan taksi online yang dia pesan, Livia menoleh kesamping jendela saat akan melewati toko Rayya dan melihat kerumunan orang tengah berkumpul di depan toko roti itu. Entah apa yang mereka lakukan disana, namun sebuah pemandangan mengusik hatinya.

"Ada apa ini? " gumamnya.

Karena penasaran dia langsung meminta Sopir untuk menghentikan mobilnya

"Pak stop. " pintanya kepada sopir.

Dia langsung berjalan mendekat dan ikut bergabung dengan kerumunan orang itu dan melihat apa yang terjadi disana. Matanya membulat sempurna saat melihat layar lebar yang dipajang di depan toko Roti Rayya.

"Rayya, Apa-apaan ini. "

1
Lin
Luar biasa
lee zha
bagusssss semangat terus thor/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
💝F&N💝
sudah like ya
Ririn Nursisminingsih
emang penyakit hati itu susahhh
Sandisalbiah
𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚊𝚗... 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚗𝚒𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗...
Sandisalbiah
𝚐𝚊𝚔 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚗𝚊, 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚠𝚊𝚛𝚊𝚜...
Sandisalbiah
𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚊𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚔𝚘𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚕 𝚍𝚕𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚝𝚊𝚔 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚁𝚊𝚢𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜, 𝚙𝚎𝚛𝚑𝚊𝚝𝚒𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚙𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚎𝚖𝚙𝚞𝚊𝚗 𝚞𝚕𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚕𝚒𝚌𝚒𝚔 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊...
Sandisalbiah
𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚔𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚌𝚞𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚂𝚊𝚗 𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚝𝚙 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑𝚗𝚢𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚒𝚝𝚞...
Sandisalbiah
𝓹𝓮𝓻𝓷𝓲𝓴𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓰𝓪𝓴 𝓶𝓾𝓵𝓾 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓭𝓲 𝓭𝓪𝓼𝓪𝓻𝓲 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪, 𝓽𝓸𝓱 𝓷𝔂𝓪𝓽𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓰 𝓪𝔀𝓪𝓵𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪𝓲 𝓰𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓭𝓲𝓴𝓲𝓽 𝔂𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓰𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓬𝓮𝓻𝓪𝓲𝓪𝓷... 𝓲𝓷𝓽𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓵𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓱𝓾𝓫𝓾𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓽𝓲𝓪𝓹 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓹𝓾𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓵𝓪𝓷𝓴𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓰𝓷 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪.. 𝓽𝓸𝓱 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓱𝓪𝓭𝓲𝓻 𝓼𝓮𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓪𝓭𝓪 𝓴𝓮𝓷𝔂𝓪𝓶𝓪𝓷𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓪𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷?
Sandisalbiah
𝓪𝓭𝓪 𝓸𝓻𝓽𝓾 𝓶𝓸𝓭𝓮𝓵 𝓫𝓮𝓰𝓲𝓷𝓲.. 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓼𝓽𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓷𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲 𝓭𝓲 𝓭𝓮𝓹𝓪𝓷 𝓽𝓪𝓶𝓾, 𝓳𝓰𝓷 𝓫𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓼𝓮𝓫𝓮𝓷𝓪𝓻𝓷𝔂𝓪 𝓡𝓪𝔂𝔂𝓪 𝓱𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓪𝓷𝓴 𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪𝓽 𝓶𝓪𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪 𝓲𝓷𝓲 𝓭𝓲 𝓹𝓮𝓻𝓵𝓪𝓴𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓽𝓭𝓴 𝓪𝓭𝓲𝓵 𝓸𝓵𝓮𝓱 𝓴𝓮𝓵𝓾𝓪𝓻𝓰𝓪𝓷𝔂𝓪? 🤔🤔
Rahma Inayah
gak ada bonchap nya gitu.akhr yg indah ..
Mefiani
bagus ceritanya...apa ada lanjutan ceritany satria ma satya kayak di keluarga erhan dulu...cerita dari generasi ke generasi ..makasih kak resa sayank...semangat berkarya💪💖😘
Reni Anjarwani
bagus bgt sayang sekali udah tamat
Ratna Mazdah
Menurut ku cerita nya bagus. Tpi gk cocok aja masak papa mertua ngajak ketemu menantu diluar. Seharusnya kalau memang ngajak ketemu diluar. Ibu saka harus nya ikut. Aneh aja rasanya. Perasaan😁 mf ya thor sekedar masukan. Atau diundang makan malam kerumah biar enak ngobrolnya. Ni kek ketemu sugar baby aja papa si saka ini😄
Reni Anjarwani
lanjut
Inisial M
next..
Mefiani
semoga twin segera lahir dengan selamat dan sehat..juga mamanya..
Rahma Inayah
semoga rayya slmt dlm melahirkan twins
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Amy
calon oma Dan opa heboh luar biasa,, excited bangat belanjanya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!