Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
...***❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️***...
"Heh kamu! Lain kali kalau mau nuduh orang jangan main tuduh sembarangan dong. Aku sekali pun miskin tidak akan mencuri, laki ku masih sanggup kami kami makan. Noh yang orang kau banggakan itu malah pencuri," ucap ibu baju ungu itu sambil mencibir.
Sementara Ibu baju merah itu terdiam dengan wajah manyun.
"Ya udah, Jeng, kita pergi," ajak ibu baju merah itu kepada teman-temannya, sementara meninggalkan Ibu Nina yang sambil menangis itu.
Akhirnya masalah tersebut selesai. Mereka semua pun pergi dari pos tersebut setelah mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih banyak ya Nak, Untung ada kamu, kalau tidak aku bakal jadi kambing sama si orang sok kaya itu," ucap ibu baju ungu itu kepada Alzahro.
"Ah, sama-sama Buk, itu harus saya lakukan demi menyelamatkan orang yang tidak bersalah," ucap Alzahro tersenyum.
"Heh tetangga! Kamu nggak mau ngucapin terima kasih pada anak muda ini kah? Kalau tidak ada dia mungkin gelang kamu sudah di jual sama sahabat sejati mu itu," ucap ibu baju ungu itu kepada ibu baju merah.
Langkah kaki ibu baju merah itu terhenti, berbalik badan dan melihat ke arah Alzahro.
"Terima kasih," ucapnya singkat.
"Ck! cuma terima kasih doang? Katanya orang kaya? Masa nggak ada hadiah basa basi sebagai tanda terima kasihnya kepada orang yang sudah menyelamatkan gelang kamu itu? Haihss, udahlah tukang nuduh sembarang, pelit pula lagi, dari tadi terus meneriaki aku orang miskin, siapa yang miskin sebenarnya," ucap ibu baju ungu itu memberikan selembar uang merah kepada Alzahro.
"Eh, ibu, tidak perlu, ambil saja uangnya, saya iklas dan bahkan sangat senang bisa membantu kalian, saya tidak meminta imbalan." Alzahro menolak uang pemberian dari ibu baju ungu itu.
"Ambil saja, ini adalah tanda terima kasih saya kepada kamu. Kalau tidak mungkin saya sudah di kantor polisi sekarang, lagian pula membayar detektif sangat mahal, kamu malah bantu dengan cuma-cuma, saya hanya punya ini saja yang bisa saya berikan," ucap ibu itu tulus.
"Sudah terima saja, jangan buat itu merasa tersinggung karena kamu menolaknya. Lagian ibu sengaja melakukan itu agar ibu baju merah itu sadar atas perbuatannya," bisik Genisa.
Alzahro mengangguk. "Ya sudah, terima kasih banyak, saya terima ya Buk," ucap Alzahro menerima uang tersebut.
Melihat ibu baju ungu itu memberi uang kepada Alzahro, ibu itu pun tak mau kalah. Ia mengeluarkan sejumlah uang dari tas kecilnya itu.
"Ya udah, ini uang sebagai tanda terima kasih ku pada mu. Dan kamu jangan datang ke rumah ku minta tolong pada ku, sekarang kita impas," ucap ibu baju merah itu memberi setidaknya 10 lembar uang kepada Alzahro.
Ibu baju merah itu langsung berbalik badan dengan sinis. Alzahro hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Sepertinya sifat seseorang akan sulit di ubah jika orang itu tidak mengubahnya sendiri, ibu itu mungkin sudah terbiasa hidup dalam kemewahan dan gengsi sehingga sangat sulit baginya untuk berterima kasih.
Setelah ibu baju merah itu menjauh. Alzahro meraih tangan ibu baju ungu itu dan meletakkan yang tersebut di tangannya. "Ibu, ambil semua yang ini untuk kebutuhan hidup ibu sehari-hari, anggap saja ini rezeki ibu hari ini setelah mendapatkan Cobaan," ucap Alzahro.
"Ah, mana mungkin saya menerima uang ini, ini adalah uang kamu yang di berikan oleh tetangga saja barusan," tolak ibu itu.
"Ya, ibu itu memang memberikan kepada saya, dan uangnya adalah milik saya, jadi sekarang uangnya saya ini, saya sedekahkan untuk ibu, tolong di terima ya," pinta Alzahro sambil tersenyum.
"Ah, terima kasih banyak, saya benar-benar beruntung bertemu dengan anak muda, mohon maaf ya, saya terima uangnya, karena akhir-akhir ini saya memang butuh uang buat masuk anak sekolah saya yang bungsu, terima kasih banyak ya," ucap ibu baju ungu itu merasa amat senang.
"Ya udah, kalau begitu kami permisi dulu," ucap Alzahro, ia menggandeng tangan Genisa masuk ke dalam mobil. Perlahan-lahan mobilnya melaju di jalan Raya.
"Waw, pantas saja dia nggak menerima uang, ternyata orang kaya toh. Wah, bukan hanya kaya, masih muda, tapi juga baik, benar-benar anak muda yang menjanjikan," puji ibu itu setelah melihat mobil Alzahro sudah menjauh
.....❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️.....