NovelToon NovelToon
CINTA BEDA KASTA

CINTA BEDA KASTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Five Vee

Andrea Cecilia, gadis yatim piatu berusia 22 tahun, baru saja lulus pendidikan Diploma Tiga, jurusan Tata Boga. Ia ikut dengan sang bibi bekerja di rumah keluarga Dinata, sembari menunggu panggilan kerja dari sebuah hotel ternama di ibukota.

Andrea yang memiliki kemampuan memasak, di minta menjadi perawat untuk anak perempuan nyonya Dinata yang mengalami depresi setelah di lecehkan, dan kini dalam keadaan hamil besar.

Sang nona yang selama ia jaga, hanya diam, tiba-tiba meminta Andrea menjadi Ibu pengganti untuk bayi yang akan ia lahirkan. Bahkan, di akhir hayatnya, wanita itu meminta Andrea menikah dengan sang kakak, agar bayinya memiliki orang tua lengkap.

Bagaimana kah perjalanan hidup Andrea setelah kepergian sang nona untuk selamanya?
.
.
.
Hay Teman Redears.. ketemu lagi dengan aku si Authir a.k.a Author Amatir 😁

Mohon dukungannya, ya.. jangan lupa, Like, komen, Vote dan Gift.
.
Semoga cerita ini berkenan.
.
Ingat, tidak ada hikmah yang bisa di ambil dari cerita ini, karena novel ini hanya HALU SEMATA.
.
Terima Gaji ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Tidak Memberitahu Mama.

Andrea tidak menghiraukan kedua orang itu, ia memilih untuk menyibukkan dirinya sendiri. Gadis itu pun pergi dari satu etalase ke etalase yang lainnya.

Mata Andrea berbinar, saat ia mendapati sepasang pakaian tidur bayi bermotif buah strawberry. Tangannya pun terulur meraih baju mungil itu.

“Ada yang bisa di bantu, mbak?” Tanya seorang pramuniaga. Di setiap etalase, dan di setiap produk memang bertugas satu orang pramuniaga. Sehingga memudahkan para pembeli jika ingin bertanya, atau mengambil barang.

“Aku mau yang ini.”

Pramuniaga itu mengangguk. Ia kemudian melepaskan gantungan, kemudian melipat baju bayi itu.

“Apa mbak memerlukan keranjang belanjaan?”

“Ah, tidak. Aku ada troli, tetapi di bawa majikanku. Lagi pula, aku hanya membeli satu ini.” Jawab Andrea sembari tersenyum.

Pramuniaga itu mengangguk paham. Andrea kembali berjalan melihat-lihat. Setiap barang yang ia rasa unik dan cantik, ingin sekali gadis itu membeli untuk Audrey. Namun, uang yang ia bawa tak cukup banyak.

“Nanti saja saat gajian. Jika sekarang aku seenaknya, tuan otoriter itu pasti marah.”

Gadis itu membuang nafasnya kasar.

“Tunggu ya, awal bulan depan aku datang menjemputmu.” Ia seolah berbicara pada satu set perlengkapan bayi, dari ujung kepala hingga kaki, yang terpajang di atas meja.

Andrea kembali melangkah. Kakinya kini sampai di etalase peralatan mandi bayi.

Sementara itu, Arthur kini tengah menemani Celine memilih mainan untuk putra wanita itu.

“Oh, ya. Kamu belanja sendirian?” Tanya Celine saat mainan yang diinginkan di dapatnya.

Deg..

Seketika Arthur tersentak. Bagaimana ia bisa lupa dengan Andrea? Pria itu pun celingukan.

‘Kemana gadis itu?’ Batinnya saat melihat ke sekeliling, dan tak menemukan Andrea.

“Aku datang dengan Rea.”

“Rea?” Alis Celine bertaut. Wanita itu belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.

“Ah, maksudku, Andrea. Pengasuh Audrey.” Jelas Arthur kemudian. Entah kenapa bibirnya lebih suka memanggil gadis itu dengan nama Rea, daripada Andrea, Yang terdengar seperti nama pria.

“Hmm, jadi kamu sudah memiliki panggilan sayang untuk gadis itu?” Tanya Celine dengan menaik turunkan alisnya.

“Tidak ada seperti itu. Memang nama panggilan gadis itu Rea.” Tukas Arthur, yang kemudian merogoh saku mengambil ponselnya.

“Kamu dimana?” Ucap Arthur saat panggilan telah terhubung.

“Aku ada di tempat peralatan mandi bayi, tuan.”

Arthur membuang nafasnya kasar. Ia pikir Andrea telah pulang lebih dulu tanpa pamit.

“Tunggu disana.” Ia kemudian memutuskan panggilan begitu saja.

“Apa gadis kecilmu menghilang?” Tanya Celine terkekeh.

“Apa yang kamu ucapkan?”

“Ah, tidak. Kalau begitu, aku duluan ya. Kevin pasti sangat senang, apalagi mainan ini dipilihkan olehmu.” Wanita itu mengangkat kotak mainan yang ia bawa.

“Hmm, sampaikan salamku padanya”

“Pasti.”

Mereka kemudian berpisah arah. Arthur mendorong troli ke arah tempat peralatan mandi bayi, sementara Celine menuju kasir.

“Lain kali, kalau mau pergi ijin dulu.”

Suara Arthur membuat Andrea tersentak. Hampir saja ia menjatuhkan botol sabun mandi bayi yang di pegangnya.

“M-maaf, tuan. Aku tidak berani menganggu obrolan tuan.” Ucap Andrea sembari menundukkan pandangannya.

“Sudahlah.” Ucap Arthur sembari menghela nafas. “Apa ada lagi yang mau dibeli?”

Kepala Andrea menggeleng. Mereka kemudian berjalan menuju kasir.

“Letakan disana.” Tunjuk Arthur ke arah meja kasir.

“Maksud tuan?”

“Pakaian bayi itu. Kita harus membayarnya, jika tidak ingin di kira pencuri.” Ucap pria itu sembari melihat tangan Andrea yang menggenggam pakaian bayi.

“Ah, tidak tuan. Ini aku bayar sendiri.”

“Rea, apa kamu mau membuat antrean semakin panjang?”

Kepala Andrea menggeleng. Ia kemudian menurut. Meletakan pakaian itu di atas meja kasir. Bersama dengan belanjaan yang lain.

Kedua insan berbeda kasta itu kemudian berjalan bersisian menuju parkir. Dengan Arthur yang masih mendorong troli.

Pria itu kemudian membuka pintu belakang mobil. Meletakan satu persatu belanjaan disana.

“Kalian terlihat cocok, Arth. Apalagi, dia masih gadis. Pasti mama mu mendukung hubungan kalian.” Ucap Celine dari dalam mobil saat melihat Arthur bersama Andrea.

🍃🍃🍃

Keheningan tercipta di dalam mobil saat perjalanan menuju pulang. Tak ada satu pun dari mereka yang mengeluarkan suara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Apa kamu ingin makan sesuatu?” Tanya Arthur memecah keheningan. Bagaimana pun, tujuan ia pergi bersama Andrea adalah untuk melakukan pendekatan.

Waktu menunjukkan pukul sebelas, itu artinya sudah dua jam mereka berada di luar rumah.

“Tidak, tuan. Kita pulang saja. Sudah terlalu lama di luar. Takutnya nona kecil terbangun.” Ucap Andrea yang sekilas menatap pria di sampingnya.

“Baiklah.”

Tak banyak bicara lagi, Arthur pun melajukan mobil menuju kediaman mewahnya.

Lima belas menit kemudian, mereka pun tiba di halaman rumah keluarga Dinata.

Sebuah hunian mewah berlantai tiga, dengan fasilitas dan barang-barang mahal di dalamnya.

Pertama kali menginjakkan kaki di depan istana keluarga Dinata itu, mungkin Andrea berdecak kagum. Namun, seiring berjalannya waktu, gadis itu pun terbiasa.

“Rea.”

Andrea yang hendak keluar dari dalam mobil pun, menoleh ke arah Arthur yang masih duduk di belakang kemudi.

“Ya, tuan?”

Pria itu menghela nafas panjang sebelum berbicara.

“Aku harap, kamu tidak memberitahu mama tentang pertemuan tak sengaja antara aku dan Celine tadi. Kamu melihat sendiri, ‘kan, jika kami tanpa sengaja bertemu, jadi—

“Aku mengerti, tuan. Lagipula, itu bukan urusanku.” Potong gadis itu. Andrea pun keluar dari dalam mobil itu. Untuk apa juga ia menceritakan masalah pribadi majikannya.

“Untukmu mungkin tidak ada. Tetapi, untukku ada. Mama akan semakin tidak suka dengan Celine.” Gumam Arthur, yang kemudian ikut keluar dari dalam mobil.

“Biar aku yang membawa.” Pria itu mengambil alih tas belanja yang berisi lima kaleng susu. Sementara, Andrea membawa belanjaan yang lebih ringan.

“Terimakasih, tuan.”

Senyum merekah dari mama Daisy menyambut kedatangan Andrea dan juga Arthur. Wanita paruh baya itu, baru saja pulang dari butik, sampai dirumah mendapat kabar, jika sang putra pergi berdua dengan Andrea.

“Nyonya.” Sapa Andrea dengan sopan.

“Kenapa cepat sekali pulangnya? Kenapa tidak jalan-jalan dulu?” Tanya wanita paruh baya yang masih tetap cantik meski sudah memasuki usia kepala lima.

“Tidak, nyonya. Nanti nona kecil bangun. Dan mencari aku.”

Mama Daisy terkekeh mendengar jawaban gadis itu, mana mungkin bayi yang belum genap berusia satu bulan itu bisa mengenali orang.

“Baiklah, baiklah. Cepat sana naik, siapa tau anakmu sudah bangun.”

Pipi Andrea bersemu merah mendengar ucapan mama Daisy. Ia pun segera pergi meninggalkan wanita paruh baya itu.

“Arth.”

“Ya, ma?”

Arthur menghentikan langkahnya. Kemudian mencium tangan sang mama.

“Sering-seringlah. Mama senang, Kamu ada kemajuan.”

Arthur yang mengerti ucapan sang mama. Hanya mampu menghela nafas. Ia pun tak ingin berdebat dengan wanita paruh baya itu, karena percuma. Pria itu sangat mengenal betul karakter sang mama. Keras kepala dan tak suka di bantah.

“Aku ke atas dulu, ma. Siapa tau, Rea membutuhkan barang-barang yang aku bawa ini.”

“Pergilah.”

.

.

.

Bersambung.

1
Heryta Herman
Bryan harus membayar perlakuannya dgn harga yg mahal..semoga menjadikan dirimu seorang yg lbh baik di masa dpn..
Heryta Herman
Terima karma mu Bryan...penyesalan mu akan kau bawa sampai akhir hidupmu..si Elma ini juga yg di pikirkan cuma harta warisan saja..jngn"orang tua Andrea meninggal krna ulah Elma...
Tyaz Wahyu
bnr2 hrs dikirim ke planet pluto pakai nuklir ni si jalang satu ni
Heryta Herman
Bryan memang harus bertanggung jwb atas perbuatannya..
Heryta Herman
Hebat...Thomas betul" menjaga sang adek kesayangan...
Heryta Herman
Waduuh...si Arthur ni bener" egois...kau minta memutuskan hubungan kluarga dgn kluarga kusuma...yg benar saja...
pendek banget pikiranmu Arthur...
haaaaiisshhh..sdh lah...lanjut thor
Heryta Herman
makanya Arthur...berfikirlah secara dewasa..semua yg terjadi bukan slh Rea..kamu bisa menasehati istrimu segala yg terjadi di hidupnya,kenapa skrng kamu yg tdk bisa menerima yg terjadi dlm hidupmu..
sungguh sangat egois kamu Arthur...
Heryta Herman
pikiranmu picik sekali Arthur...jngn sampai kau menyesal nti..
Tyaz Wahyu
org pintar sprt Celin trnyata bs dungu,stupid,bego,tolol jg y kok bs mikir kyk gt..kata pepatah bilang ora nggrayi jithok e dewe
Tyaz Wahyu
lg nunggu adzab celine kapan n kena adzab apa y. kasihan anakx g prnh diurusin cz celine ngurusin hawa nafsux saja
Tyaz Wahyu
ingin punya suami kyk art deh meski g kaya pst dia mau merawat istrinya luar dlm. g kyk suami jmn skrng isoe mung ngomel thok g mbandani tp seneng njajan nang luar #peace
Tyaz Wahyu
kalau aq jd rea pas liat aq sayang lalu aq lihat dengan mata dengan posisi juling dan mulut monyong kyk tenyom,seru x yee
Tyaz Wahyu
kok da y manusia super super mega egois kyk celine.sok syantik pintar n punya segalanya y..blangkon iku pentholane nang mburi bukan nang ngarep
Mak Rik
ORANG PEREMPUAN YG SELALU KEKURANGAN PEKERJAAN DN. HOBINYA NGERESE' I / REMPONG / KEPPO AKAN KEHIDUPAN RT ORANG LAIN ADALAH : " PELAKOR "ALIAS SILUMAN ULAT BULU.....!!!!! 🤔😏😏😒😒😱😱😱😡😡😡😠😠😠👌👌👌👎👎👎👎👎👎
Heryta Herman
Hahaha...rasain lu celine...sakit hati kaan...begitulah rasanya waktu Arthur kau bikin hancur hatinya krna kamu mainkan perasaannya...giliran Andrea hamil,kenapa juga kamu yg marah...jangan terlalu percaya diri kamu,celine...panas,panas dah lu skrng.../Grin/
Heryta Herman
Baguslah klo Arthur sdh mengakui pernikahan mereka..
Andrea bersikap egois juga ada sbbnya...suami istri memang harus saling memahami..bicarakan segala hal dgn baik..disini mereka berdua tdk ada yg salah...semua hanya krna keadaan...
Heryta Herman
Andrea..kamu sprti memakan buah simalakama...serba sulit keadaanmu.. tapi paham juga..sebagai orang kecil memang akan bersikap sprti dirimu...
okay..lanjut thor
Heryta Herman
Kau mendptkan wanita pujaanmu dgn cara yg salah Bryan...tunggu karma mu...
Arthur sdh bucin sama istri tapi malu mengakui...hhh..dasar pria kaku...ada saatnya nti kamu akan mengakuinya Arthur...lihat saja...
Heryta Herman
jangan"...si bryan itu yg perkosa audrey...hbs hidupmu klo memang itu betul....
Heryta Herman
arthur sebagai lelaki yg sdh dewasa dan matang...berpikir jauhlah sdkt...pahami istrimu dari segala segi..cara pandang istrimu berbeda krna memang kalian dari awal juga sdh terlihat perbedaannya...mengalah sdkt untuk kenyamanan bersama...kalian tdk salah..cuma keadaan yg tdk berpihak pada kalian skrng ini...bersabarlah sdkt lagi...
ayo thor...lanjut...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!