NovelToon NovelToon
Sepenggal Waktu Untuk Mencintaimu

Sepenggal Waktu Untuk Mencintaimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Murni
Popularitas:120
Nilai: 5
Nama Author: Azra amalina

Ariana selalu percaya bahwa hidup adalah tentang menjalani hari sebaik mungkin. Namun, apa yang terjadi jika waktu yang dimiliki tak lagi panjang? Dia bukan takut mati—dia hanya takut dilupakan, takut meninggalkan dunia tanpa jejak yang berarti.



Dewa tidak pernah berpikir akan jatuh cinta di tempat seperti ini, rumah sakit. Baginya, cinta harusnya penuh petualangan dan kebebasan. Namun, Ariana mengubah segalanya. Dalam tatapan matanya, Dewa melihat dunia yang lebih indah, lebih tulus, meski dipenuhi keterbatasan.



Dan di sinilah kisah mereka dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra amalina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Ariana : Rahasia yang Terungkap

Malam itu, di dalam kamar rumah sakit, Ariana duduk di tepi ranjang dengan cahaya lampu redup menemani. Hatinya penuh dengan perasaan yang campur aduk—kebingungan, harapan, dan sedikit kesedihan.

Ia sudah tahu.

Ia sudah tahu bahwa dirinya memiliki saudara kembar.

Selama ini, tidak ada yang pernah memberitahunya, tetapi entah bagaimana, ia mulai merasakan ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Percakapan yang tak sengaja ia dengar antara Bang Ardan dan Dewa tadi malam semakin menguatkan firasat itu.

Ariana ingin mengungkapkan perasaannya, tapi ia tahu bahwa berbicara langsung mungkin akan sulit. Maka, ia memilih menulis surat.

---

Kepada orang-orang yang paling aku sayangi,

Untuk Dewa:

Dewa, terima kasih sudah selalu ada untukku. Kamu bukan hanya teman, tapi seseorang yang membuatku merasa berharga. Aku tahu ada banyak hal yang kamu sembunyikan agar aku tetap tersenyum, tapi sekarang aku ingin kamu tahu bahwa aku sudah mengetahui rahasia yang selama ini kalian simpan dariku. Aku punya saudara kembar.

Aku tidak marah, aku tidak kecewa… Aku hanya ingin memahami kenapa aku tidak pernah diberitahu sebelumnya. Aku ingin tahu bagaimana dia sekarang. Apakah dia bahagia? Apakah dia pernah merasa ada sesuatu yang hilang, seperti yang aku rasakan?

Untuk Bang Ardan:

Bang, aku tahu kau hanya ingin melindungiku. Aku tahu kau takut jika aku terluka dengan kenyataan ini. Tapi, Bang… aku berhak tahu. Aku ingin mengenal saudara kembarku. Aku ingin melihatnya, mendengar suaranya, mengetahui seperti apa hidupnya.

Jika dia telah hidup dengan baik, maka aku bersyukur. Tapi jika tidak… aku ingin ada untuknya, sama seperti kau selalu ada untukku.

Untuk Ayah dan Ibu:

Ayah, Ibu… aku tidak menyalahkan kalian. Aku tahu hidup kita dulu tidak mudah, dan kalian telah melakukan yang terbaik untuk kami. Aku hanya ingin bertanya, apakah kalian juga merindukannya seperti aku sekarang?

Aku ingin kalian percaya padaku. Aku sudah cukup kuat untuk menerima kebenaran ini. Aku ingin kita bisa membicarakan ini bersama, tanpa ada lagi yang disembunyikan.

Aku mungkin tidak tahu bagaimana cara menghadapi semua ini, tapi aku ingin mencobanya. Aku ingin menemukan bagian diriku yang selama ini hilang.

Dengan penuh kasih,

Ariana.

---

Ariana meletakkan pena dengan tangan gemetar. Surat ini bukanlah bentuk kemarahan, melainkan harapan. Ia ingin membuka hati keluarganya, ingin mencari jawaban atas sesuatu yang selama ini tersembunyi.

Ia melipat surat itu dengan hati-hati, lalu meletakkannya di atas meja. Besok, surat ini akan sampai ke tangan orang-orang yang ia sayangi.

Dan besok, mungkin hidupnya akan berubah selamanya.

...****************...

Setelah selesai menulis surat, Ariana menatap kertas-kertas yang kini tersusun rapi di atas meja kecil di samping ranjangnya. Hatinya sedikit lebih tenang, meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.

Ia menghela napas panjang, lalu menyandarkan tubuhnya ke bantal. Malam terasa lebih sunyi, hanya suara detak jam dan sayup-sayup angin dari jendela yang masih sedikit terbuka.

Matanya mulai terasa berat. Mungkin karena kelelahan setelah bermain hujan-hujanan tadi, atau mungkin karena emosinya yang terkuras setelah menuangkan semua perasaannya dalam surat.

Ia menoleh ke arah meja, memastikan surat itu masih ada di tempatnya. Besok, semuanya akan berubah. Tapi untuk saat ini, yang ia butuhkan hanyalah tidur dan mengistirahatkan pikirannya.

Ariana menarik selimut hingga menutupi tubuhnya, lalu memejamkan mata perlahan. Dalam hati, ia berbisik pelan, berharap esok hari membawa jawaban yang ia cari.

Tak butuh waktu lama sebelum akhirnya ia terlelap, tenggelam dalam ketenangan malam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!