Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Bimo, membawa istri dan anaknya, mendekati meja tempat Aurora dan Kevin sedang duduk. Sora, dengan senyum menggoda yang terpampang di wajahnya, langsung menyapa Kevin.
"Hai kak Kevin, ternyata kalian di sini juga," ucap Sora dengan nada yang manis.
Kevin hanya mengangguk singkat, sambil mengerutkan dahi. Dari ekspresi wajahnya yang jelas terlihat tidak nyaman, dia hanya bisa mengeluarkan suara "Hmm" pendek. Dia merasa jijik melihat tatapan Sora yang penuh dengan maksud tertentu.
Sora, yang tidak mendapatkan respons hangat dari Kevin, kemudian mengalihkan perhatian ke Aurora yang duduk dengan tenang di samping Kevin.
Dengan nada yang cenderung menantang, Sora bertanya, "Kenapa kak Rora diam saja? Kamu juga tidak menyapa kami. Kamu tidak suka melihat kami di sini?"
Aurora, yang sejak tadi hanya memperhatikan percakapan tanpa banyak bicara, akhirnya buka suara dengan nada datar namun tajam. "Untuk apa aku menyapa kalian? tidak ada gunanya juga," ucapnya, menatap Sora dengan pandangan yang dingin.
Sora terdiam sejenak, terkejut dengan reaksi Aurora yang tidak seperti yang ia harapkan. Kedua mata Aurora menunjukkan ketidakpedulian yang mendalam, membuat Sora merasa tidak berarti di hadapan mereka.
Atmosfer di meja itu tiba-tiba menjadi tegang, dengan Bimo mencoba meringankan suasana namun gagal karena kedua wanita itu terlibat dalam pertarungan diam yang sengit.
"Papa tahu kamu masih marah sama papa Sayang, tapi setidak nya kau menyapa ayahmu ini" ucap Bimo berdrama.
"Tanpa aku menyapa kalian. Kalian sudah lebih dulu berbicara bukan" ucap Aurora sinis, dia sudah muak dengan drama keluarganya.
Kevin yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. Dia sudah jengah mendengar perdebatan mereka.
"Ada apa kalian kesini" tanya Kevin dingin penuh intimidasi. seketika ruangan itu berubah dingin dan begitu mencekam.
"Kami hanya ingin tahu keadaan putri kami" ucap Dena yang sok peduli terhadap Aurora, dia mencari muka di depan Kevin supaya mendapatkan simpati dari menantunya itu. Namun, Kevin bukan orang bodoh yang mudah terpengaruh dengan ucapan orang lain.
"Kalian sudah melihat nya bukan, kalau begitu pergilah" usir Kevin tanpa menatap ke arah mereka.
"Kenapa kakak mengusir kami?, bukankah kita sekarang keluarga kak" ucap Sora sok akrab.
Kevin berdecak kesal, tidak pernah terbesit sedikitpun dia mengakui mereka sebagai keluarga.
"Aku menikahi Aurora,bukan berarti kalian juga bisa masuk ke dalam keluargaku, ingat! aku membelinya bukan menikah karna cinta atau perjodohan" tegas Kevin.
"Pergilah! Aku juga tidak butuh perhatian dari kalian semua" usir Aurora sambil menatap tajam kearah ibu dan adik tirinya.
Dengan terpaksa, akhirnya Bimo dan keluarganya pergi meninggalkan mereka.
Dena berpikir dia akan bisa merebut hati Kevin, agar di segani di kalangan sosialitanya. Namun, ternyata pemikirannya salah, bahkan untuk sekedar menatapnya saja Kevin enggan melakukannya.
Sora menghentakkan kaki nya kesal, rencana untuk mendekati Kevin gagal total.
"Tenang saja, besok kita undang mereka untuk makan malam di rumah" ucap Dena berbisik di telinga putrinya.
"Mama serius" tanyaSora dengan mata berbinar.
Dena mengangguk mengiyakan pertanyaan dari putri tercinta nya itu.
"Mama memang cerdas" puji Sora yang merasa puas dengan ide mamanya itu.
Dena dan Sora pulang kerumahnya, sementara Bimo kembali ke perusahaannya.
*****
"Kamu mau pulang atau ikut aku kembali ke kantor" tanya Kevin kepada istrinya.
"Aku ingin pulang saja, apakah boleh? " tanya Aurora memberanikan diri.
"Emm, nanti sopir akan mengantarmu pulang" ucap Kevin.
Perlahan mobil mereka pergi meninggalkan Restoran, berpisah memasuki mobilnya masing-masing.
Sesampai di kantor Kevin sudah di sambut oleh kedua teman bastardnya.
"Dari mana saja lo, Vin" tanya Felix setelah melihat Kevin memasuki ruangannya.
"Habis meeting, lo pada ngapain di sini" tanya Kevin tidak suka.
"Tentu saja kami datang kemari untuk mengganggumu tuan muda" ucap Marcel
"Bisakah kalian pergi saja, gue tidak ada waktu meladeni kalian" kata Kevin.
Kevin lagi tidak mood meladeni kegilaan teman-temannya itu, dia sudah tahu tujuan temannya itu menemuinya. Apalagi kalau bukan mau mengajak dirinya ke klub malam.
Kevin sudah tidak minat bermain dengan wanita lain, dia sudah menemukan wanita yang pas yang dapat memuaskan dirinya, yaitu Aurora istrinya.
"Kenapa mukamu hari ini begitu cerah, sepertinya kamu baru saja mendapatkan mangsa baru" ucap Felix dengan penuh curiga.
"Tentu saja, bahkan aku mendapatkan yang masih murni" sahut Kevin dengan senyum mengejek.
"What? Darimana kau mendapatkannya" tanya Marcel kaget, Pasalnya selama ini dia begitu sulit mendapatkan gadis yang masih ori di tengah gempuran pergaulan bebas jaman sekarang.
"Tentu saja itu istriku sendiri, sungguh beruntung bukan" sahut Kevin sombong.
"Kebaikan apa yang sudah lo lakuin, sehingga pria brengsek seperti lo bisa mendapatkan gadis yang masih virgin." heran felix.
Kevin mengendikkan bahunya tidak tahu.
"Bukan kah istrimu itu mempunyai adik perempuan" tanya Felix.
"Iya, tapi aku tidak yakin dia masih perawan, kalau lo penasaran lebih baik coba saja. Sepertinya tidak akan sulit untuk mendekatinya" ucap Kevin.
"Apa dia tak beda jauh dari perempuan di klub malam itu" tanya Marcel, dan di angguki Kevin sebagai jawaban.
"Kalau begitu buat lo saja Lix, gue mah ogah mendapatkan perempuan seperti itu. Tidak ada bedanya dengan perempuan yang kita bayar selama ini" ucap Marcel.
"Gue juga ogah, mending gue sama Sela" kata Felix.
Sela adalah wanita bayaran Felix yang selalu setia kepadanya, dia selalu siap jika pria itu membutuhkannya.
"Ck, itu urusan kalian" ucap Kevin.
Kevin membereskan pekerjaannya, supaya bisa pulang dengan cepat. Ia tidak minat pergi ke klub malam bersama mereka.
"Lo tidak ikut kami bro" tanya Felix.
"Tidak, gue mau pulang kerumah untuk menghabiskan malam panas bersama istri gue, mubazir jika tidak gue sentuh " ucap Kevin
"Kau memang bajingan sejati bro, kau tak pernah mau rugi jika berurusan dengan selangkangan" ucap Marcel.
"Lo tidak tahu saja rasanya bercinta dengan gadis perawan, miliknya begitu sempit dan menggigit, membuat milik ku serasa di remas-remas olehnya" ucap Kevin vulgar.
Bersambung.
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..