Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Ethan
Alana akan membuka matanya, karena tubuhnya terasa berat, sembari mengucek matanya, dia langsung terbangun.
"Aaaaaaa"
Teriak Alana, dia sangat kaget dengan keberadaan Ethan yang sedang tidur bersama dirinya.
"Ya'ampun, apa dia melakukan sesuatu semalam," ucap Alana,
Alana melihat-lihat pakaiannya, tapi tidak ada yang berubah,
"Syukurlah, dia tidak berbuat macam-macam," ucap Alana lega.
"Bangun!"
Alana menepuk-nepuk tubuh Ethan, dengan sangat kuat, sampai Ethan terbangun karena merasa sakit.
"Kenapa masih pagi, sudah menghajarku," ucap Ethan, mengucek matanya.
"Kenapa tidur disini, kayak gak punya kamar aja," gerutu Alana.
"Bebas dong, mau tidur dimana aja, terserah aku," ujar Ethan, dengan raut wajah menyebalkannya.
Sontak saja Alana mencubit Ethan, karena dia sangat gemas sekali dengan sang kekasihnya itu.
"Sudah lama tidak ada kabar, tiba-tiba nongol disini, apa maksudnya itu," sindir Alana, dengan memasang mimik wajah sebal.
"Maafkan aku, banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan, sebelum aku libur bekerja setelah menikah," ucap Ethan, tersenyum manis.
"Setidaknya, sebelum pergi bekerja, pamitan dulu denganku!" kesal Alana.
"Aku selalu ingin berpamitan denganmu, tapi kamu sedang tidur, aku tidak mau menganggu waktu istirahatmu," ujar Ethan.
"Banyak alasan!" kesal Alana.
"Aku selalu memantau kamu kok, bahkan kemarin, aku lihat, kamu belajar menembak dengan kakek," kata Ethan.
"Untung saja ada kakek, kalo tidak ada. Hum, aku sudah kabur," ujar Alana, raut wajahnya ia perlihatkan kesal.
"Maaf," ucap Ethan.
Namun Alana, enggan menatap Ethan, dia benar-benar kesal, karena merasa diabaikan oleh sang kekasih.
"Lihat kesini, rugi kalo pagi-pagi tidak melihat laki-laki tampan," goda Ethan.
"Apaan sih, pergi sana," usir Alana.
"Tidak mau, mau disini sama istriku," jawab Ethan tersenyum.
"Ethan, kau," kesal Alana.
"Apa? Suka, ya," goda Ethan.
"Aku mau mandi dulu," kata Alana.
"Mandi, memang habis ngapain?" goda Ethan.
"Tidak habis ngapa-ngapain, cuman mau mandi aja, supaya segar," jawab Alana.
"Tunggu dulu disini, aku masih merindukanmu."
Ethan menarik Alana, kedalam pelukannya, berhari-hari dia tidak memeluk kekasihnya.
"Biarkan seperti ini, rasanya sangat nyaman sekali," ucap Ethan.
Alana menghembuskan napas kasarnya, dia memang kesal dengan Ethan, tetapi kalo Ethan bersikap manis seperti itu, Alana tidak bisa marah lama-lama.
Alana membalas pelukan Ethan, Alana memeluk erat Ethan.
"Aku sangat merindukanmu, jangan seperti kemarin lagi," ucap Alana.
"Maafkan aku, aku sudah mengabaikanmu, tapi percayalah. Aku hanya bekerja, tidak melakukan hal lain selain itu," kata Ethan.
"Aku percaya denganmu," jawab Alana tersenyum, dia menatap kekasihnya.
"Tahan Ethan, tahan!" gumam Ethan, dia tidak kuat ingin mencium Alana, tapi Ethan tahu, kalo Alana tidak suka.
"Sayang, bolehkah aku menciummu?" tanya Ethan dengan lantang,
"Sekali ini saja."
Permintaan Ethan kali ini benar-benar gila, tetapi Alana tidak bisa menolaknya.
Alana hanya memberikan anggukan kecil, Ethan langsung menyerah bibir Alana dengan sangat brutal, sampai Alana hampir tidak bisa bernapas.
Ethan menidurkan Alana, lalu Ethan menaiki tubuh Alana, dia memperlakukan Alana dengan sangat manis, sehingga Alana terbuai akan suasana yang Ethan ciptakan.
Setelah melancarkan aksinya diatas, bibir Ethan langsung kebawah, Ethan membuka kancing baju Alana satu persatu, sampai tidak tersisa sehelai benangpun, dalam tubuh Alana.
Alana terlentang, tanpa memakai busana sedikitpun, dia tersenyum saat melihat Ethan.
"Aku sangat mencintaimu, sayang," bisik Ethan, dia memeluk erat Alana.
Alana menarik napas, dia menikmati permainan yang Ethan lakukan.
"Aku juga sangat mencintaimu, honey."
Bisikan Alana, benar-benar membuat Ethan sangat merinding, dan juga semakin brutal melakukan aksinya.
Keduanya hanyut dalam sebuah kenikmatan sesa'at, entah akan bagaimana setelah mereka menyadari.
Tiga jam lamanya, Ethan melakukannya dengan sangat perkasa, cukup membuat Alana merasakan sakit dan juga perih.
"Hah." Hembusan napas dari keduanya terdengar, setelah mereka melakukan itu semua.
"Ethan, apa yang sudah kita lakukan, ini salah!" ujar Alana, menyadari kesalahannya.
"Tidak salah, kita sebentar lagi akan menikah, jadi tidak apa-apa juga," jawab Ethan, tersenyum sumringah.
"Ethan, kau!" kesal Alana, dia mencubit Ethan dengan sangat kuat.
"Cepatlah mandi, kalo kita tidak segera keluar, mereka akan curiga dengan kita," ucap Ethan.
"Salahmu, kenapa memaksa aku!" gerutu Alana.
"Yakin, aku yang memaksa?" tanya Ethan, dengan sedikit godaan terhadap Alana.
"Ethan!"
Alana melempar satu bantal, kearah Ethan, dia benar-benar kesal dengan kekasihnya.
"Cepat mandi, atau aku yang memandikanmu?" goda Ethan.
"Ngeri sekali," ucap Alana.
Dia langsung turun dari atas tempat tidurnya, dan mengambil bajunya satu persatu, dia akan membereskannya ke tempat, baju kotor.
"Keluar sana!" usir Alana, sebelum dia masuk kedalam toilet.
"Dia benar-benar menggemaskan, rugi kalo tidak menikahinya," ucap Ethan.
Setelah melakukan itu, Ethan tersenyum sumringah, dalam hidupnya, dia baru saja melakukan hal seperti itu, karena selama ini dia tidak tertarik dengan wanita manapun.
"Janda, bukan sembarang janda, dia masih sempit."
Ucap Ethan tersenyum, dia bangga dengan dirinya karena sudah mendapatkan itu semua.
"Aku berjanji, akan selalu menjagamu, sampai titik penghabisan nyawaku," gumam Ethan tersenyum.
Setelah itu, Ethan langsung ke luar dari kamar Alana, karena dia akan membersihkan tubuhnya juga, Ethan sudah berniat, akan membawa Alana keluar.
"Habis ngapain nih, kok wajahnya segar sekali," goda Luca, saat melihat sang kakak baru keluar dari kamar Alana.
"Anak kecil, tidak boleh tahu," ujar Ethan.
"Aku sudah besar!" kesal Luca.
"Di mata kakak, kalian berdua masih kecil, adik-adikku yang menggemaskan."
Ucap Ethan, mencubit pipi Luca dengan Anna.
"Kak ih, sakit tahu," ujar Anna.
Ethan hanya tertawa, dia langsung meninggalkan kedua adiknya.
"Kak, menurut kakak, kak Ethan habis mendapatkan apa? Tidak bisanya bersikap seperti itu," ucap Anna aneh.
"Kakak juga tidak tahu, sepertinya kak Ethan sangat senang sekali," jawab Luca.
"Tapi syukurlah, akhirnya kak Ethan mendapatkan belahan jiwanya, jadi hidupnya tidak terlalu monoton," kata Anna.
"Kamu benar, selama ini, kakak kita hidupnya cuman kerja, dan membunuh orang," ujar Luca.
Sontak saja, Anna menutup mulut sang kakaknya, karena dia takut kalo calon kakak iparnya akan mendengar ucapan Luca.
"Kak, diamlah, bagaimana kalo kak Alana tahu," ucap Anna.
"Ups, keceplosan," ujar Luca, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bisa-bisa kena hajar kak Ethan, sama kakek," kata Anna kesal.
"Ya, namanya juga kelepasan," ujar Luca.
"Lain kali, jangan kayak gitu, siapa tahu, kak Ethan belum memberitahu kak Alana, tentang siapa dirinya," ucap Anna.
Luca mengangguk pelan, diantar Ethan dan Anna, dialah yang selalu bertindak ceroboh, tetapi, kemampuan bela diri Luca, hampir sana dengan kakaknya, Ethan!
***
Udah ada yang nyicil guys, hihi
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏