NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Menikah Dengan Ayah Sahabat Ku

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mey(◕દ◕)

Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku

"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.

"Gue nggak mau!" jawab Rein.

"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"

"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.

"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.

Ayo bacaa dan dukung karya iniii....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Rein, jadi kapan kamu mau bayar tunggakan kontrakan nya? Ini sudah dua bulan loh saya kasih keringanan," seorang wanita paruh baya, menatap Rein yang kini terlihat meringis kecil.

"Bu, saya boleh minta waktu tambahan. Saya janji nanti lunasi secepatnya, minggu depan deh bu pasti saya bayar," mohon Rein.

"Kemarin kamu juga bilang nya begitu, tapi sampai sekarang belum di lunasi."

"Janji bu, Minggu depan saya bayar kok."

"Oke. Minggu depan kamu harus sudah bayar, atau nggak siap-siap saja angkat kaki dari kontrakan saya."

Setelah mengatakan itu, wanita paruh baya tersebut pergi dari hadapan Rein yang kini menghela nafas.

"Dapat uang dari mana lagi," gumam nya, sambil memijat keningnya.

Rein melangkah masuk, kemudian mempersiapkan diri nya, karena ia ada mata kuliah siang ini.

***

Rein melangkah memasuki kampus. Yang bertanya dimana Ami, jawaban nya, wanita itu sedang sakit jadi tidak masuk, rencana nya nanti setelah pulang kuliah, Rein ingin menjenguk nya.

Rein menguap pelan, mata nya tak fokus menatap Dosen yang sedang menerangkan materi di depan karena mengantuk.

"Oke. Mungkin cukup sampai di sini materi hari ini, saya ingin kalian merangkum hal penting apa saja yang saya sampaikan tadi, besok akan saya ambil."

Rein bersyukur karena meskipun mengantuk dia tetap mencatat hal penting apa yang di jelaskan dosen tadi, jadi dia tak perlu pusing.

"Rein tunggu, lo di panggil bu Tri."

Rein menatap Tejo, teman seruangan nya yang selalu memakai kacamata bulat besar. Oh ya, seingat Rein bu Tri itu bekerja di bagian administrasi.

"Gue duluan. Langsung ke sana, udah di tunggu."

"Oke, Thanks."

Rein tanpa berlama-lama langsung berjalan menuju ruang administrasi, sesampainya di sana, Rein melihat seorang wanita paruh baya yang sibuk melihat sebuah buku di hadapannya.

"Permisi bu, saya Rein."

"Oh kamu sudah datang. Duduk Rein." Rein mengangguk lalu duduk di hadapan wanita itu.

"Kamu sudah tahu, kenapa saya panggil kamu ke sini?" tanya bu Tri.

"Nggak bu. Kalau boleh tahu, saya di panggil untuk apa ya?" tanya Rein sopan.

"Jadi gini Rein, uang spp kamu untuk semester ini belum di bayar, kamu tahu kan sebentar lagi kalian UAS, kalau kamu belum bayar juga, mungkin kamu nanti nggak bisa ikut UAS. Jadi ibu harap kamu segera lunasi ya?"

Rein tertegun, masalah keuangan lagi. Baru saja tadi pagi biaya kontrakan nya di tadi, Sekarang spp lagi.

"Iya bu, nanti saya usahakan lunas dalam minggu ini."

"Oke. Ibu tunggu ya." Rein mengangguk lalu berterimakasih dan melangkah pergi.

***

"Lo sakit apa?" tanya Rein, sambil mengikuti Ami menuju ruang tamu.

"Demam hehe."

Rein menatap Ami. "Jangan bilang gara-gara main hujan?" tukas Rein membuat Ami tertawa kecil.

"Hehe sorry Rein, cuma sekali-kali kok,"

"Iya sekali-kali tapi langsung sakit gini. Udah makan belum?". tanya Rein.

Ami menggeleng. "Belum. Gue nggak mau makan, pahit."

Rein tanpa berlama-lama, langsung berjalan menuju dapur.

Wanita itu sibuk membuat bubur, Ami yang melihat Rein membuatkan nya bubur tersenyum kecil.

"Rein, nikah sama daddy gue ya?"

Rein menghiraukan ucapan Ami, dia sibuk memotong wortel. "Duduk diam di situ."

Ami cemberut namun tetap menuruti ucapan sahabat nya. "Rein, tadi gimana kuliah nya, ada tugas nggak?"

"Nanti gue kasih."

"Thank you bund." Ami berseru senang dengan suara serak nya.

"Bund band bund band, gue sahabat lo ya!"

"Iya lo sahabat yang akan naik level jadi bunda gue haha."

Rein menggerutu pelan, sambil menyiapkan bubur yang sudah matang itu di dalam mangkok.

"Nih makan," Rein menyodorkan semangkuk bubur.

Ami menggeleng. "Gue nggak bisa pegang sendok Rein, tangan gue lemas. Jadi kek nya gue harus di suapin deh," ujar nya dengan pura-pura lemas.

Rein merotasikan matanya, entah sampai kapan tingkah manja sahabat nya ini akan hilang. "Manja banget," cibir Rein.

"Biarin sama bunda sendiri," ujar nya sambil menerima suapan bubur.

***

Davin yang sedari tadi pulang karena khawatir Ami tidak ada yang menjaga di rumah, tersenyum kecil saat mendapati Rein yang sedang menyuapi Ami.

"Daddy pulang."

"Ada kamu di sini, Ami nggak ngerepotin kamu kan?" tanya Davin tak enak sambil menduduki bangku meja makan.

Rein menggeleng sambil menyuapi Ami suapan terakhir.

"Nggak kok om."

"Syukurlah. Oh iya nanti kamu bisa temani Ami di sini, saya ada urusan di luar bentar."

"Sekalian nginap aja dad," celetuk Ami.

"Nah bener banget, kamu nginap aja di sini."

Rein menggeleng pelan, dia harus mencari kerjaan, untuk melunasi tunggakan nya. Sebenarnya Rein bekerja di sebuah kafe, tapi karena keuangan kafe sedang bermasalah jadi ada beberapa karyawan yang di PHK termasuk dirinya.

"Saya nggak bisa, masih ada kerjaan yang harus saya kerjakan nanti. Saya bisa kok tunggu Ami sampai om pulang."

"Kerjaan apa sih Rein, penting banget ya? Ayolah nginap di sini, gue kan lagi sakit," mohon Ami dengan wajah melas.

Rein menggeleng pelan, dia harus secepatnya mencari kerjaan.

"Kalau gitu, saya minta tolong kamu jagain Ami ya."

"Iya om."

"Kalian nggak seru!!" Ami langsung beranjak pergi menuju kamar nya.

"Udah nggak papa, nanti juga baik sendiri," ujar Davin pada Rein.

"Iya om."

Ngomong-ngomong sejak kapan mereka menjadi sedekat ini.

"Ya sudah, saya ke kamar Ami dulu om, dia belum minum obat," pamit Rein.

"Iya, makasih ya sudah jadi sahabat anak saya."

Rein merasa dia yang seharusnya bersyukur mempunyai sahabat seperti Ami, yang sudah mau menerima dia menjadi sahabat nya tanpa memandang kasta.

"Iya om, sama-sama."

Rein kemudian berlalu meninggalkan Davin yang memandang kepergian nya dengan senyum simpul, sebelum beranjak pergi ke kamar nya sendiri.

***

"Nggak usah ngambek gitu, kapan-kapan gue nginap. Ini minum obat nya dulu," Rein menyodorkan gelas berisi air dan beberapa butir obat.

Ami mengabaikan Rein yang sedang membujuk nya, dia sibuk memainkan ponselnya membuat Rein berdecak kesal.

"Kalau lo nggak minum obatnya, gue pulang aja," tukas nya, membuat Ami langsung menghadap nya.

"Bund jangan marah dong, iya iya gue minum obat nya."

Rein tersenyum karena sudah berhasil membujuk Ami. "Bagus. Cepat minum nanti kalau udah istirahat, gue tungguin sampai tidur," Ami mengangguk.

Rein mengeluarkan ponsel nya lalu mencari loker pekerjaan. Mata nya sibuk melihat beberapa loker yang tersedia, namun semua tak sesuai kriteria nya.

"Nyari kerja dimana lagi gue," gumam nya.

"Lo liat apa sih, dari tadi serius banget?" tanya Ami tiba-tiba.

"Astaga, ngagetin aja. Ah iya gue nggak liat apa-apa kok. Lo kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk."

TBC...

1
Hillong 1983
Luar biasa
남성
luar biasa
Yola Yosy
Kecewa
Yola Yosy
Buruk
Arin
/Heart/
Ariva
apaan dah
alay bgt
Linda Liddia
Terlalu lebay gak sih buat surprisenya
Nur baeti
Luar biasa
bhunshin
bejubuneeeeng maen nyosor Bae dah tuh bibir duda😅🤣
bhunshin
si rein yg di cium,pipi aku yg merah jadinya😅
Nuy
Ayah anak koplak seru 😅😅🤪🤪🤪🤪
nana supriyatna
Luar biasa
Solaya
ah.. ami nama ibuku.. jdi sulit mmbayangkan jika ami sbg anak gadisnya
Qaisaa Nazarudin
Akhir nya kebongkar,Udah ku duga kalo Fitriana itu bukan ibu kandungnya Davin,Mana ada ibu kandung yh jahat banget sama cucu fan anaknya,..Jangan nilang kalo Carissa meninggal juga ulahnya..
Qaisaa Nazarudin
Oh Ternyata kembaran toh,Semoga aja yg ini baek orangnya..
Qaisaa Nazarudin
Pasti Fitriana nyuruh Rein ninggalin Davin tuh, Karena dia pengen Davin nikah sama Bella,percaya deh..
Menurut Davin tetlalu lelet utk nikahin Rein,Kenapa juga harus nunggu wisuda dulu,Bisa aja kan nikah dulu,Resepsinya baru nunggu Rein wisuda..yg penting udah di halalin Biar Fitriana gak bisa recokin lagi hubungan kalian..
Qaisaa Nazarudin
Sejak kapan ngakuin Cucu?? Katanya ANAK HARAM lah,PEMBAWA SIAL lah...lha ini malah ngaku2..
Qaisaa Nazarudin
Harus gitu ya DRAMA ya,Gak masuk akal banget,Walaupun niatnya Aldo ingin meliat Ami cemburu tapi gak harus juga dengan bercumbu gitu,Kalo aku jadi Ami langsung aja aku tolak,Persetan dengan Cinta..
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Qaisaa Nazarudin
Duuh aku ikut deg degan nih thor..Pasti lamaran dari Aldo kan? Tapi sebelum itu akan ada DRAMA nya kan...😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!