NovelToon NovelToon
JALAN HIJRAH SEORANG PENDOSA

JALAN HIJRAH SEORANG PENDOSA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Kisah cinta masa kecil / Menikah Karena Anak / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Warning⚠️

Siapkan tisu karna banyak adegan mengharukan mungkin akan menguras air mata.

_____
Menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Firman yang berprofesi sebagai seorang pengedar obat-obatan terlarang. Sekian lama berkecimpung di dunia hitam, akhirnya Firman memilih berhijrah setelah mendapatkan hidayah melalui seorang anak kecil yang ia temukan di tepi jalan.

Akan tetapi, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak halang rintangan yang menghambatnya keluar dari dunia hitam.

"Jack, mungkin aku akan keluar dari dunia hitam ini."

"Kau jangan gila, Man! Togar akan mencari dan membunuh kau!"

Dapatkan Firman keluar dari dunia hitam setelah bertahun-tahun berkecimpung di sana. Dan apakah ia akan Istiqomah dengan pendiriannya, atau akan kembali kejalan yang dulu yang pernah ia tempuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Wanita laknat

Sunyi. Sepenjang perjalanan pulang, baik Firman maupun Jack saling mendiamkan diri satu sama lain. Yang terdengar hanya suara radio yang bertukar-tukar frekwensinya karna tangan Firman terus saja bermain di sana.

"Kau lihat, apa yang terjadi hari ini!" bentak Jack yang tengah mengemudi. Sejak tadi pria itu sudah menahan rasa yang berombak di dada. Mulutnya berkumat-kamit menahan amarah terhadap Firman yang seperti tidak ada simpati terhadap dirinya.

Sudah kepalanya benjol akibat di pukul Togar tadi, malah sekarang di suruh mengemudi.

"Kau kenapa? Luka di kepala kau kan hanya luka ringan saja," balas Firman, lalu ia bernyanyi kecil mengikuti lagu yang baru di putar.

"Kau bilang apa? Luka ringan?" Jack berdecak lidah. Sejak di pukul Togar dengan grip senjata pandangannya berubah gelap dan sampai sekarang masih terasa berdenyut.

"Aku tidak ingin ada masalah lagi setelah ini. Sekarang juga kita jual bocah itu!" tambah Jack, seraya mengeluarkan ponsel dalam saku celana. Sambil terus mengemudi sebelah tangannya memegang ponsel, menghubungi nomor seseorang.

"Halo, Taleben. Kau dimana? Aku mau ketempat kau sekarang," ucap Jack pada seseorang di sambungan telepon.

Firman melihat bocah yang sejak tadi menyandarkan wajah ke dadanya. Ia pun tidak tahu kenapa dengan bocah itu, seperti ingin bermanja dengan dirinya. Apa bocah itu tau kalau Firman ingin menjualnya?

"Taleben bilang apa?" tanya Firman sambil menolak wajah bocah yang terus saja memandangnya. Ia takut hatinya akan luluh dengan pandangan mata bocah itu.

"Dia bilang hari ini sibuk. Besok baru dia ada di rumah," jawab Jack.

"Berhenti sekarang. Kita tinggal saja bocah ini di tepi jalan," perintah Firman. Ia sudah muak dengan bocah itu yang selalu saja menempel padanya.

"Baiklah." Jack pun mengetepikan mobil dan berhenti di bahu jalan. Tidak jauh dari mobil mereka, terdapat deretan pedagang yang menjual gorengan.

Pintu mobil di buka Firman, lalu menurunkan bocah itu terlebih dahulu.

Bocah itu pun berdiri dengan kedua kakinya di rumput tepi jalan tanpa alas kaki.

"Eh, kau dengar aku baik-baik! Aku mau saja menjaga kau, tapi bos aku tidak mengizinkan. Kau lihat di sana ada Ibu-Ibu, pergilah kesana. Dia bisa menjaga kau lebih baik dari pada aku yang menjaga kau." Firman menggunakan tangannya memutar kepala bocah itu agar melihat ke arah wanita penjual gorengan yang dimaksudnya. "Sudah, pergi sana!" bentak Firman.

"Yayah-" Terisak-isak bocah itu memandang Firman. "Yayah."

"Heisk, kau ini! Aku bukan ayah kau!" Firman turut keluar. "Aku bilang pergi sana!" tambah Firman membentak.

Air mata bocah itu mulai mengalir. Hatinya remuk mendengar bentakan Firman. Dia hanya bocah kecil yang belum tahu apa-apa. Dia belum mengerti apa yang di katakan Firman.

Tubuh kecil itu di dorong Firman agar bocah itu mulai melangkah.

Mau tidak mau sepasang kaki kecil itu melangkah juga. Dia takut dengan sorot mata Firman yang menghujam padanya. Meski luka pada betis terasa sakit saat kaki mulai di langkahkan. Tapi, dia lebih takut dengan bentakan Firman yang di panggilnya ayah.

Firman tersenyum senang. Ia segera masuk ke dalam mobil. "Jangan pergi dulu. Kita lihat, apa yang akan terjadi." Kedua tangan di silangkan ke dada sambil memperhatikan bocah itu yang terus berjalan menghampiri wanita yang di tunjuk Firman tadi.

Bocah itu terus melangkah sambil menangis. Sesekali kepala masih menoleh ke arah mobil yang berdiri di tepi jalan. Perkataan pria yang di panggilnya ayah, masih terngiang di telinga. Membuat hati semakin takut.

Bruk!

Tubuh kecilnya di tabrak seseorang hingga terduduk di tanah, bersama satu kantong plastik gorengan berserak di tanah.

"Ishk, bocah! Kau itu gak ada mata, ha?" bentak seorang wanita. Nyaris dia terjatuh karna menabrak bocah yang entah datang dari mana dengan pakaian dan wajah yang belepotan.

"Ishk, jijiknya. Mana orang tua kau, hah?" maki wanita itu. Matanya tajam menatap bocah itu yang masih terduduk di tanah. "Sekarang kau pungut lagi makananku!" Suara wanita itu semakin meninggi. Orang-orang sekitar yang memperhatikan, cuek tidak peduli, ada juga yang menggelang kepala melihat sikap kasar wainita itu. Apakah tak ada kepedulian di hati orang-orang, hingga membiarkan saja kemungkaran di depan mereka terjadi?

Bocah itu diam. Di cobanya berdiri kembali meski kakinya terasa sakit.

"Apa kau tuli, hah?" Satu pisang goreng yang berada di tanah diambil dan di masukkan kedalam mulut bocah itu.

Perbuatan yang di lakukan wanita itu menjadi perhatian orang-orang di sekitar. Namun mereka hanya mengeluarkan ponsel masing-masing untuk merekam perbuatan yang di lakukan wanita itu. Tidak ada satu pun yang berani menegur.

Tak cukup sampai di sana, wanita itu kembali memasukkan beberapa pisang goreng ke dalam mulut bocah itu secara paksa. Tangan kecil yang berusaha menolak tidak menghentikannya. Wanita itu malah tertawa melihat bocah itu menangis dan terbatuk-batuk.

"Setan kau!"  bentak Firman. Tangan wanita itu di tepiskan dan pisang goreng yang memenuhi mulut bocah itu di keluarkannya dengan paksa.

Pakaian bocah itu juga di bersihkan Firman dari tanah, sebelum beralih pada wanita yang masih berdiri di hadapannya.

Satu pisang goreng diatas tanah sengaja di injak, lalu diambil dan di masukkan ke dalam mulut wanita itu secara paksa.

"Biadap kau!" Tidak cukup satu pisang goreng saja, satu lagi pisang goreng yang sengaja di injak-injak di masukkan lagi ke dalam mulut wanita itu sampai mulutnya penuh dengan pisang goreng yang bercampur tanah.

"Ini yang kau mau kan?" bentak Firman setalah hatinya puas.

Wanita itu terduduk di atas tanah sambil menangis keras, meminta simpati pada orang-orang yang hanya menonton saja tanpa ada satu pun yang menolongnya.

"Pergi! Sebelum kau mati di tanganku!" bentak Firman mengancam wanita itu.

Tanpa membuang waktu, wanita itu pun segera berdiri dan berlari dari sana sambil terus menangis.

Firman memijat pelipis, tidak habis pikir dengan wanita tadi. Sekajam dan sekotor dirinya, ia tidak akan tega melakukan perbuatan yang di lakukan wanita tadi terhadap bocah ini.

"Hiks...hiks...Yayah. Hiks...hiks," tersendat-sendat tangis bocah itu. Kedua telapak tangan di gunakan menutup mata karna ketakutan.

"Sudah, jangan nangis lagi," bujuk Firman seraya menggondong bocah itu. Lalu langkah di ayunkan menuju mobil yang masih terparkir di bahu jalan.

"Kenapa kau bawa lagi bocah itu?" tanya Jack menyambut kehadiran Firman yang baru masuk ke dalam mobil bersama bocah itu.

"Kau tidak lihat? Bocah ini hampir mati tersedak karna wanita setan itu!"

"Masalah kau apa? Mau dia mati tersedak. Mati tercekik. Mati tergantung. Masalah kau apa? Dia bukan anak kau, kan?" omel Jack.

Firman tidak lagi membalas. Tangannya sibuk mengusap punggung bocah itu gara tangisnya reda.

"Ingat, Man! Besok kita mau jual juga bocah ini. Apa bedanya dengan kau tinggalkan dia sekarang?" Jack masih belum puas hati.

Firman masih diam, mengabaikan omelan pria berkulit sawo matang itu.

"Kau kenapa sebenarnya, Man?" Hampir menangis Jack bicara, karna geram dengan sahabatnya yang malah menulikan telinga.

"Sssst. Bocah ini demam." Firman memberi isyarat Jack agar diam.

"Aaaaaaa!" Teriak Jeck. Sengaja biar bocah itu bangun sekalian.

1
Iqlima Al Jazira
kasihan firman😢
Iqlima Al Jazira
suka banget cadel gini
®agiel
semoga tokoh Jack bisa satu arah tujuan dengan Firman berhijrah, untuk menjadi manusia manusia hebat...

dan tentunya semua itu tergantung Author yaa....hihihiiiii 🤭
Sasa Sasa: hihi.. makasih masukkanya kK
total 1 replies
®agiel
saya berharap semoga karya ini cepat kamu up ya Thor...
soalnya tanggung ini, kopi hampir habis tapi malah kalah cepat sama bab terakhir yang lebih dulu habis...

🤤😩
®agiel: terima kasih yaa, sehat terus & terus sehat 💪
Sasa Sasa: Baik, Abang.
total 2 replies
®agiel
salut dengan karyamu ini Thor, detail banget, meskipun tanpa visual tapi tulisan mu bisa mangajak para pembaca seolah olah adalah tokoh Firman, termasuk saya tentunya.

lanjutkan Thor 👍
®agiel
di bab ke 3 makin mantul nih Thor..
kopi mana kopi....🤭
®agiel
keren 👍
®agiel
saya baru saja mampir di karya tulis mu Thor...
bab awal yang keren menurut saya, ilustrasi kehidupan keras dengan di bumbui seorang bocah berusia 2 tahun...

semoga tokoh Firman di sini, author bisa membawa nya sebagai figur ayah angkat yang hebat.

salut Thor...lanjutkan 👍👍👍
®agiel: sama sama Thor, saya suka karya mu, sehat sehat ya agar bisa terus berkarya tulis yang sehat....hihihiiii 🤭
Sasa Sasa: Terimakasih kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!