NovelToon NovelToon
BECOME A MAFIA QUEEN

BECOME A MAFIA QUEEN

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Pemain Terhebat / Roman-Angst Mafia / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Seorang Jenderal perang yang gagah perkasa, seorang wanita yang berhasil di takuti banyak musuhnya itu harus menerima kenyataan pahit saat dirinya mati dalam menjalankan tugasnya.

Namun, kehidupan baru justru datang kepadanya dia kembali namun dengan tubuh yang tidak dia kenali. Dia hidup kembali dalam tubuh seorang wanita yang cantik namun penuh dengan misteri.

Banyak kejadian yang hampir merenggut dirinya dalam kematian, namun berkat kemampuannya yang mempuni dia berhasil melewatinya dan menemukan banyak informasi.

Bagaimana kisah selanjutnya dari sang Jenderal perang tangguh ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Alasan Kirana

Hujan sudah reda, tetapi suasana di dalam apartemen Kaelus masih terasa dingin. Kirana duduk di sofa dengan handuk melilit di pundaknya, matanya menatap kosong ke arah luar jendela.

Di seberangnya, Kaelus duduk dengan lengan terlipat di dada. Matanya tajam mengamati gadis itu, memastikan dia baik-baik saja setelah semua yang terjadi.

“Kau sudah makan?” tanya Kaelus, suaranya lebih lembut dari biasanya.

Kirana tersenyum kecil. “Sudah, terima kasih.”

Kaelus tidak membalas. Dia hanya menghela napas dan bersandar di sofa, matanya tetap tertuju pada gadis di hadapannya.

Kirana tahu Kaelus peduli padanya.

Namun, peduli bukan berarti cinta.

Dan itu sudah cukup membuatnya sadar diri.

Malam itu, Kirana tidak bisa tidur.

Dia berbaring di tempat tidur tamu yang disediakan Kaelus untuknya, tetapi pikirannya berputar tanpa henti.

Kaelus terlalu baik.

Terlalu perhatian.

Terlalu melindunginya.

Tetapi dia tidak bisa membiarkan dirinya berpikir terlalu jauh.

Bagaimana mungkin seorang pria seperti Kaelus Moretti—seorang CEO muda yang sukses, tampan, dan diinginkan banyak wanita—jatuh cinta pada gadis seperti dirinya?

Itu tidak masuk akal.

Pasti semua ini hanyalah simpati belaka.

Kaelus kasihan padanya karena kehidupannya yang sulit.

Dia hanya melihatnya sebagai adik kecil yang perlu dilindungi.

Kirana menarik napas panjang dan mencoba menekan perasaan aneh yang mulai muncul dalam hatinya.

“Jangan bodoh, Kirana…” gumamnya pelan.

Tidak mungkin Kaelus mencintainya.

Keesokan paginya, Kirana bangun lebih awal.

Saat dia keluar dari kamar, aroma kopi menyambutnya. Dia menemukan Kaelus sudah duduk di meja makan, menyesap kopinya dengan ekspresi santai.

“Kau sudah bangun?” Kaelus menatapnya sebentar sebelum kembali fokus pada berita pagi di tabletnya.

Kirana mengangguk pelan. “Mm, selamat pagi.”

Kaelus melirik ke arah meja. “Sarapan ada di sana. Makanlah.”

Kirana tersenyum kecil dan mengambil roti panggang.

Namun, saat dia duduk dan mulai makan, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Kaelus…”

“Hmm?”

Kirana menggigit bibirnya. “Kenapa kau begitu baik padaku?”

Kaelus menurunkan tablet yang dipegangnya dan menatapnya.

“Karena aku peduli.”

Jawaban itu sederhana.

Namun, justru karena kesederhanaannya, Kirana merasa semakin tidak nyaman.

Dia menelan ludah dan mencoba berbicara dengan lebih tenang. “Tapi… aku hanya Kirana.”

Kaelus mengangkat alis. “Dan?”

“Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya gadis biasa. Kau… kau bisa memiliki siapa pun yang kau mau.”

Kaelus menyandarkan punggungnya ke kursi. “Aku tahu.”

Itu membuat Kirana semakin gelisah.

“Lalu kenapa?” tanyanya dengan suara lebih pelan.

Kaelus menatapnya dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara.

“Karena kau berharga, Kirana.”

Jantung Kirana berdetak lebih cepat.

Namun, dia buru-buru mengusir perasaan itu.

Tidak.

Kaelus hanya merasa kasihan padanya.

Tidak ada perasaan yang lebih dari itu.

Dan dia tidak boleh berharap lebih.

Kirana tersenyum lemah dan menundukkan kepalanya. “Terima kasih… tapi aku tidak ingin menjadi beban bagimu.”

Kaelus menghela napas. “Aku tidak pernah menganggapmu beban.”

Tapi tetap saja, Kirana tidak bisa menghilangkan pemikiran itu.

Dia harus menjaga jarak.

Dia harus mengingatkan dirinya sendiri bahwa Kaelus hanyalah seorang pria baik yang menolongnya.

Dan tidak lebih dari itu.

.

.

.

Kirana duduk diam di sofa apartemen Kaelus. Tangan kecilnya menggenggam cangkir teh hangat yang sudah mulai mendingin. Pikirannya melayang jauh, kembali ke masa-masa yang ingin ia lupakan.

Kaelus, yang duduk di seberangnya, mengamati gadis itu dengan tatapan penuh selidik. Sejak pagi, Kirana tampak lebih pendiam dari biasanya.

"Ada yang mengganggumu?" Kaelus akhirnya bertanya.

Kirana mengangkat wajahnya. Senyumnya tipis, tetapi matanya tampak sendu.

"Aku hanya… memikirkan sesuatu," jawabnya pelan.

Kaelus menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Kalau kau ingin berbicara, aku di sini."

Kirana menggigit bibirnya, ragu. Namun, akhirnya ia menarik napas panjang.

"Aku tahu banyak orang mungkin berpikir aku bodoh," katanya, suaranya bergetar. "Bodoh karena tetap tinggal di rumah bibiku meskipun dia menyiksaku."

Kaelus menajamkan pandangannya.

Kirana mengepalkan tangannya. "Tapi aku bertahan… karena makam kedua orang tuaku ada di sana."

Tahun-tahun di Bawah Siksaan

Sejak kecil, Kirana sudah terbiasa dengan penderitaan. Setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan tragis, dia tidak punya tempat lain untuk pergi selain ke rumah bibinya.

Bibi itu adalah satu-satunya kerabat yang tersisa, tetapi sejak awal, Kirana tahu bahwa ia tidak diterima.

"Aku tidak pernah menginginkanmu di sini," kata bibinya suatu hari.

Kirana hanya bisa menunduk, tidak berani menjawab.

Sejak saat itu, hidupnya berubah menjadi neraka.

Bibi dan sepupunya memperlakukannya seperti pembantu. Jika ia melakukan kesalahan sekecil apa pun, hukuman menantinya. Tamparan, pukulan, atau bahkan tidak diberi makan selama berhari-hari.

Tetapi Kirana bertahan.

Bukan karena dia kuat.

Bukan karena dia tidak punya pilihan lain.

Tetapi karena makam orang tuanya berada di tanah itu.

Setiap kali merasa ingin lari, dia akan pergi ke pemakaman kecil di belakang rumah, duduk di sana selama berjam-jam, berbicara dengan batu nisan yang dingin.

"Ayah, Ibu… aku masih di sini," bisiknya setiap kali.

Dia tidak bisa meninggalkan mereka sendirian.

Kembali ke Masa Kini

Kaelus tidak berbicara untuk beberapa saat setelah mendengar cerita itu. Matanya tetap terfokus pada Kirana, yang kini menggigit bibirnya untuk menahan air mata.

"Aku tidak punya tempat lain untuk pergi," lanjut Kirana, suaranya hampir berbisik. "Jika aku pergi, siapa yang akan menjaga makam mereka? Siapa yang akan membersihkan nisan mereka?"

Kaelus mengepalkan tangannya di atas lututnya.

Dia tahu Kirana baik hati.

Dia tahu gadis itu memiliki hati yang lembut, terlalu lembut untuk dunia yang kejam ini.

Tetapi mendengarnya berbicara seperti ini membuat dadanya terasa sesak.

"Kirana," panggilnya akhirnya.

Gadis itu mengangkat wajahnya, matanya yang berkaca-kaca menatap Kaelus.

"Kau tahu bahwa mereka tidak akan menginginkanmu menderita, kan?" suara Kaelus lebih lembut dari biasanya.

Kirana terdiam.

Kaelus melanjutkan, "Jika mereka masih hidup, mereka pasti akan marah jika tahu bagaimana kau diperlakukan selama ini. Kau pikir mereka ingin kau tinggal di tempat yang hanya memberimu luka?"

Kirana menundukkan kepalanya, menggigit bibir lebih keras.

"Aku hanya…"

"Kirana," Kaelus memotongnya.

Dia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke hadapan gadis itu.

"Mulai sekarang, kau tidak perlu kembali ke sana," katanya tegas.

Kirana menatapnya, matanya melebar. "Tapi…"

"Aku akan memastikan makam orang tuamu tetap terjaga," potong Kaelus. "Aku bisa membeli tanah itu jika perlu."

Kirana membelalak. "K-Kau tidak bisa begitu saja—"

"Aku bisa." Kaelus menyentuh dagunya, mengangkat wajah gadis itu agar menatapnya langsung. "Dan aku akan melakukannya."

Hati Kirana mencelos.

Kaelus terlalu baik.

Terlalu sempurna.

Tapi ia tidak bisa membiarkan dirinya berharap lebih.

Kaelus hanya peduli.

Tidak lebih dari itu.

Tapi mengapa hatinya begitu sakit?

1
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
itulah kekuatan cinta❤😘
Shai'er
akhirnya 🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Shai'er
tak kenal lelah 💪💪💪
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
💪💪💪💪💪💪💪💪
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
👍👍👍👍👍👍
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
😭😭😭😭😭
Shai'er
😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧
Widayati Widayati
aduh knp imut bgini. 🥰
Shai'er
udah bisa jalan kah🤔🤔🤔
Shai'er
pandang pandangan 🤧🤧🤧
Shai'er
🥺🥺🥺🥺🥺
Shai'er
👍👍👍👍👍
Shai'er
memasang perangkap untuk menyatukan orang tua 💪💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!