Update rutin 1-5 Bab ... Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar...
Long Tian, seorang pendekar jenius yang lahir di Alam Dewa, membawa bakat dan kekuatan yang melampaui batas. Namun, kehebatannya justru menjadi kutukan. Dibenci dan ditakuti oleh para pendekar lainnya, ia dianggap ancaman yang tak bisa dibiarkan. Suatu hari, empat pendekar terkuat dari ranah yang sama bersatu untuk menghancurkannya. Dalam pertarungan epik, Long Tian harus menghadapi kekuatan gabungan yang mengancam nyawanya—apakah ia mampu bertahan, ataukah takdir Alam Dewa akan berubah selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah mengenakan seragam barunya yang menunjukkan statusnya sebagai murid tingkat dua, Long Tian memutuskan untuk mengunjungi lantai kedua perpustakaan Sekte Api Emas. Perpustakaan itu adalah salah satu tempat yang paling dihormati di sekte, menyimpan berbagai kitab kultivasi, teknik bertarung, dan catatan kuno. Sebagai murid tingkat dua, ia kini memiliki akses ke lantai yang sebelumnya tertutup untuknya.
Ketika melangkah ke dalam lantai kedua, ia disambut oleh aroma khas kitab-kitab tua dan suasana sunyi yang sakral. Rak-rak kayu yang tinggi menjulang, penuh dengan gulungan dan kitab yang disusun rapi. Beberapa murid tingkat dua terlihat sibuk membaca, tampak kagum dengan isi perpustakaan tersebut.
Long Tian berjalan perlahan, matanya menyapu berbagai judul kitab di rak. “Teknik Dasar Api Pembakar,” “Mantra Penguasaan Qi Level Menengah,” “Teknik Pedang Api Angin”—semuanya tampak menarik, tetapi bagi Long Tian, semua itu terasa seperti permainan anak kecil.
Ia mengambil salah satu kitab, membukanya, dan membaca beberapa baris. Dalam hitungan detik, ia menutupnya kembali dengan tatapan tenang. "Teknik ini bahkan lebih sederhana daripada yang dipelajari anak-anak di alam dewa," gumamnya dalam hati.
Long Tian mengembalikan kitab itu ke rak, lalu terus berjalan. Ia menemukan beberapa teknik yang sedikit lebih canggih, tetapi tetap saja, semuanya terasa jauh di bawah standarnya. Apa yang ditawarkan lantai kedua perpustakaan ini mungkin luar biasa bagi murid lain, tetapi baginya, yang pernah menguasai seni-seni tertinggi di alam dewa, semua ini hanya seperti langkah pertama dari perjalanan panjang.
Sambil memasukkan tangannya ke dalam jubah, Long Tian berdiri di tengah ruangan, memandangi koleksi perpustakaan itu dengan tatapan dingin. “Ini bukan tempatku untuk berkembang. Aku tidak datang ke Sekte Api Emas untuk belajar hal-hal kecil seperti ini,” pikirnya. Alasan sebenarnya ia berada di sini jauh lebih besar—lebih mendalam daripada yang dipahami oleh murid lain.
Pagoda Api Jiwa. Tempat paling sakral di seluruh Sekte Api Emas. Legenda mengatakan bahwa di dalam pagoda itu terdapat api surgawi yang dapat meningkatkan kekuatan kultivasi siapa pun yang mampu menahannya. Itu bukan hanya tempat latihan, melainkan juga ujian terakhir bagi mereka yang ingin melampaui batas sekte ini.
Bagi Long Tian, pagoda itu adalah alasan utama ia memilih bergabung dengan Sekte Api Emas. Ia tidak tertarik pada teknik tingkat rendah atau gelar-gelar kehormatan di sekte ini. Semua usahanya hanya untuk mencapai pagoda itu, memulihkan kerusakan jiwanya, dan melangkah lebih dekat ke tujuannya untuk kembali ke alam dewa.
Setelah beberapa saat, Long Tian meninggalkan lantai kedua tanpa membawa satu kitab pun. Murid-murid lain yang melihatnya hanya bisa menatap dengan bingung, tidak mengerti mengapa seseorang yang baru saja mendapatkan akses istimewa memilih untuk tidak memanfaatkan kesempatan itu. Tetapi Long Tian tidak peduli. Baginya, setiap langkah yang ia ambil adalah bagian dari rencananya yang lebih besar.
Di luar perpustakaan, Long Tian menatap puncak gunung tempat Pagoda Api Jiwa berdiri megah, dikelilingi oleh kabut tebal dan aura api yang menyala samar di udara. Dalam hatinya, ia tahu bahwa tantangan sebenarnya masih menunggunya. “Hanya itu yang layak untukku,” pikirnya sebelum berbalik dan kembali ke asramanya.
Ketika Long Tian sedang berjalan santai menuju asramanya, suara panggilan yang familiar menghentikan langkahnya. Dari kejauhan, Bai Zhi dan Han Yu berlari menghampirinya dengan ekspresi penuh semangat di wajah mereka.
"Long Tian!" seru Bai Zhi sambil mengatur napasnya. "Kau harus membantu kami kali ini!"
Han Yu menimpali sambil menepuk pundak Long Tian. "Kami berdua baru saja mencapai puncak ranah Pengumpulan Qi level 5, dan kami merasa sudah siap untuk menerobos ke ranah Kondensasi Qi level 1. Tapi kami butuh panduan. Siapa lagi yang bisa membantu kalau bukan kau?"
Long Tian menatap mereka berdua dengan santai. "Tentu saja aku bisa membantu. Tapi menerobos ke ranah Kondensasi Qi bukan hanya soal teknik. Fokus dan mental kalian juga harus siap."
Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk menuju halaman kosong di belakang asrama, tempat yang sering digunakan oleh murid-murid untuk berkultivasi dalam keheningan. Bai Zhi dan Han Yu duduk bersila, sementara Long Tian berdiri di depan mereka, mengamati dengan tenang.
"Langkah pertama," ujar Long Tian dengan suara tenang namun tegas, "kalian harus menenangkan pikiran sepenuhnya. Jangan biarkan rasa takut atau ragu-ragu mengganggu aliran Qi kalian. Saat kalian menerobos, kendalikan energi kalian dengan hati-hati. Jangan terlalu memaksakan, tapi juga jangan terlalu santai. Rasakan ritmenya."
Bai Zhi dan Han Yu mengangguk serius, menutup mata mereka, dan mulai mengatur napas. Long Tian mengamati dengan saksama, memastikan aliran Qi mereka stabil sebelum melanjutkan.
"Langkah kedua," lanjutnya, "gunakan teknik pernapasan yang pernah kuberitahukan. Tarik Qi dari lingkungan sekitar, biarkan energi itu menyatu dengan inti kalian. Saat kalian merasakan penghalang yang menghalangi langkah selanjutnya, dorong perlahan dengan kekuatan penuh, tetapi pastikan kontrol tetap ada. Jangan biarkan Qi kalian meledak tanpa kendali."
Bai Zhi tampak sedikit berkeringat, tetapi ia tetap fokus, mengikuti setiap instruksi Long Tian. Di sisi lain, Han Yu terlihat lebih tenang, meskipun napasnya mulai berat. Long Tian melangkah mendekati mereka satu per satu, memberikan arahan tambahan dengan suara pelan. "Rasakan aliran itu, Bai Zhi. Jangan terburu-buru. Biarkan Qi-mu menyatu lebih dulu."
Malam semakin larut, dan suasana di halaman semakin sunyi. Cahaya bulan menerangi tempat itu, menciptakan aura yang menenangkan. Long Tian tetap berdiri, mengamati dengan tenang. Perlahan, ia merasakan perubahan energi di sekitar Bai Zhi dan Han Yu. Aura mereka yang tadinya stabil mulai menunjukkan tanda-tanda meningkat.
"Sekarang," kata Long Tian dengan nada tegas, "dorong penghalang itu dengan penuh keyakinan. Jangan ragu!"
Bai Zhi tiba-tiba menggertakkan giginya, tubuhnya bergetar ketika Qi dalam tubuhnya mulai meledak keluar, tetapi tetap dalam kendali. Di sisi lain, Han Yu mengeluarkan napas panjang, lalu tubuhnya memancarkan aura baru yang lebih kuat.
Dalam beberapa saat, keheningan malam pecah oleh pancaran aura yang kuat dari keduanya. Bai Zhi membuka matanya, napasnya tersengal-sengal, tetapi wajahnya dipenuhi kegembiraan. "Aku berhasil! Aku di ranah Kondensasi Qi sekarang!" serunya dengan tawa lebar.
Han Yu, yang juga baru saja membuka matanya, menatap Bai Zhi dengan senyum bangga. "Kita melakukannya. Berkat Long Tian, kita berhasil."
Long Tian hanya mengangguk pelan, tanpa menunjukkan ekspresi berlebihan. "Kalian sudah melakukan kerja keras sendiri. Aku hanya memberikan sedikit arahan."
Bai Zhi berdiri dan menepuk bahu Long Tian dengan keras, hampir membuatnya terguncang. "Sedikit arahan? Kau membuat segalanya terlihat mudah! Kalau bukan karena kau, aku pasti akan gagal lagi."
Han Yu mengangguk setuju. "Benar. Long Tian, kau mungkin terlihat tenang dan biasa-biasa saja, tapi kau adalah guru terbaik yang pernah kami punya."
Long Tian tersenyum kecil, tidak mengatakan apa-apa. Ia membiarkan mereka merayakan pencapaian mereka, tetapi dalam hatinya, ia merasa puas melihat kedua teman sekamarnya tumbuh lebih kuat. Dengan aura baru mereka yang lebih kuat, Bai Zhi dan Han Yu tampak lebih percaya diri.
Malam itu, mereka akhirnya kembali ke asrama dengan senyum lebar di wajah masing-masing, meskipun tubuh mereka terasa lelah. Bai Zhi dan Han Yu berulang kali mengucapkan terima kasih kepada Long Tian, yang hanya menanggapinya dengan santai. Bagi Long Tian, membantu mereka adalah hal kecil, tetapi bagi Bai Zhi dan Han Yu, malam ini adalah momen yang akan selalu mereka kenang.
🤭🤭🤭🤭