NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:56.7k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

    Viona merasakan suasana yang tidak nyaman di sekitarnya dan secara naluriah mendongakkan kepalanya, pandangannya bertemu dengan tatapan dingin Varell.

    Pria itu melayang tatapan tajamnya pada Viona, dengan kesuraman yang sudah pernah Viona lihat di mata Varell, seolah-olah pria itu ingin menelan semuanya.

    'Apa Varell marah?.' Batin Viona, tanpa sadar menjauh dari Varell.

    Melihat reaksi Viona, raut wajah Varell menjadi semakin terlihat tidak menyenangkan. Tiba-tiba Varell mengulurkan tangannya dan meletakan tangannya itu di bahu Viona, kemudian menyentuh tempat di mana tato itu berada, yang menempel di belakang leher Viona. Jari-jari Varell yang besar membelai kulit lembut Viona dengan kemarahan yang disembunyikan.

    Sementara Viona tiba-tiba merasa gugup, seperti mangsa yang akan di gigit oleh Vampir.

    "Viona, apa kamu takut sama aku?." Suara Varell terdengar rendah, dengan rasa tertekan.

    Viona tetap diam. Saat ini, perasaan dikendalikan olehnya kembali mengalir ke tubuh dan pikirannya. Dia membelalakkan matanya, menegangkan tubuhnya, dan melawannya dengan menjauh.

   

    Merasakan reaksi Viona, badai dimata Varell semakin kuat. 'Ternyata bener, Viona masih benci sama gua dan ngga mau sama gua.' Batin Varell, tatapan matanya menjadi dingin saat dia berusaha menekan kegelisahan batinnya

    Tanpa disadari, kekuatan tangannya perlahan bertambah. Viona langsung menggigil. Varell seperti inilah yang ia takuti! Ia ingin kabur dan menjauh dari Varell.

    "Keluar!." Sebuah suara dingin terdengar, menyela pikiran Viona.

    Viona menoleh dan melihat Varell tiba-tiba menarik tangannya, wajahnya yang tampan kini terlihat seolah tertutup badai salju yang gelap, tampak seperti akan mengamuk.

    'Sebenarnya ini ada apa sih?.' Viona mengulurkan tangannya dan hendak membuka pintu mobil, ketika akan turun, Viona lebih memilih menahan diri. 'Gue ngga boleh pergi gitu aja! Apa pun masalahnya yang menganggu pikiran Varell harus diselesaiin!.' Batinnya.

    Viona tidak bisa membiarkan tragedi di kehidupan sebelumnya kembali terjadi lagi dalam kehidupan ini.

   Viona menoleh dan menatap Varell, yang tidak tergoyahkan seperti gunung es. Viona menarik napasnya dalam-dalam, menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Varell.

    Sementara Varell terkejut melihat Viona tidak segera keluar, tetapi malah bergerak lebih dekat dengannya. Membuat es batu di dalam hatinya mencair. "Kamu mau apa lagi?." Tanya Varell dengan suaranya yang terdengar tenang.

    "Apa aku udah buat kesalahan?." Tanya Viona, pandangannya mengembara, akhirnya tertuju pada bahu Varell.

    Viona teringat bahwa sepanjang perjalanan dia tertidur di bahu Varell tanpa meminta izin padanya. Mungkin itu yang membuat Varell padanya?

    Varell melihat wajah Viona yang gelisah dan teringat penolakan Viona terhadapnya. Dahinya mengernyit.

    "Kamu harus ingat, sampai kapan itu... kamu cuma milikku!." Kata Varell tiba-tiba, bukan sebagai pernyataan cinta, tetapi nada bicaranya terdengar sedikit marah dan posesif.

    Varell tetap seperti ini di kehidupan mereka sebelumnya. Kebohongan Viona yang dikatakan berulangkali membuat Varell rela menderita kerugian karena pria itu selalu memaksakan dirinya, ingin tetap berada disisi Viona. Mendengarkan perkataan Varell seperti ini lagi, Viona dapat merasakan hawa dingin yang menjalar di tulang punggungnya. Sepertinya Viona kembali ke hari-hari yang menyakitkan itu..

    Viona menggelengkan kepalanya dan mengumpulkan keberaniannya. "Kita bentar lagi mau tunangan dan tahun depan kita nikah. Aku milik kamu selama sisa hidup ku." Kata Viona.

    Tatapan mata Varell sedikit berubah dan ada sedikit kepercayaan yang terpancar dari matanya.

    Viona berdehem sebelum akhirnya kembali buka suara. "Aku tahu kalau kamu masih belum sepenuhnya percaya sama aku, tapi waktu yang akan buktiin semuanya!."

    Varell tetap diam, wajahnya yang tampan tampak dingin, tetapi aura kuat yang menyelimutinya telah menghilang. Setelah beberapa saat, Varell buka suara. "Jangan ngecewain aku di pesta pertunangan kita tiga hari lagi."

    "Oke!." Viona menghela napas lega. Bukan saja Viona tidak akan mengecewakan Varell, tetapi Viona juga akan mengejutkannya!. "Kalau gitu aku mau masuk rumah." Katanya dengan hati-hati

    Varell tidak mengatakan apa pun, pria itu hanya mengangguk pelan.

    Melihat Varell yang seperti ini, Viona menggertakkan giginya dan  malu tidak malu harus mengambil resiko. Gadis itu mengumpulkan keberaniannya dan tiba-tiba memeluk Varell dengan sangat erat. Tak berapa kemudian Viona melepaskan pelukan itu. "A-aku harus pergi sekarang." Katanya, jantungnya berdebar kencang saat Viona dengan perasan canggung keluar dari mobil. Viona begitu gugup hingga kepalanya tak sengaja terbentur pintu mobil, hingga terasa menyakitkan.

    Didalam mobil, Varell masih merasakan hangatnya pelukan Viona dan masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.

    Apakah Viona benar-benar baru saja memeluknya?

    Varell mengulurkan tangannya dan dengan lembut menempelkan tangannya ke dadanya. Di sana, hatinya yang beku perlahan mencair... dia tidak bisa menahan senyumnya. Viona benar-benar 'bencana' baginya dalam hidup ini.

    Entah Viona tulis atau berpura-pura, Varell tidak akan melepaskannya!

    Viona berlarian masuk kedalam mansion Algara seolah-olah dia berlari setelah membuat kesalahan. Jantungnya masih berdebar kencang dan dia merasa seperti akan mati. Dengan bersikap sangat proaktif, apakah itu akan menghilangkan kecurigaan Varell padanya? Viona  menyentuh dadanya yang berdetak dan berlari kembali ke mansionnya dengan tergesa-gesa. Begitu melewati pintu masuk, Viona tidak sengaja menabrak seseorang.

    "Hmm!." Viona mengelus-elus kepalanya dan mendongak untuk melihat wajah tampan yang memiliki raut wajah dingin yang selalu menghiasi ketampanannya. "Kak Rasya? Kakak udah pulang?!." Seru Viona terkejut.

    "Baru aja nyampe." Jawab Rasya sembari mengacak-acak rambut Adiknya. "Kemana aja kamu?."

   "Aku--" Kata-kata Viona tergantung saat dia teringat wajah marah Varell dan mendesah. "Aku pulang nge-date."

   

    Rasya mengernyitkan dahinya. "Sama siapa?." Tanya nya, yang ia tahu bahwa Varell baru akan pulang setelah seminggu masa pengobatannya di New York, Rasya kemudian berpikir bahwa apakah mungkin adiknya berkencan dengan Leo?

    "Jangan khawatir, kak. Aku ngedate sama CEO dingin yang sombong itu." Jawab Viona

    "Maksud kamu, Varell pulang lebih awal?."

    "Ya." Viona menganggukkan kepalanya, tampak sedikit murung.

    'Kenapa wajahnya kusut gitu? Apa tadi ngga berjalan lancar?.' Batin Rasya.

    Viona melambaikan tangannya, menyadarkan Rasya dari lamunannya. "Kak, aku mau keatas dulu." Barang yang akan Viona berikan sebagai kejutan masih setengah jadi dan dia masih harus menyelesaikannya sebelum pesta pertunangan mereka digelar.

    Viona berlari menaiki tangga dan hendak mendorong pintu kamarnya, tetapi kemudian ia menyadari bahwa pintu kamarnya sudah sedikit terbuka. Karena terkejut, Viona mendorong pintu hingga terbuka lebar dan mendapati bahwa Maya tengah berdiri di depan meja riasnya.

    Saat melihat Viona masuk. Maya buru-buru meletakkan barang yang dipegangnya ke dalam laci dan tergagap, "Non Viona, kenapa non ada disini?"

    "Dasar! Ini kamar gue. Seharusnya gue yang nanya ke lo." Viona berjalan mendekati Maya, mengamatinya dengan tatapan curiga. "Kalau gue inget dengan benar, sekarang posisi lo jadi pelayan terendah di kediaman ini. Terus siapa yang ngizinin lo masuk ke kamar gue?."

    Maya merasa terganggu dengan nada bicara Viona, tetapi dia merasa harus menahan diri. "Bik Ida lagi ngga enak badan, Non. Jadi dia ngambil cuti. Bik Ida bilang karena aku dulu nglayanin Non Viona dan lebih mengenal non Viona dengan baik, jadi aku yang gantiin bik Ida buat sementara waktu..."

   "Melayani?." Viona menyilangkan kedua tangannya, menatap Maya dengan jijik. "Lo mau nglayanin gue atau mau nyolong barang-barang bermerk gue lagi?."

    Wajah Maya memucat. "A-aku tadi lagi beresin barang-barang non Viona kok."

    Viona terus memandangi rendah Maya. "Selagi gue masih bisa ngomong sopan ke lo, mendiangan lo berguling sejauh mungkin!."

    "Kamu kelewatan!." Maya menggertak giginya, tangannya gemetar karena marah dan merasa terhina.

    "Gue lagi badmood hari ini. Jadi sebaiknya lo jangan memprovokasi gue! Atau--" Viona menyeringai jahat.

    Maya teringat akan penghinaan  saat di paksa tel4nj4ng didepan para pelayan wanita dan mengingat itu membuatnya menggigil.

    

    Maya menggigit bibir bawahnya, berbalik dan segera pergi. Dia benar-benar tidak peduli untuk melayani Viona!

    Setelah Maya pergi, Viona membanting pintu kamar dan mengirim pesan pada Biman agar segera datang dan mengganti kunci pintu kamarnya. Setelah semuanya selesai, Viona berjalan ke ruang belajar dan membuka kunci yang dilindungi kata sandi.

    Untungnya, Maya tidak dapat memasuki ruangan ini. Karena jika dia bisa masuk, dia pasti akan membocorkan rahasia Viona pada Ziya atau Erina. Duduk didepan meja, Viona mendorong deretan rak buku, memperlihatkan komputer canggih dan berbagai produk teknologi lainnya di sebelahnya. Viona menyalakan komputer dan masuk ke akun yang sudah lama tidak digunakannya.

    Begitu Viona kembali Online, terdapat banyak pesan yang masuk dari beberapa tahun yang lalu.

    [Master X: Ella, lo kemana?."

    Beberapa kata itu membuat ujung jari Viona berhenti sejenak. Gadis itu berpikir sejenak sebelum menjawab.

    [Ella: Hubungi gue kalau lo butuh bantuan gue, ini nomor wa gue +62XXXXXXX]

    'Master X' merupakan salah satu peretas terbaik di dunia. Viona tidak sengaja bertemu dengan orang itu secara daring saat berusia dua belas tahun, dan sejak saat itu Viona mengikuti jejak 'Master X' dalam meretas. Namun setelah ibunya meninggal, Viona tidak pernah menyentuh akun itu lagi..

    Di kehidupan sebelumnya, Viona hampir lupa bahwa dia punya teman seperti itu. Hari ini, Viona kembali ke profesi lamanya karena Varellino. Viona merasa penasaran mengapa Varell yang tadinya terlihat baik-baik saja, menjadi tiba-tiba sangat marah setelah Viona terbangun dari tidurnya tadi di mobil.

    Viona menduga bahwa mungkin ada yang mengatakan sesuatu pada Varell ketika ia sedang tertidur. Viona merasa harus mengetahui tikus mana yang berani berbicara buruk di belakangnya.

    Sudah lama sejak Viona melakukan ini, dan teknologi baru saja selesai di perbarui, menunggu pemulihan data dengan cepat. Viona menghabiskan banyak upaya untuk meretas ponsel Varell, tetapi begitu berhasil masuk, Viona mendapati bahwa dirinya sudah terblokir dan bahkan ada tanda bahwa dirinya sedang dilacak balik oleh seseorang.

    "Sialan! Apa Varell juga bisa ngelakuin ini?." Tanya Viona lada diri sendiri, ia terkejut melihat semua yang tertera di layar komputernya..

    Jika dilihat, orang yang melacaknya cukup profesional. Jika Viona sampai berhasil di lacak dan Varell tahu bahwa Viona-lah yang telah berani meretas ponselnya, bukankah itu akan menjadi kesalahan pahaman yang lebih besar? Viona segera membuat keputusan untuk keluar dan dengan cepat mencabut kabel jaringan dan daya.

    Viona telah membuat kesalahan! Dia menyesal. Tampaknya rencana ini tidak akan berhasil. Tepat saat dia hendak mengemasi komputernya, dia tiba-tiba menerima pesan di ponselnya.

    [Hei, gadis kecil. Butuh bantuan?]

1
Saythename_27
Luar biasa. Keren.

dan maaf, Kak, untuk rating sebelumnya.
aku ngelag jadi salah pencet.

sekali lagi maaf, Kak 🙏🙏
Saythename_27
Buruk
IndraAsya
👣👣👣
Abz
lnjut
Kharisma
penasaran IQ dia berapa eh bukan EQ nya
kok gak peka banget
Rossy Annabelle
next,, 💪
Abz
lanjut yg banyak thor
@haerani-d
dih! kita buktikan melalui cctv, daku percaya bi Ida g bersalah.
itu pasti kerjaan si anteknya ulat bulu /Smug/
Abz
lanjut
Abz
lnjut
@haerani-d
woi! maliiiing...!
hehehe, maling bibir /Curse/
kenapa bang, penasaran ya rasanya /Smirk/
lanjut kak, terimakasih /Kiss/
@haerani-d
hehehe ada yang gagal paham /Smirk/
awas salah mijit vio, nanti otot-ototnya pada setres kan kasian karena kang mijit amatiran /Bye-Bye/
Abz
lnjut
Abz
😂😂😂😂😂😂
Diyah Pamungkas Sari
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngabrut! 🤣🤣🤣
Abz
lanjut
@haerani-d
sukurin tuh pelayan kurang adab, dihempaskan aja /Sneer/
haddehh kalian ini kapan sih saling terbuka, biar tidak miskom hanya saling berasumsi Mulu, daku jadi gregetan /Slight/
Rossy Annabelle
next,,,seru nih ceritanya
Anonymous
semangat kak/Rose/
Abz
felix klo tau si V itu vio gimana ya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!