Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan ayah dari sahabatnya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Apakah dirinya dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat liburan
Azalea terbangun karena mendengar suara adzan subuh. Ia bergegas bangun dan melaksanakan kewajibannya. Selesai shalat subuh Azalea melirik jam yang berada di layar HPnya. Dirasa masih terlalu pagi akhirnya dia berencana menyiapkan pakaian yang sekiranya nanti mau dibawa liburan bersama sahabatnya. Tak banyak yang Azalea bawa. Setelah selesai dengan barang yang akan dibawaannya, Azalea berniat ingin membuat coklat panas sebelum mandi. Akhirnya dia turun ke dapur. Di bawah sudah ada beberapa pelayan yang sibuk dengan peralatan pekerjaan mereka masing-masing.
"Eh Nona, Nona ada yang diinginkan?" Tanya salah satu pelayan yang berada di dapur.
"Aku hanya ingin coklat panas Bi, tolong buatkan terus nanti diantar ke atas yah."
"Baik Nona." Jawab pelayan singkat.
Gegas Azalea kembali ke atas. Belum ada tanda-tanda Ayah dan Bunda keluar dari kamar. Apalagi Riko, jam segini mana mungkin dia keluar dari kamar. Sesampainya di kamar Azalea menghempaskan tubuhnya diatas pulau gabus, maksudnya sih kasur gitu.
Dia rebahan sambil memainkan gawainya. Juga dia selalu rutin mengecek kiriman laporan dari Pak Reno. Sesekali dia juga membuka IG dan FBnya. Serasa sudah tak ada yang menarik, HP dia letakkan kembali ke atas meja. Tak lama terdengar suara ketukan pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Nona, saya mengantarkan coklat panas pesanan, Nona Zaazaa." Ucap pelayan yang dimintai tolong untuk membuatkan minuman Azalea.
"Masuk aja Bi, tolong letakkan dulu di atas meja ya Bi, sepertinya aku mau mandi aja dulu. Jangan lupa tutup pintunya lagi ya Bi. Terima kasih." Ucap Azalea yang akan masuk ke dalam kamar mandi.
"Iya Non, sama-sama, kalau begitu saya permisi." Karena sudah melayani Nonanya pelayan langsung pamit dan kembali ke dapur.
Jam pun kini sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB. Azalea berkumpul bersama Ayah dan Bundanya di ruang keluarga. Riko? Karena belum masa libur anak sekolahan jadi dia masih masuk seperti biasa. Mereka menunggu kedatangan Dina sambil berbincang-bincang santai layaknya keluarga pada umumnya. Tak lama kemudian yang ditunggu-ditunggu pun datang.
"Assalamu'alaikum,,," Sapa Damian dari depan.
"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah, Ah Anda sudah datang Pak Damian, maaf sudah merepotkan Anda. Mari, silahkan masuk dulu." Jawab Leo yang menghampiri Damian ke pintu depan.
"Tidak merepotkan sama sekali Pak Leo. Justru saya malah senang karena putri kesayangan saya disana ada temannya." Ucap Damian jujur.
"Om tante" Sapa Dina sembari menyalami dan mencium tangan kedua orang tua Azalea.
"Ah Dina, makin dewasa makin cantik aja kamu nak." Puji Wulan pada Dina. Dina pun menanggapinya dengan tersenyum malu.
"Tolong jaga anak saya ya Pak Damian. Dia ini sedikit nakal anaknya tapi, meski begitu dia anak kesayangan saya. Kalaupun mau menghukumnya, jewer saja telinganya." Ucap Leo dengan sedikit bercanda. Azalea langsung cemberut karna candaan ayahnya itu. Tapi, karena ekspresi Azalea yang terlihat menggemaskan mereka semua menjadi tertawa.
"Pak Leo tenang saja. Semua akan aman terkendali. Kalau begitu kita langsung saja. Keburu semakin macet nanti di perjalanan." Ucap Damian.
"Iya. Hati-hati kalian. Lain kali kalau ada waktu luang kita bisalah ngopi bareng."
"Bisa diusahakan Pak. Assalamu'alaikum." Ucap Damian.
"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah."
Azalea pun pamit kepada ayah bundanya. Kini mereka bertiga sudah jalan. Karena jarak dari Jakarta-Jogja lumayan jauh dan sebentar lagi masuk makan siang mereka memutuskan untuk istirahat makan dan melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim, dan itu akan menambah waktu tempuh mereka. Setelah selesai mereka melanjutkan perjalanan lagi. Situasi di jalan lumayan padat. Azalea yang biasanya setelah kenyang dia mengantuk pun kini tertidur pulas, sedang Dina yang merasa bosan karena sahabatnya sudah tertidur pulas pun memutuskan untuk mendengarkan musik, tak lama rasa kantuk menghampirinya dan dia pun ikut tertidur. Damian melirik mereka melalui pantulan kaca tersenyum. Tak terasa setelah memakan waktu hampir 11 jam lamanya kini mereka sampai di kampung, tepatnya di Bantul, Jogjakarta. Kini jam menunjukkan pukul 22.00 WIB. Kedatangan mereka pun disambut hangat oleh Kakek dan Nenek Dina.
"Alhamdulillah, anak cucu nenek sampai dengan selamat. Wah, genduk ayu ini siapa? Bagaimana perjalan kalian?" Nenek Dina langsung keluar dan menyambut kedatangan mereka di teras depan saat dirasa mendengar sebuah kendaraan datang masuk ke halaman rumahnya.
"Alhamdulillah lancar Buk, ini anak teman bisnis Mian di Kota, juga sahabat Dina." Jawab Damian dan langsung menyalami dan mencium tangan serta memeluk ibunya diikuti dengan kedua anak gadis itu. Damian dengan Leo memang sudah beberapa kali bertemu. Apalagi kalau tidak membahas tentang bisnis mereka yang memang terikat sebuah proyek.
"Oalah, ngunu, ayo langsung mlebu wae, simbah kakung ana dalem, lagi nonton TV." Ucap nenek Dina mengajak mereka untuk langsung masuk ke dalam rumah. Mereka pun langsung mengekori nenek Dina. Setelah nenek Dina mengajak mereka masuk kedalam, Beliau langsung menuju ke dapur.
"Assalamu'alaikum, Kung. Wah sepertinya asik sekali nontonnya!!" Ucap Damian menyapa bapaknya yang sedang menonton TV.
"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah,, eh Le, wis teko,,kepiye perjalanane? Teler ora? Bapak kangen banget iki, endi cucuku sik paling ayu dewe?" Tanya kakek Dina yang sebelumnya kaget karena anak cucunya ternyata sudah datang.
"Alhamdulillah lancar Pak, ya walaupun sering berhentinya." Damian juga langsung menyalami dan mencium tangan bapaknya disusul oleh Dina dan Azalea.
Damian selama perjalanan memang sering berhenti di Pom Bensin, itu karena untuk istirahat, makan, juga untuk melakukan kewajibannya sebagai umat muslim. Karna itulah waktu tempuh mereka sedikit mulur.
"Nah ini Dina, temannya juga ikut liburan kesini." Sambung Damian.
"Siapa namamu nduk?" Tanya kakek Dina pada Azalea.
"Nama saya Azalea Kek, tapi sering dipanggil Zaazaa." Jawab Azalea.
"Kamu temannya Dina? Semoga betah ya disini nduk!!" Azalea membalasnya dengan tersenyum dan mengangguk.
"Cucu kesayangane simbah kakung. Kene nduk, kakung kangen banget iki." Kakek Dina yang memang sudah rindu berat dengan Dina kini memeluk erat cucu kesayangannya itu. Tiba-tiba nenek Dina datang membawa minuman dan cemilan.
"Ayo, diminum dulu, terus kalian bersih-bersih lalu makan." Ucap nenek Dina.
"Tadi kita sudah makan kok Buk, karena takutnya kalian sudah pada tidur jadi gak mau terlalu mengganggu istirahat kalian. Tapi, ternyata masih pada melek aja." Ucap Damian berkata jujur. Memang tadi mereka sebelumnya sudah makan katena takut nanti merepotkan kedua orang tuanya.
"Ya wis, nanti langsung istirahat aja. Nduk, ajak temannya ke kamar tamu sana." Perintah nenek Dina.
"Iya nek." Dina yang nurut dan mengajak Azalea
Dina dan Azalea pun langsung pergi ke kamar tamu untuk bersih-bersih dan istirahat. Meninggalkan papa, kakek nenek Dina di ruang keluarga. Rumah kakek nenek Dina tidak besar tapi terbilang mewah. Yah masih khas gaya Jogjanan. Disini mereka juga tidak menggunakan jasa pembantu. Mungkin kalau ada acara saja nenek Dina akan menyuruh beberapa tetangga untuk membantunya. Jadi kalau tidak ada acara semua pekerjaan dilakukannya sendiri karena sudah terbiasa. Bahkan diusianya yang sudah tua mereka masih menekuni pertanian. Kembali pada Azalea dan Dina, mereka berencana selama berlibur akan jalan-jalan keliling kota Bantul. Maka dari itu mereka tidak ingin membuang kesempatan ini.
"Zaa, kita langsung rehat aja, besok kita manfaatkan liburan kita dengan berjalan-jalan mengelilingi Kota Bantul. Aku udah ada jadwal nih. Kayaknya seru kita boncengan naik motor berdua." Ucap Dina dengan segala rencana dipikirannya.
"Iya, harus itu. Kalau gak gitu, rugi dong aku ikut kesini. Pokoknya kamu harus ajak aku ketempat-tempat wisata yang ada disini." Ucap Azalea.
"Hais, tenanglah tuan putri, aman terkendali. Semoga besok cuacanya mendukung ya?" Balas Dina.
"Aamiin, ya udah yuk kita langsung tidur aja. Awas lo ya, jangan ngorok. Nanti ku timpuk kau pakai bantal." Ucap Azalea bercanda dan tertawa.
"Sttt,, jangan keras-keras. Kamu ini, kebiasaan, ini udah malam, dasar. Aku gak akan ngorok, emang kamu." Ucap Dina mengingatkan Azalea yang lupa waktu.
"Hihi, maap maap." Ucap Azalea dengan hanya menyengir, lalu dia membaringkan tubuhnya dan memposisikannya dengan nyaman. Begitupun dengan Dina.
Dirasa badan begitu lelah karena perjalanan yang jauh. Akhirnya mereka memutuskan untuk segera beristirahat dan kini sudah berkelana di alam mimpi.