Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 perjodohan
Kinara semakin muak mendengar Digo yang selalu membela Renata didepan orang tuanya.Ia sungguh sudah tidak bisa menahannya lagi kali ini, Digo sudah sangat keterlaluan padanya.
Plak!
Kinara melayangkan tamparannya ke pipi Digo, dan satu lagi hendak ia layangan ke Renata, tapi Digo menahan tangannya.
Kinara menarik tangannya dengan kasar dari cengkeraman Digo.
"Hebat! kamu begitu membela dan melindunginya. Aku pikir dia hanya seorang artis majalah dewasa yang menjual foto-foto panas saja. Tidak disangka, dia juga menjual tubuhnya." ucap Kinara dengan sadis, wanita itu berhasil membuat Digo naik darah.
"Jaga ucapanmu Kinara! Jika tidak.." ucapan Digo tercekat.
"Jika tidak apa?" tanya Kinara ingin memperjelas.
"Maaf nona Kinara, saya memang hanya seorang artis sebuah majalah dewasa. Tapi saya tidak pernah menjual tubuh saya pada siapapun. Saya menjadi istri mas Digo bukan karena uang atau apapun, tapi karena kami saling mencintai." ucap Renata sambil mengusap lengan Digo dan menatap suaminya.
Kinara menyilangkan kedua tangannya sambil tersenyum miring, seolah tengah merendahkan Renata.
"Mas Digo butuh seseorang yang mengerti dia, sementara anda sibuk dengan pekerjaan anda sendiri sampai tidak memiliki waktu untuk suami anda. Dan saya.. Saya hanya memberikan apa yang tidak bisa anda berikan pada suami anda. Jadi saya rasa hubungan saya dan mas Digo ini tidaklah sepenuhnya salah. Semua terjadi karena anda yang memulainya, jika anda bisa memberikan waktu dan perhatian pada suami anda, mana mungkin mas Digo akan lari mencari saya?" ucap Renata memperjelas.
"Jadi lain kali, sebelum menilai kesalahan orang lain, lebih baik jika anda koreksi dulu kekurangan anda sendiri, nona Kinara Atmajaya." lanjut Renata.
Renata bukanlah wanita lemah, ia akan melawan ketika harga dirinya mulai direndahkan.
Tapi apa yang terjadi? Justru Jihan malah menampar Renata dengan keras. Nafas Jihan memberat, dadanya naik turun menahan emosi dihatinya sedari tadi.
"Kamu tidak berhak bicara seperti itu pada Kinara. Apapun yang terjadi, tidak seharusnya kamu ada didalam hubungan mereka." sentak Jihan sambil menujuk ke arah Kinara.
Digo tidak bisa diam lagi kini, ia menerima semua tamparan diwajahnya, tapi tidak di wajah Renata istrinya.
"Cukup ma! Apa yang diucapkan Renata benar! Sudah cukup aku bersabar menghadapi sifat egois Kinara. Aku juga berhak bahagia, dan Renata adalah pilihanku. Kalian boleh memakiku, marah padaku, atau apapun. Tapi jangan pernah sentuhan Renata!" tegas Digo dengan suara yang meninggi.
Jihan tercengang sesaat. "Demi wanita murahan ini, kamu berani bicara kasar pada mama, Digo?" tanyanya.
"berhenti menyebut Renata seperti itu ma, dia istriku. Jika mama tidak kasar padanya, aku juga akan lebih menghormati mama." jawabnya Digo.
Digo menggenggam tangan Renata lebih erat. "Ayo sayang, kita pergi dari sini." ajak Digo.
"Permisi, Om, Tante, Kinara." pamit Renata.
Mereka berdua mulai berbalik untuk melangkah keluar dari ruangan itu.
"Digo! Apa kelebihan yang dimiliki wanita itu yang tidak aku miliki, sampai kamu tega melakukan ini padaku?" tanya Kinara.
Langkah Digo terhenti dan hening sejenak. "karena Renata tau cara mencintaiku, Kinara." jawab Digo tanpa menoleh.
Mereka berdua pun kembali melanjutkan langkahnya bersama. "Jika kamu keluar dari rumah ini, kamu bukan lagi anakku Digo!" teriak mama Jihan. Tapi itu tidak menghentikan langkahnya, Digo tidak perduli lagi dengan siapapun kini.
"Sudah ma, biarkan saja dia pergi."ucap Daniel dengan nada kesal.
Saat Digo dan Renata sampai didepan pintu utama rumah Daniel, Digo dan Renata berpapasan dengan Oma Carla yang baru saja datang.
Wanita tua dan sanggul dibelakang kepalanya itu menatap wajah Digo yang tampak amat kesal.
"Digo, ada apa sayang?" tanya Oma Carla kerutan diwajahnya tampak jelas.
"Maaf Oma, aku harus pergi sekarang." ucap Digo sambil membawa Renata untuk pergi dari sana.
"Oh, Digo..!" seru Oma Carla.
Digo membukakan pintu mobil untuk Renata, sementara Oma Carla masih berada di teras rumah memperhatikan keduanya sampai akhirnya mobil itu pergi dari sana.
Didalam Jihan tampak tengah menenangkan Kinara yang menangis disudut sofa ruangan itu, Jihan mengusap pundak Kinara dengan lembut.
"Sudahlah sayang, nanti mama akan bicarakan lagi ini semua pada Digo." ucap Jihan.
"Apa aku bilang, karir itu tidak berarti apa-apa. Di dalam rumah tangga pasti lebih membutuhkan waktu dan anak, jika tidak mau membuat suami kita menjadi jenuh dan mencari wanita segar diluar sana." sindir Desi.
"Kamu ini ngomong apa sih ma. Jaga bicaramu, ayo kita pulang." ajak Frans.
Oma Carla segera masuk untuk mencari penjelasannya.
"Ada apa ini, kenapa cucu ku pergi begitu saja? Daniel, jawab aku!" tegas Oma.
Semua orang yang ada disana pun langsung terdiam, tidak ada yang berani menjawab Oma Carla satupun. Sebelum akhirnya Desi mencletuk satu jawaban.
"Digo itu datang bersama istri barunya. Yaah, lelaki mana yang tidak akan mencari istri baru, jika istrinya sendiri selalu sok sibuk." ucap Desi.
Jihan langsung menoleh ke arah Desi dan menajamkan tatapannya.
Sementara Frans mengajak Desi untuk pulang, dan langsung pamit membawa keluarganya untuk pergi sebelum istrinya semakin bicara yang tidak-tidak. Frans beralasan untuk segera pergi karena masih ada urusan penting diluar, ia tidak mau terlalu jauh ikut campur ataupun mendengar perdebatan keluarga Daniel.
"Jadi Digo sudah menikah lagi?" tanya Oma Carla.
"Anak itu memang hanya ingin menambah masalah. Kania itu wanita yang sempurna untuknya, tapi dia malah mencari wanita murahan diluar sana." jawab Daniel.
Oma carla berdecih. "Jangan hanya melihat dari sisimu saja Daniel, kamu tidak pernah sama sekali memikirkan perasaan Digo. Aku mengenal cukup baik cucuku itu. Dia pasti memiliki alasan yang kuat untuk ini." ujar Oma Carla.
"Oma memang selalu memanjakannya." jawab Daniel.
"Wajar bukan? Dia cucu ku, siapa lagi yang akan memanjakannya jika bukan aku. Sedangkan kamu sebagai seorang ayah, kamu terlalu egois Daniel. Hanya karena kamu merasa berhutang budi pada keluarga Atmajaya, kamu mengorbankan anakmu sendiri." ucap Oma Carla.
"Cukup ma! Jangan bahas tentang ini." sentak Daniel.
"Kenapa? Kamu takut jika Kinara tersinggung? Pernikahan mereka terjadi karena keinginanmu Daniel, jadi jika sekarang Digo memilih wanitanya sendiri, itu tidak masalah bukan?" tanya Clara tegas.
Kinara sungguh sakit hati mendengarnya, dari awal Oma Carla memang tampak kurang setuju dengan pernikahan mereka.
Daniel lah, yang bersikeras menjodohkan Kinara dengan Digo dulu, karena ia merasa berhutang budi pada Atmajaya, ayah Kinara.
Sampai didetik terakhirnya, Atmajaya menitipkan Kinara pada Daniel. Hingga membuatnya membulatkan tekad untuk menjodohkan mereka berdua.
Kinara tidak kuat lagi berada disana, wanita itu pun langsung berdiri dan pergi dari sana begitu saja.
"Kinara?" panggil Jihan. Disusul dengan suara panggilan dari Daniel juga.
"Ini semua gara-gara mama. Kinara pasti merasa sangat hancur sekarang." ucap Daniel, lalu ikut pergi meninggalkan Jihan dan Oma Carla.
Daniel berjalan ke atas tangga dan masuk ke ruang kerjanya.