Ryuka menikah dengan Rifky untuk melindungi ayah tirinya agar tidak di penjara, dan itu semua atas paksaan ibu kandungnya sendiri.
Pernikahan kelam yang di jalani Ryuka selama setahun lebih akhirnya berakhir, karena Rifky akan menikah lagi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Tapi ada fakta yang terkuak, sehingga Rifky akhirnya batal menikah, dan terlanjur bestatus duda karena sudah menceraikan Ryuka sebelumnya.
Rifky merasakan ada yang aneh pada hidupnya semenjak Ryuka tidak ada lagi di sekitarnya.
Bagaimana kelanjutannya? Stay tuned yaaa ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Hamil
"Jjangan pak, saya mohon."
"Buka atau ... " Rifky langsung mengancam dengan ancaman yang sudah lama tidak dia katakan selama ini, yaitu memenjarakan ayahnya.
"Bbb-baik baik ... saya buka sekarang."
"Saya mohon, jangan apa-apakan saya pak ... Cuman ini satu-satunya yang paling berharga dalam tubuh saya, maka dari itu saya harus melindungi tubuh saya pak." Kata Ryuka dengan mata terpejam dan tangan yang memohon saat jaketnya sudah selesai di buka.
"Hahaha maksudmu? Saya akan mengambil keperawananmu?"
"I-iya ... " Ucap Ryuka gugup.
"Memang masih perawan?" Bisik Rifky yang membuat Ryuka kesal dan wajah yang memerah.
"Seenaknya saja! Saya tidak pernah bersentuhan dengan siapapun, bahkan berciuman pun saya tidak pernah! Jadi bapak jangan sembarangan berbicara."
*Cup
Satu kecupan singkat di bibir di berikan Rifky secara tiba-tiba.
"Saya yang pertama." Kata Rifky dengan senyum menyeringai.
Ryuka mendadak kaku, tangannya langsung memegang bibir pink yang selalu dia jaga dengan lipbalm setiap harinya. "Bb-bibirku." gumamnya pelan.
Sedangkan si pelaku dengan santainya meninggalkan Ryuka dan pergi mengambil baju santai ke dalam ruang ganti pakaian.
Kali ini aku harus berani menegurnya!
Ryuka mantap untuk menegur Rifky, dia terduduk di pinggir tempat tidur, menunggu Rifky selesai berganti baju.
Tak lama setelah itu, Rifky muncul dengan kaos putih dan juga celana hitam selutut, dan itu sangat terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
Itu dia pelakunya!
"Ekhem ... Pak!" Ucap Ryuka dengan keberanian penuh.
Rifky tidak menjawab, dia masih mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, tapi wajahnya mengarah pada Ryuka.
"Saya mau protes! Mohon maaf ya ... Tindakan yang bapak lakukan tadi sangatlah melecehkan saya sebagai seorang wanita."
"Oh ya?" Sahut Rifky dengan santai.
"Ya, bapak seenaknya mencium saya, padahal bapak sendiri yang buat peraturan jika kita tidak perlu menjadi sepasang suami istri pada umumnya. Karna ini hanya sementara, maka dari itu saya harus menjaga harkat dan martabat saya sebagai wanita."
Rifky mencebikan bibirnya tidak peduli, "Jika saya merubah seluruh kesepakatan awal itu sah saja, karena disini saya yang punya kendali, dan kau ... Di bawah kendaliku."
Pembohong! Tidak konsisten! Arogan! Cabul! Aaaargggghhh!!!!
Ryuka hanya bisa diam, dadanya naik turun menahan rasa kesal yang sudah tidak bisa dia utarakan lagi.
"Mulai saat ini, kau harus terbiasa dengan ciumanku dan juga menciumku."
Ibuuuuuuuu, bawa aku pulang ibuuuuuuu.
"Mana sarapanku! Bukankah aku tadi sudah menyuruh mbak Eva untuk mengantarkannya?!"
"Baik, akan saya ambil pak, mungkin mba Eva lupa." Kata Ryuka, masih dengan menahan geram pada peraturan baru yang di buat oleh Rifky.
Saat Ryuka keluar dari kamar, Rifky tersenyum dengan penuh kemenangan, "Menyenangkan." Gumamnya.
Pagi menjelang siang, Rifky dan Ryuka menikmati makanannya di kursi balkon kamar, seperti biasa tanpa obrolan apapun.
.
.
***
Malam hari.
"Tidur disini Ryuka." Titah Rifky, menepuk-nepuk tempat tidur di sampingnya.
Tuhan ...
Ryuka meringis di dalam selimutnya, kenapa semakin hari bos nya ini malah makin menjadi, keinginannya pun tidak bisa di sanggah sama sekali oleh Ryuka.
"Baik pak." Kata Ryuka, dia meraih bantal dan juga selimut yang selama ini menemaninya ketika tidur di sofa.
Rifky seperti berfikir, matanya belum juga mengantuk. Sedangkan Ryuka, dia sudah menenggelamkan diri di dalam selimutnya, bukan untuk tidur, melainkan karena takut.
"Ryuka."
"Iya." Jawab Ryuka dari dalam selimut.
"Tengku adalah orang tua kandungmu?"
"Bb-bukan, di ayah tiri."
Rifky lalu berdecak, ujung jarinya mengusap-usap dagunya sendiri. "Ibumu?"
"Ya dia ibu kandungku, Ada apa ya pak?" Ryuka membuka selimutnya karena sedikit heran dengan pembahasan Rifky kali ini, biasanya Rifky sangat amat tidak peduli dengan hal seperti ini.
"Hanya ingin tahu, kenapa kau rela menjadi penjamin dan juga alat bayar hutang ayah tirimu, apakah dia sebaik itu?"
"Ya ... Setidaknya perut mungilku ini sering di isi dengan makanan hasil kerjanya, jadi aku harus berbakti."
"Kenapa ibumu seperti tak punya hati pada saat itu?"
"Ya Karena dia mencintai suaminya."
"Dan kau anak kandungnya di korbankan."
"Sudahlah, tidak usah di bahas ... Lebih baik katakan besok jadwal keberangkatan bapak dan jam pulang kantor, agar aku bisa bersiap lebih awal."
Rifky tiba-tiba memandang wajah Ryuka lekat, "Mendekat sini." Titahnya.
"Mau apa pak?" Sahut Ryuka khawatir.
"Menciummu."
*Cup.
Rifky mencium singkat pipi Ryuka, dan lagi-lagi itu berhasil membuat wajah Ryuka memerah.
"Jangan salah paham, itu hanya ciuman kasihan karna nasibmu." Jelas Rifky.
Terserah apa kata anda!
"Hoaaaam ... Ngantuk, saya tidur duluan ya pak." Kata Ryuka, sebenarnya khawatir aktivitas mereka terlalu jauh malam ini.
Rifky pun masuk kembali ke dalam selimutnya, mereka tertidur dengan saling membelakangi, dan ini posisi tidur ternyaman Ryuka selama dia menikah, karena selama ini dia hanya tidur di sofa yang hanya pas untuk tubuhnya.
***
Semenjak insiden malam itu dengan Alea, Rifky lebih bersikap baik pada Ryuka, beberapa Minggu ini sangat jarang sekali Rifky meluapkan emosinya pada Ryuka, bahkan setiap harinya Rifky selalu minta di siapkan makan malam di balkon kamar, menyantap hidangan berdua walau tanpa pembicaraan apapun.
Kenapa aku selalu menunggu momen ini, ada apa dengan diriku? Batin Rifky saat sedang menikmati makan malamnya berdua.
.
.
Pagi hari.
"Menurutku lebih bagus yang ini." Kata Ryuka sambil memasangkan dasi berwarna merah maroon, di padukan dengan kemeja hitam yang di pakai oleh Rifky.
"Angkat dagunya sedikit pak." Titah Ryuka, dan Rifky langsung menurut.
Sambil menunggu Ryuka merapihkan dasinya, tangannya mengambil beberapa helai rambut Ryuka, dengan sadar dia mendekatkan rambut itu pada hidungnya. "Wangi."
"Ya wangi dong, kalau saya bau nanti bapak komplain." Sahut Ryuka.
"Sip, udah selesai." Ryuka mengusap atas dada Rifky lembut saat sudah selesai memasangkan dasi.
"Terimakasih." Kata Rifky sambil bercermin, melihat penampilan dirinya yang sudah rapi dengan style yang sudah Ryuka siapkan.
*Pintu di ketuk.
"Sebentar ya pak, saya buka pintu dulu."
Hana dengan wajah sinisnya, "Mana Rifky?"
"Di dalam Tante."
"Suruh dia ke lantai bawah sekarang juga, ada sesuatu penting yang harus di bicarakan."
.
.
"Bicara apa?" Tanya Rifky pada Ryuka setelah menyampaikan pesan Hana.
"Entah pak."
"Baik, kau juga ikut." Rifky menarik tangan Ryuka lembut, dan Ryuka pun mengikutinya.
Saat menuruni tangga, sudah terdengar tangisan seorang wanita yang sedang di tenangkan oleh Hana dan juga Anggita.
Alea, dia mengaku sudah hamil dan itu adalah hasil hubungannya dengan Rifky, tak lupa juga Alea memberikan salah satu foto vulgar dirinya dan Rifky di hotel pada saat itu kepada Hana.
"Rifky, aku hamil." Teriak Alea saat melihat Rifky menghampirinya.
lanjut lagii yaa Thor 🤩🙏🙏