NovelToon NovelToon
Obsesi Tuan Pemaksa

Obsesi Tuan Pemaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Panda Merah

"Anda yakin Mrs. Aquielo?"

"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."

"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."

"Seperti aku mau saja dengan dirimu."

"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."

Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.

Itu buruk....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Viona memasuki ruang makan sambil menyeka keringat diwajahnya dengan handuk kecil karena sebelumnya ia sudah melakukan olah raga kecil.

"Pagi Pa." Sapa Viona pada Jeremy yang tampak sedang menikmati kopi hitamnya seperti biasa nya.

"Pagi Viona... Sekarang kau tampak rajin berolahraga ya!" seju Jeremy sambil menatap Viona yang sedang meminum air putih dihadapannya. "Padahal dulu kau selalu mengeluh saat diajak berolahraga," tambahnya lagi.

"Apa Papa lupa bagaimana gendutnya aku dulu karena malas berolahraga." Jawab Viona lalu duduk disamping Jeremy menunggu pelayan menyiapkan sarapan paginya.

"Padahal Papa sangat merindukan pipi dan perut bulat mu itu, dulu saat sedang marah pipimu akan memerah seperti buah tomat matang dan itu menggemaskan sekali," ucap Jeremy dengan senyum geli diwajahnya sambil mengingat wajah gendut Viona yang dulu.

"Menggemaskan karena saat itu aku masih anak-anak, kalau sekarang pasti tidak semenggemaskan itu lagi!" seru Viona.

"Tidak juga, menurut Papa kau akan sangat menggemaskan kalau kembali memiliki gumpalan lemak ditubuhmu seperti dulu lagi." Gurau Jeremy mendengar ucapan Papanya itu Viona langsung menggeleng tidak setuju.

Viona ingin kembali membalas ucapan Jeremy tapi seruan Audrey menghentikan niatnya tersebut.

"Viona ada apa dengan dirimu!" seru Audrey tampak marah.

Sontak hal itu membuat Viona bingun karena sebelumnya ia yakin tidak pernah membuat masalah dengan kakaknya itu.

"Ada apa,,, kenapa berteriak seperti itu pada adikmu!" seru Jeremy tampak tidak suka.

"Tolong Papa jangan membelanya kali ini, anak ini sudah keterlaluan bisa-bisanya ia bertindak murahan dengan merebut tunangan orang lain!" seru Audrey lagi.

"Apa... Aku tidak mengerti apa yang kakak bicarakan, merebut tunangan orang lain? Memangnya tunangan siapa yang kurebut?" tanya Viona bingung.

"Jangan berpura-pura Viona, pagi tadi Kylie menghubungiku sambil menangis terisak. Dia bilang Ares baru saja memutuskan pertunangan mereka karena lelaki kurang ajar itu sudah punya hubungan dengan dirimu... Aku benar-benar malu mempunyai adik seperti dirimu, seharusnya aku tidak bersyukur kau kembali kesini, seharusnya kau tetap disana bersama wanita jahat yang kau panggil Ibu itu!" cerocos Audrey tanpa memikirkan bagaimana perasaan Viona setelah nya.

"AUDREY!" seru Jeremy marah, ia menatap satu-persatu wajah putrinya.

"Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang tapi tidak seharusnya kau berkata sekejam itu pada adikmu." Tambahnya, lalu kembali menatap wajah terkejut Viona.

"Ada apa ini Vi... Aku tahu kau tidak akan melakukan hal semacam itu kan?" tanya Jeremy dengan nada lembutnya.

"Aku tidak melakukannya Pa, mana mungkin aku memiliki hubungan dengan orang yang bahkan baru dua kali aku temui." Jawab Viona jujur.

"Kau tidak perlu berbohong. Sudah jelas-jelas kau melakukannya, kemarin malam kau keluar saat pukul dua dini hari untuk menemui lelaki brengsek itu kan!" seru audrey lagi.

"Bukannya kau sudah ku beri tahu kalau Kylie itu wanita yang baik, selama ini dia selalu membantu ku kalau aku dalam kesulitan, dan dengan teganya kau merusak kebahagiaan wanita baik itu dasar wanita murahan!" seru Audrey.

"AUDREY!" sentak Jeremy marah.

"Kenapa Papa masih saja membela anak tidak tahu diri ini, jelas-jelas dia sudah melakukan kesalahan. Dia sudah mencoreng nama baik keluarga kita padahal belum genap sebulan ia kembali kemari!" seru Audrey.

"Berslah atau tidak dia tetap keluarga mu Audrey, kau seharusnya tidak berlebihan dalam membela orang lain." Ucap Jeremy.

"Keluarga... Apa Papa lupa orang yang kau sebut keluarga itu adalah orang yang meninggalkan kita saat sedang terpuruk lalu datang kembali saat kita sudah memiliki segalanya."

Sudah cukup kali ini hati Viona benar-benar hancur, ia tidak menyangkan kata-kata sepedih itu terucap langsung dari bibir kakaknya sendiri orang yang sangat ia sayangi.

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang sudah terjadi saat ini, tapi kata-kata kakak benar-benar menyakiti hatiku. Sebenarnya aku juga sudah menolak untuk pergi kesini tapi Ibu yang memaksaku... Jadi maafkan aku kalau kehadiranku malah membawa masalah dikeluarga ini!" seru Viona pelan seraya air mata yang mengalir dipipinya.

"Tidak usah menangis... Disini kau penjahatnya jangan bertingkah seolah kau yang menjadi korban!" lagi-lagi Audrey berkata kasar pada Viona.

Karena melihat situasi yang semakin sulit akhirnya Jeremy memutuskan untuk menyeret Audrey pergi dari sana, meninggalkan Viona sendirian dengan air mata yang terus mengalir. Andai yang berkata seperti itu orang lain mungkin hatinya tak akan sesakit ini.

Viona meremas dadanya yang terasa sesak, tiba-tiba ia teringat pada Ibunya yang berada diIndonesia sekarang. Dia bemar-benar memerlukan pelukan hangat dari wanita itu.

***

Sementara itu dilain tempat Audrey terus berontak ingin lepas dari cengkraman Jeremy, tapi tidak bisa karena pria paruh baya itu yang mencengkram tangannya dengan sangat kuat. Jeremy terus menyeret putri sulungnya itu sampai masuk kedalam ruang kerjanya lalu setelahnya ia melepaskan cengkramannya.

"Kau tidak sadar apa yang sudah kau lakukan Audrey!" seru Jeremy tampak marah.

"Kenapa Papa sangat membelanya, apa karena dia putri mu dan Papa mengabaikan perasaan perempuan yang hancur karena dia!"

"Dan kau bersikap seperti ini karena Kylie yang merupakan sahabat baikmu lalu kau tega melukai perasaan adik kandungmu sendiri begitu?"

"Aku hanya sedang memberi tahu dirinya kalau apa yang sudah ia lakukan itu salah!"

"Dan sekarang Papa juga sedang mengajarkan dirimu kalau apa yang kau lakukan barusan juga salah. Apa sebelumnya kau sudah punya bukti yang kuat kalau adikmu itu telah merebut tunangan Kylie?"

"Pa... Aku sudah lama mengenal Kylie dia tidak akan berbohong dia wanita baik-baik. Dan Viona dia sudah lama tidak bersama kita siapa tahu selama ini dia dan wanita itu memang hidup dengan menjadi simpanan para pria_"

"Audrey sudah kubilang jaga kata-kata mu, aku tahu bagaiman sikap asli putriku dan aku yakin Viona tidak melakukan sperti apa yang kau katakan itu."

"Jangan menutup matamu hanya karena dia putri mu Pa... Dia bersalah dan kau harus menghukumnya!"

"Jangan mengajariku Audrey, aku bukan orang yang bersumbu pendek seperti dirimu, sebelum aku mengambil keputusan aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi terlebih dahulu."

***

Viona berjalan lesu dipinggir trotoar sambil terus menundukan kepalanya, sejak pertengkarannya dengan Audrey pagi tadi dia memang tidak mendapati kehadiran Audrey ataupun Papanya dirumah.

Karena suasana hatinya yang semakin memburuk Viona pun akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan diluar, tanpa mobil mewahnya ataupun black card yang diberilkan Papanya, ia hanya membawa beberapa pecahan uang dolar didalam tas kecilnya.

Ditengan perjalannya Viona melihat ada sebuah foodtruck warna kuning didepannya, seketika itu juga Viona ingat kalau sejak pagi tadi ia belum makan apapun bahkan ia tidak sempat menyentuh sarapannya sedikitpun.

Karena merasa lapar Viona segera menghampiri foodtruck itu dan memesan makan untunya lalu menunggu dikursi kayu yang sudah disediakan disana.

Tak lama setelahnya semangkok penuh grilled chicken sudah tersaji dihadapannya, tentu saja Viona langsung menikmati makanan lezat itu dengan lahap.

Tidak... Viona bukannya melupakan masalah yang sedang dialaminya, tapi menurut Viona bersedih juga perlu tenaga karena itu dia sekarang sedang dalam proses mengisi tenaga lagi agar ia tidak tumbang saat sedang melawan kesedihan yang mungkin akan kembali menyerangnya.

Namun kegiatan makannya itu terganggu saat sebuah tangan dengan seenaknya mencomot potongan daging ayamnya sontak hal itu langsung membuat Viona mengarahkan pandangannya kepada pelaku pencurian makan itu.

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!