Dania terpaksa menggantikan posisi kakak tirinya, Adelia sebagai seorang mempelai wanita dari seorang lelaki yang bernama Daniel Dirgantara.
Tanpa sepengetahuan Dania, ternyata Daniel memiliki kelainan mental. Ia mengalami Intermittent Explosive Disorder, di mana ia tidak bisa mengontrol kemarahannya. Ia bisa membanting dan menghancurkan apa saja, bahkan ia bisa melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Hal itu pula lah yang membuat Adelia memilih kabur dan meninggalkan Daniel, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.
Bagaimana nasib Dania yang akhirnya berada di bawah kungkungan Daniel?
#Cerita ini hanya lah fiktif belaka, jika ada yang tidak masuk akal, mohon sekiranya dimaklumi. ❤❤❤
💗Terima kasih 💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yayasan Cahaya Asa
"Di depan, belok kiri ya, Mas Roy," ucap Dania kepada Roy yang tengah fokus pada kemudinya.
"Baik, Nona." Roy pun mengikuti jalan yang di arahkan oleh Dania hingga akhirnya mereka pun tiba di depan yayasan Cahaya Asa yang didirikan oleh Erick tersebut.
Ternyata kedatangan Dania sudah ditunggu-tunggu oleh Erick di depan gerbang. Walaupun ia tahu bahwa saat itu Dania bersama Daniel. Namun, hal itu tidak menggentarkan nyali Erick untuk tetap menyambut kedatangan gadis itu.
"Selamat pagi, Dania," sapa Erick sambil melemparkan senyum manisnya kepada Dania yang baru keluar dari mobil.
"Se--" Baru saja Dania ingin membalas sapaan Erick, Daniel sudah menyela ucapan Dania sembari keluar dari mobil mewahnya tersebut.
"Selamat pagi, Tuan Erick. Senang bisa bertemu kembali denganmu," sela Daniel seraya mengulurkan tangan kepada Erick dengan wajah datarnya.
Namun, di balik wajah dingin tanpa ekspresi tersebut, tersimpan rasa kesal yang amat sangat di hatinya. Ingin rasanya Daniel memukul wajah Erick yang kini berdiri di hadapannya. Terlebih jika ia teringat di mana Erick begitu bersemangat menyaingi dirinya untuk memperebutkan sosok Dania.
Wajah Erick tampak menegang. Apa lagi saat ia teringat bagaimana Daniel menyerangnya di pertemuan pertama mereka. Sebenarnya Erick masih belum bisa melupakan apalagi memaafkan perbuatan Daniel.
Ya, walaupun seandainya lelaki itu meminta maaf kepadanya. Namun, jangankan meminta maaf, lelaki itu bahkan tidak pernah merasa bersalah sedikitpun kepadanya.
"Selamat pagi, Tuan Daniel," jawab Erick, dengan terpaksa menyambut uluran tangan lelaki itu.
Dania terbengong-bengong melihat kedua lelaki itu saling tatap dengan sorot mata tajam dan seolah saling sikut. Dania tidak tahu bahwa Daniel dan Erick pernah bertemu sebelumnya.
"Kalian sudah saling kenal, ya?" tanya Dania sambil menatap heran kepada kedua lelaki itu.
"Ya, kami sudah saling kenal. Benar 'kan, Erick Nugraha?" sahut Daniel sambil tersenyum tipis.
"Ya, Tuan Daniel benar," jawab Erick yang kini juga sama, tersenyum tapi penuh dengan keterpaksaan.
"Oh ya, Dania. Sebaiknya kamu masuk lebih dulu. Ada yang ingin aku bicarakan bersama Erick di sini sebentar saja," tutur Daniel, dengan sorotan mata tajam tertuju pada Erick.
"Tapi--"
"Masuk!" titah Daniel kemudian.
Dania ingin protes, tetapi karena takut memancing emosi lelaki itu. Akhirnya Dania pun segera masuk ke dalam dan meninggalkan Daniel serta Erick yang masih saling tatap di depan gerbang.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada kedua lelaki itu? Aku yakin mereka memang saling kenal, tetapi hubungan mereka tampaknya sangat tidak baik," gumam Dania sembari melangkah masuk ke dalam yayasan itu. Sesekali Dania melirik ke arah Daniel dan Erick yang masih saling bertatap mata dengan wajah masam.
"Sebenarnya apa yang ingin Anda bicarakan kepadaku, Tuan Daniel? Aku yakin sekali ini pasti ada hubungannya dengan Dania, benar 'kan?" tanya Erick, memulai percakapannya bersama Daniel.
Daniel tersenyum tipis kemudian bersandar di samping mobilnya dengan tangan menyilang di dada. "Ya, ini tentang Dania," jawabnya mantap.
Roy melihat situasi yang kembali memanas dan ia pun mulai berjaga-jaga dengan berdiri tak jauh dari majikannya tersebut. Roy takut emosi Daniel kembali meledak tak terkendali sama seperti biasanya.
"Aku peringatkan padamu, Erick. Jangan pernah mencoba mengganggu hubunganku bersama Dania. Kamu tidak ingin 'kan, wajahmu yang tampan itu dipenuhi dengan luka serta lebam yang akan merusak penampilanmu nantinya," ucap Daniel dengan penuh penekanan.
Erick tersenyum sinis setelah mendengar ancaman lelaki itu. "Benarkah? Tapi kenapa? Bukankah sebenarnya Dania hanya seorang pengantin pengganti? Anda bahkan tidak pernah menginginkan gadis itu," sahut Erick yang tidak mau kalah.
"Heh, tahu apa kamu soal hubunganku dengan Dania? Dania memang seorang gadis yang rela menggantikan posisi Adelia untuk menjadi istriku, tapi bukan berarti kamu boleh mendekatinya. Biar bagaimana pun Dania tetap istriku dan kamu tidak boleh mendekatinya, ingat itu!" tutur Daniel yang mulai tersulut emosi.
Erick kembali menyunggingkan senyuman sinis kepada Daniel. "Kalau aku tidak mau?"
Daniel menghampiri lelaki itu dan mencengkram krah kemeja yang sedang dikenakan oleh Erick. "Jangan main-main denganku, Erick! Aku bisa saja menghajarmu sampai wajahmu tak dapat lagi dikenali," ancam Daniel dengan sorotan tajam menatap kedua bola mata lelaki itu.
"Sebaiknya lakukan itu satu lawan satu! Dan kita buktikan siapa yang akan babak belur di antara kita berdua!" Tantang Erick sambil tersenyum mengejek.
Daniel melepaskan cengkramannya dan mengibas-ngibaskan tangannya ke pundak Erick. "Boleh saja! Tapi, tidak hari ini. Saat ini moodku sedang baik dan aku tidak ingin menghancurkannya," jawab Daniel sembari membalas senyuman Erick.
Dengan santainya, Daniel melenggang memasuki yayasan tersebut tanpa meminta izin kepada Erick. Erick terbengong-bengong melihat lelaki menyebalkan itu memasuki halaman yayasannya tanpa izin.
"Hei! Mau kemana kamu?!" tanya Erick dengan setengah berteriak.
"Melihat istriku mengajar," jawabnya dengan santai tanpa menoleh sedikitpun kepada Erick yang kini menyusulnya dari belakang.
"Dasar lelaki aneh! Kenapa Dania bisa terikat bersama lelaki seperti dirinya," kesal Erick sembari mempercepat langkahnya agar bisa menyeimbangi langkah Daniel.
...***...
❤️❤️❤️ Author ucapkan "Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Dan Batin" buat semua Reader yang merayakannya ❤️❤️❤️
Mohon maaf jika ada kesalahan Author baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Mungkin ada khilaf dan membuat Readers kecewa serta kesal dengan tulisan Author selama ini 😘😘😘 🙏🙏🙏
...***...
"suamiku"
dania munafik kalau kau sadar punya suami apa pantas kau pergi dengan lelaki lain, berinteraksi kayak sepasang kekasih lagi kencan
dania munafik kalau kau benarkan kelakuan menjijikan mu dengan erick berarti suami juga boleh dong punya teman wanita lain dan berinteraksi sepertimu
untuk para author, belajar lagi mana benar mana salah, buka pikiran mu apakah seorang istri bebas berteman dan pergi berduaan dengan lelaki lain kayak sepanjang kekasih itu itu kalian anggap sesuatu yang benar, klo kalian benarkan perbuatan dania berarti boleh donk suami kalian punya teman wanita dan pergi berduaan dengan wanita lain
walau uji hanya novel tapi pakai juga pikiran dan hatimu biar bisa membedakan mana salah mana benar
Aku pasti,Sam punya yg lain diluar sana selain Adelia...👏👏👏