Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2 Mertua yang Baik
Saat acaranya sudah selesai, semua anggota keluarga sudah mulai pulang satu persatu.
Saat ini hanya tersisa keluarga inti saja.
"Nak Aydeen, saat ini kami titipkan yura kecil kami bersamamu, tolong maafkan semua kesalahan putri kami Malika". Ujar Abbas Ayah kandungnya Malika.
"Kami mohon maaf Hanna, Mas Fahri".
"Ini di luar kendali kami sebagai orang tua".
"Kami telah gagal mendidik putri kami Malika, mohon terimalah putri kami yang lain Ayyura".
"Tolong sayangi dia, terimalah dia dengan hati yang terbuka, Yura sosok permata indah yang tersembunyi dikeluarga kami". jelas Anna ibu kandungnya Malika, sekaligus sahabatnya Hanna, mami nya Aydeen.
"Mama". ucap Ayyura sangat pelan, saking pelannya suaranya hampir tidak terdengar.
"Kamu memang belum mengenal keluarga Uncle Fahri dan Anty Hanna sayang".
"Tapi percayalah mereka semua orang baik".
"Kamu juga harus yakin nak, tidak ada yang bisa melawan namanya takdir".
"Ayyura yang niatnya terbang dari Kairo,
hanya untuk datang sebagai tamu di acara pernikahan Malika Kakaknya, ehhh malah hari ini dia yang jadi pengantin wanitanya".
"Sungguh jodoh dan maut sangat begitu dekat, kita bahkan tidak dapat menebaknya sama sekali. Kita disini tidak pernah tahu, siapa yang menjadi takdir dan jodoh kita,
dan akan sampai kapan kita bisa hidup bersama dengan pasangan kita".
nasihat Mama Anna.
Semua keluarga tertegun mendengar nasihat dari Anna. Mengapa Malika tidak selembut dan sebaik Anna. Bahkan Ayyura lah yang terlihat seperti Putri mereka sungguhan.
Malika terbiasa hidup bebas di luar negeri,
dia biasa hidup bergaya Barat. Menurutnya, pacaran adalah hal yang biasa baginya. Apalagi mereka hidup di era modern saat ini. Ayyura terisak mendengar nasihat lembut dari sang mama, kemudian ia berlari masuk kedalam pelukan hangat sang mama kemudian menangis sejadi-jadinya.
Ayyura merasa ini sungguh tidak adil untuknya. Ia menganggap dirinya, tidak lebih sebatas hanya seorang wanita pengganti.
Ayyura berpikir, ia menerima pernikahan ini hanya sebagai bentuk bakti dia sebagai anak.
Ayyura sangat menyayangi papa dan juga mamanya Mereka sudah sangat berjasa dalam hidupnya selama ini. Mereka juga telah mengurus dan merawatnya sedari kecil dengan penuh cinta.
"Kami akan menerima Yura dengan baik Anna, Kau dan Aku sudah mengenal cukup lama, Kita berdua bukan hanya bersahabat, namun sudah seperti saudara sendiri".
sela Hanna menimpali.
"Aku hanya merasa bersalah dengan Putramu, seandainya saja Malika tidak membuat ulah, Ayyura pasti tidak akan terlibat dalam hal ini".
"Ini semua terjadi bukan salah siapapun Anna, bukankah Kamu yang bilang, jika ini semua adalah Takdir. Sungguh tidak ada yang bisa menolaknya walau itu hanya sesaat".
"Semuanya sudah tercatat di Lauhul Mahfudz Anak kita masing-masing". ujar wanita paruh baya yang masih begitu cantik diusianya.
"Biarlah semuanya menjadi pelajaran hidup, untuk Anak kita masing-masing tull)lll mlAbbas".
"Jika Malika tidak bisa bersanding dengan putraku Aydeen, itu bukan menjadi masalah yang harus kita besar-besarkan".
"Cukuplah kita menganggap bahwa Aydeen, dan Malika tidak ditakdirkan hidup bersama".
"Allah maha baik, sebelumnya kita semua
tidak ada yang tahu, bahwa Ayyura wanita
yang dikirim Allah untuk Putraku Aydeen".
sahut Tuan Fahri dengan penuh pengertian.
Ayyura tersentak saat melihat betapa bijak dan baiknya, kedua mertuanya itu. Ia merasa sedikit legah, walaupun nantinya Aydeen akan bersikap dingin kepadanya, itu bukan masalah besar baginya.
Cukup dengan memiliki mertua yang begitu baik dan sayang kepadanya, maka hidupnya akan merasa aman dan juga tentram.
"Ya Allah, Ya rabb, Ya tuhanku".
"Terimakasih sudah memberikan Yura,
Mertua sebaik dan selembut Abi Fahri dan juga Mami Hanna, Aku akan belajar Ikhlas untuk menerima semua takdir yang sudah engkau titipkan kepadaku saat ini". batinnya.