Kisah seorang gadis yang terpaksa menjadi pelayan pebisnis misterius dan kejam agar organ tubuhnya tidak dijual oleh pria itu akibat ulah ibunya sendiri.
Namun, ia tetap berusaha melarikan diri dari sangkar Tuannya.
Sebuah rahasia besar sang CEO terkuak saat pelayan itu hadir dalam kehidupannya yang membuat pria itu marah besar dan berencana membuat hancur kehidupan gadis itu.
Bagaimana kelanjutan cerita mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Pesaing
Anna menegang seketika, begitu juga Damian. Pria itu adalah Dareen. Ia menyisir rambutnya dengan jemarinya sambil tersenyum kecil ke arah Anna.
"Tak kusangka akan bertemu kau disini," tegur Dareen dengan suaranya yang santai tapi dengan nada penasaran.
Anna menelan ludahnya susah payah sedangkan Damian menatap pria itu dengan sorot mata tajam. Sementara Dareen tetap memasang ekspresi santai seolah menikmati situasi ini.
Suasana dihalaman panti asuhan yang tadi penuh kehangatan kini terasa sedikit menegang.
"Aku tak menyangka akan bertemu disini, Damian," ucap Dareen sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. "Jarang sekali kau tertarik pada tempat seperti ini."
Anna melirik Damian dengan sedikit khawatir. Ia tahu ada sejarah kelam di antara kedua pria ini, sesuatu yang tak pernah Damian ceritakan langsung padanya, tapi jelas terpancar dari setiap interaksi mereka.
" Aku juga tak menyangka kau akan datang," balas Damian dengan nada datar, tetapi ada nada ketidaksenangan yang jelas dalam suaranya. "Apa urusanmu disini?"
Dareen melirik Anna sekilas sebelum kembali menatap Damian. "Aku sering datang kesini, mungkin lebih sering daripada yang kau kira. Aku punya kepedulian terhadap tempat ini, tidak seperti seseorang yang hanya datang karena alasan tertentu."
Damian menyipitkan matanya. "Jangan bicara seolah-olah kau lebih baik dariku."
Anna merasa ketegangan diantara mereka semakin meningkat. Ia tahu jika dibiarkan situasi ini bisa semakin buruk.
"Dareen, kau datang untuk sesuatu?" tanyanya mencoba mengalihkan suasana.
Dareen tersenyum tulus. "Aku membawa perlengkapan untuk anak-anak dimobil. Tapi aku melihatmu disini."
Sesil yang baru saja keluar dari gedung tersenyum ketika melihat Dareen. "Oh, kamu sudah datang." ucapnya ramah. Anna yang melihat interaksi itu merasa bingung.
"Kak kenal dengan Dareen?"
"Tentu saja. Selama ini yang menyumbang dana untuk anak-anak adalah Dareen." informasi baru itu membuat Anna maupun Damian terkejut. Ia tidak tahu selama ini Dareen telah membantu orang-orang dipanti.
"Anna, bisa kita bicara sebentar?" tanya Dareen.
"Tidak." Jawab Damian cepat yang membuat mereka menoleh ke arahnya. Anna hanya bisa menghela napas dan memutuskan untuk berbicara pada Dareen. Rasa penasarannya dengan Dareen tiba-tiba saja muncul. Siapa sebenarnya pria ini.
"Aku bicara sebentar." pamit Anna pada Damian dan Sesil.
Mereka pun berjalan sedikit jauh dari tempat tadi. Duduk dikursi berdampingan.
"Anna, jangan bilang kamu bekerja dirumahnya?" tanya Dareen langsung. Anna yang mendengar itu hanya bisa menunduk dan menggigit bibirnya. Ia tidak menduga ini akan terjadi.
"Ya, aku bekerja dirumahnya."
Dareen menghela napas panjang. "Apa kamu tahu dia orang yang seperti apa?"
"Dia cukup baik, aku serius. Awalnya memang tidak berjalan dengan baik. Tapi sekarang, semua baik-baik saja."
"Apa aku boleh tahu alasanmu bekerja disana?" Anna menatap Dareen. Ia sedikit ragu apakah harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
"Jika aku mengatakan yang sebenarnya, apa kamu juga akan menjawab jujur pertanyaanku nanti?" Mereka saling pandang. Mereka tahu, rahasia yang selama ini dipendam tidak akan bertahan lama sebentar lagi. Dareen tersenyum tulus. "Aku janji akan berkata jujur."
Anna menghela napas panjang. Ini pertama kalinya ia menceritakan bagaimana ia bisa berakhir dirumah Damian.
"Ibuku merugikan usahanya dan merusak reputasinya. Pria itu meminta ganti rugi namun, seseorang yang aku anggap ibu menjualku pada Damian." Dareen mengerutkan alisnya.
"Tapi.. Sungguh, Damian tidak melakukan hal jahat padaku." Ucap Anna sedikit berbohong. Ia masih ingat jelas bagaimana awal ia berada dirumah itu dan tamparan itu.
"Aku akan membayarkan hutang ibumu padanya. Kamu tidak perlu bekerja lagi dirumahnya." tawar Dareen tiba-tiba. Tawaran itu semakin membuat Anna merasa tidak enak.
"Aku bahkan memiliki hutang padamu." gumam Anna.
"Anna—"
"Sekarang giliranku." potong Anna cepat.
"Bagaimana kamu bisa tahu tempat ini? Apa sebelumnya kamu pernah melihatku disini?" tanya Anna.
"Aku sudah lama menjadi donatur disini sebelum kamu bekerja disini. Dan ya, aku mengenalimu." ujarnya yang membuat Anna sedikit terkejut.
"Saat aku menabrak mobilmu, apa kamu sudah mengenalku?"
Dareen tidak lagi berbicara. Ia hanya mengangguk pasrah.
"Ha.. Baiklah, aku tidak tahu harus berkata apa lagi."
Dareen menatap Anna dengan sorot mata yang sulit dibaca.
"Anna, aku harap kamu tidak lagi bekerja disana. Sungguh."
"Tapi maaf Dareen, aku harus membayar hutangku. Hanya tinggal 6 bulan lagi."
.
.
Next👉🏻
(Terima kasih ya sudah membaca💕 Hidup lebih lama yaa🫰🏻)
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩