pernikahan gadis miskin dengan orang yang kaya, ia bisa menikmati seluruh kekayaannya namun ia terkurung dalam sebuah rumah mewah dengan segala harta yang berlimpah namun hidupnya terkekang bagai di dalam sangkar emas dan harus terluka karna suaminya tak mencintainya, hingga kebahagian hadir setelah suaminya sadar akan cintanya namun semua harus terhalang saat flora mengetahui masa lalunya yang sebenarnya, siapakah yang akan flora pilih masa lalunya atau orang baru, semua masih menjadi misteri yang harus di rahasiakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuma lovely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di rumah sakit
Dirumah sakit terdengar dentingan alat-alat rumah sakit, meskipun tak mengalami cedera yang cukup parah namun flora Samapai saat ini belum sadarkan diri
di ruangan itu Elzio dengan wajah kesal menatap flora yang masih memejamkan mata
"dasar kamu merepotkan," gerutunya sambil duduk menatap ke arah flora
ia lalu mengambil ponselnya yang ada di saku celana, dan meminta sang asisten untuk membawakan laptop yang tak sempat ia bawa tadi
sang asisten yang bernama Borneo itu dengan sigap masuk ke ruangan sang bos, mengambil laptop itu lalu berlalu pergi.
Di jalan Borneo mengemudikan mobilnya dengan cepat, ia bahkan menyalip beberapa kendaraan hingga menimbulkan kemarahan dari pengendara lain yang tidak jadi menyalip
" masa bodo, yang penting bos nggak marah" umpatnya sambil mengemudi
di jalanan Borneo tidak bisa tenang karna Elzio terus menghubunginya.
meskipun menggunakan earphone, Borneo, masih saja merasa kesal dengan panggilan bosnya,
sesampainya di depan rumah sakit, Borneo buru-buru masuk ke dalam lift, setelah sampai atas pintu lift pun terbuka, Borneo segera mencari kamar rumah sakit
setelah menemukan nomer kamarnya segera ia mengetuk pintu,
" masuk" ucap Elzio yang mengenali suara sang asisten.
Dengan langkah pelan, terdengar suara pintu itu terbuka, Borneo melangkah ke arah Elzio, meski sesekali Borneo melirik ke arah flora yang sedang terbaring belum sadarkan diri
Borneo meletakkan laptop itu di atas meja, dan Elzio segera mengambilnya ia terus fokus pada laptop nya , cukup lama Borneo masih berdiri sambil menatap ke arah flora
merasa ada yang aneh di sampingnya, ia lalu mendongakkan kepala, " eh kamu ngapain masih di sini?"
Borneo tersenyum malu sambil menggaruk tengkuk lehernya " bos sudah tidak membutuhkan saya?" tanyanya sambil cengengesan
" keluar kamu..!" bentak Elzio
" ampun bos, istri bos kenapa itu?" Elzio segera menempati Borneo dengan bantal yang sofa
" sialan kamu"
" ampun bos, " Borneo mengangkat kedua tangannya sambil berlari keluar
flora menggeliatkan tubuhnya tak sengaja tangannya bergerak dengan cepat menyebabkan selang infus itu di penuhi darah, ia lalu meringis kesakitan
suara flora sampai ke telinga Elzio , mata Elzio yang sibuk menatap laptop itu langsung menatap ke arah flora
flora memegangi kepalanya yang sakit dan saat itu Elzio melihat selang itu di penuhi darah merah
segera ia bangun dari duduknya
" dasar merepotkan," gerutu Elzio, kalau bukan karna perintah kakeknya, ia tidak akan mau menemani flora
ia lalu memegang tangan flora dan menutup aliran infus itu
tangannya langsung menekan tombol yang ada di bagian atas
" bisa diem nggak, kamu itu nyusahin tau"
flora seketika langsung diam menahan rasa sakit di kepala dan tangannya akibat gerakannya tadi
matanya menatap ke seluruh isi ruangan dan menyadari jika dirinya sedang berada di kamar inap rumah sakit
tak berselang lama seorang perawat datang membawa berbagai peralatan rumah sakit.
Flora meringis saat jarum itu terpaksa harus di cabut dan di pindahkan, tanpa sengaja tangannya meremas tangan Elzio saat perawat itu harus memasukkan jarum infus di punggung tangan sebelahnya
kali ini Elzio diam saja membiarkan flora memegang tangannya.
Hari-hari berlalu sangat cepat tiga ghari sudah flora di rawat di rumah sakit, Elzio hanya mengunjungi flora saat malam saja, ia sudah menyewa perawat untuk menjaga flora, dan kini tiba waktunya flora pulang.
Elzio bersama sang asisten datang untuk menjemput flora atas permintaan sang kakek
flora yang duduk di atas kursi roda langsung di antar menuju mobil oleh sang perawat di ikuti elzio dan sang asisten namun mereka memilih berjalan agak jauh agar tak ada yang melihat keberadaannya bersama flora