NovelToon NovelToon
Kembali Ke Masa Lalu

Kembali Ke Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Rebirth For Love / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady_Xiyun

"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.

Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan

Kaluna tersenyum dan mengangguk. "Ya, Rina. Aku ingin berjalan-jalan dan mengusir kesedihan ini. Aku merasa terjebak dalam pikiran-pikiran yang tidak baik."

Rina tersenyum dan mengangguk. "Baik, yang mulia. Aku akan menemani anda berjalan-jalan. Mari kita pergi ke taman yang indah di belakang kediaman."

Kaluna merasa lega dan berterima kasih kepada Rina. Dia berjalan bersama Rina ke arah taman, merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan pelayan pribadinya.

Saat mereka berjalan, Kaluna memandang ke sekitar taman yang indah. Dia melihat bunga-bunga yang mekar dan burung-burung yang bernyanyi. Dia merasa sedikit lebih tenang dan damai.

Tiba-tiba, Kaluna mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia berpaling dan melihat seorang utusan yang berjalan ke arahnya.

"Yang mulia, aku memiliki pesan dari medan perang," kata utusan tersebut dengan nada serius.

Kaluna merasa sedikit khawatir dan meminta utusan tersebut untuk memberitahunya tentang pesan tersebut.

"Apa pesannya?" tanya Kaluna dengan nada khawatir.

Utusan tersebut mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Pesan dari medan perang adalah bahwa pasukan musuh telah mendekati perbatasan kerajaan. Untung saja yang mulia Damian bisa mengalahkan pasukan musuh."

Kaluna merasa terkejut dan khawatir. Dia tersenyum lega mendengar kabar tersebut. Kaluna tidak sabar menunggu kepulangan Damian.

"Benarkah apa setelah selesai suamiku akan kembali dengan cepat?" tanya Kaluna kepada utusan tersebut.

Utusan tersebut menjawab, "Kalau permasalahan di sana cepat di selesaikan dengan baik mungkin saja yang mulia bisa cepat kembali."

Kaluna merasa senang mendengar jawaban tersebut Dia mengangguk dan berkata, "Baiklah terima kasih atas pesan dan kau boleh kembali sekarang."

Kaluna memandang bunga yang ada di hadapannya dengan suasana senang karena bisa segera bertemu dengan sang suami, Damian.

...****************...

Damian memandang tempat medan perang dengan dingin banyak korban yang berjatuhan dan beberapa yang tewas.

"Ada apa denganmu seperti ingin segera cepat selesai?" tanya Pangeran Alaric yang juga ikut berperang.

"Saya baik - baik saja jadi anda tidak perlu mengkhawatirkan keadaanku." sahut Damian dingin.

"Kau merindukan istrimu, Kaluna." ejek Pangeran Alaric.

Damian memandang Pangeran Alaric dengan mata yang tajam, namun tidak menyangkalnya. Dia memang merindukan Kaluna, dan dia ingin segera kembali ke kediaman winterbourne untuk bertemu dengan istrinya.

"Kita harus segera menyelesaikan perang ini," kata Damian, mengalihkan perhatian dari perasaannya. "Kita tidak bisa membiarkan musuh kita terus mengancam kerajaan kita."

Pangeran Alaric mengangguk setuju. "Benar, kita harus segera menyelesaikan perang ini. Aku akan memimpin pasukan kita untuk menyerang musuh kita."

Damian mengangguk, dan mereka berdua memulai rencana untuk menyerang musuh mereka. Damian berharap bahwa perang ini akan segera berakhir, sehingga dia bisa kembali ke istana dan bertemu dengan Kaluna.

Mereka berdua memimpin pasukan mereka dengan gagah dan berani. Damian memimpin pasukan kavaleri, sementara Pangeran Alaric memimpin pasukan infanteri. Mereka berdua bekerja sama dengan baik, dan pasukan mereka maju dengan cepat.

Musuh mereka terkejut dengan serangan yang tiba-tiba dan kuat. Mereka berusaha untuk mempertahankan diri, namun pasukan Damian dan Pangeran Alaric terlalu kuat. Mereka berhasil mengalahkan musuh mereka dan merebut kembali wilayah yang telah direbut.

Setelah pertempuran berakhir, Damian dan Pangeran Alaric bertemu untuk membahas hasil pertempuran. Mereka berdua merasa puas dengan hasil pertempuran dan berterima kasih kepada pasukan mereka.

"Sekarang kita harus kembali ke istana dan melaporkan hasil pertempuran ini kepada raja," kata Pangeran Alaric.

Damian mengangguk setuju. "Benar, kau bisa kembali ke istana dan aku akan langsung kembali ke wilayah winterbourne."

Pangeran Alaric tersenyum. "Apakah kamu tidak ingin melapor langsung kepada ayah."

Damian tersenyum kembali, merasa bahagia karena akan segera bertemu dengan istrinya.

"Tidak kau juga ikut berperang jadi wakili aku untuk melapor kepada yang mulia Raja Everard III tanpa diriku." sahut Damian dingin.

Pangeran Alaric mengangguk setuju, memahami keinginan Damian untuk segera kembali ke Winterbourne dan bertemu dengan Kaluna.

"Baiklah, aku akan melapor kepada ayahku tentang hasil pertempuran ini," kata Pangeran Alaric. "Kamu bisa langsung kembali ke Winterbourne dan bersatu kembali dengan Kaluna."

Damian tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Pangeran Alaric. Dia kemudian mempersiapkan diri untuk kembali ke Winterbourne, merasa bahagia dan tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya.

Sementara itu, di Winterbourne, Kaluna sedang menunggu kabar dari Damian. Dia merasa khawatir tentang keselamatan suaminya, namun dia juga merasa percaya diri bahwa Damian akan selalu menjaga dirinya sendiri.

Tiba-tiba, Kaluna mendengar suara kuda yang mendekat. Dia berlari ke jendela dan melihat Damian yang sedang mengendarai kudanya, menuju ke arah kediaman Winterbourne.

Kaluna merasa bahagia dan tidak sabar untuk bertemu dengan suaminya. Dia berlari ke pintu dan membukanya, menunggu Damian untuk masuk dan bersatu kembali dengannya.

Damian turun dari kudanya dan berjalan menuju Kaluna, yang sedang menungguinya dengan senyum di wajahnya.

"Kaluna," kata Damian, memanggil nama istrinya dengan suara yang lembut.

Kaluna berlari ke arah Damian dan memeluknya erat. "Damian, aku sangat merindukanmu," kata Kaluna, dengan suara yang penuh emosi.

Damian memeluk Kaluna erat juga, merasa bahagia dan lega karena telah bersatu kembali dengan istrinya. "Aku juga sangat merindukanmu, Kaluna," kata Damian, dengan suara yang lembut.

Mereka berdua berdiri di sana selama beberapa saat, memeluk erat dan menikmati kebersamaan mereka. Kemudian, Damian melepaskan pelukan Kaluna dan memandangnya dengan mata yang penuh cinta.

"Aku memiliki kabar baik untukmu," kata Damian, dengan senyum di wajahnya.

"Apa itu?" tanya Kaluna, dengan rasa ingin tahu.

"Perang telah berakhir," kata Damian. "Kita telah mengalahkan musuh kita dan merebut kembali wilayah yang telah direbut."

Kaluna merasa bahagia dan lega mendengar kabar tersebut. "Aku sangat bahagia, Damian," kata Kaluna, dengan suara yang penuh emosi.

Damian tersenyum dan memeluk Kaluna erat lagi. "Aku juga sangat bahagia, Kaluna," kata Damian. "Kita telah melewati masa yang sulit, tapi sekarang kita bisa hidup dengan damai dan bahagia bersama-sama."

"Maafkan aku waktu itu tidak berpamitan denganmu." sahut Damian melirik ke arah Kaluna.

"Awalnya aku kesal tapi karena kamu seorang jendral atau panglima perang aku bisa memakluminya." ucap Kaluna memandang wajah suaminya.

"Benar gara - gara aku mendapat info kerajaan tersebut menuju perbatasan jadi aku tidak sempat menemuimu."

Kaluna tersenyum dan memeluk Damian erat. "Aku mengerti, Damian. Aku tahu kamu memiliki tanggung jawab besar sebagai jendral. Aku hanya ingin kamu selalu aman dan kembali kepadaku."

Damian memeluk Kaluna erat juga, merasa bahagia dan lega karena telah bersatu kembali dengan istrinya. "Aku juga ingin itu, Kaluna. Aku akan selalu menjaga diriku sendiri dan kembali kepadamu."

Mereka berdua berdiri di sana selama beberapa saat, memeluk erat dan menikmati kebersamaan mereka. Kemudian, Damian melepaskan pelukan Kaluna dan memandangnya dengan mata yang penuh cinta.

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, Kaluna," kata Damian, dengan senyum di wajahnya. "Aku ingin kita bisa hidup dengan damai dan bahagia bersama-sama."

Kaluna tersenyum dan mengangguk. "Aku juga ingin itu, Damian. Aku cinta kamu."

Damian tersenyum dan memeluk Kaluna erat lagi. "Aku juga cinta kamu, Kaluna. Selamanya."

...To Be Continued...

Note:

Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih love you

1
Imamatur
/Determined//Hammer//Determined//Determined//Grievance/
Zalina
waaw/Sneer//Sneer/
Zalina
makasih
Zalina
suka
Zalina
sangat seru
Zalina
cerita menarik
Zalina
seru
Zalina
terimakasih
Imamatur
makasih update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!