Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duel
Seorang teroris yang hendak menyergap Zizau, Martin dan Maya dari belakang tiba-tiba jatuh ketanah, sebuah lubang peluru menembus kepalanya.
Headshot yang dilakukan Dewa berhasil menumbangkan teroris itu, lalu diiikuti sebuah suara di radio "bergerak kearah kanan, hati-hati dua orang musuh mendekat kearah kalian" itu suara Dewa mengingatkan rekan-rekannya.
Mendengar itu mereka bertiga segera berhenti disudut bangunan yang gelap. Tidak lama kemudian dua orang itu jatuh ketanah setelah kepala mereka ditembusi timah panas oleh Dewa.
Dewa yang di juluki "Sang Mata Elang" karena matanya yang bisa melihat dari jarak yang jauh meski gelap sekalipun. Karena keahliannya itu Godfather yang menemukan Dewa saat dulu dia menghadapi beberapa preman dalam ruang yang gelap. Dewa adalah orang terakhir yang direkrut oleh Godfather dalam pasukan iblis neraka.
Setelah menumbangkan semua teroris yang berjaga diluar gedung tua itu, Dewa segera turun dari persembunyiannya untuk bergabung dengan rekan-rekannya.
Sebelum mereka masuk kedalam gedung tua itu, Zizau melepas rotor dua mobil truck dan tiga mobil Jeep yang terparkir diluar gedung itu.
Setelah itu mereka bertiga mengendap secara pelan-pelan masuk kedalam gedung itu. Martin dan Zizau masuk ke lorong bagian kiri untuk menyelamatkan Dude sementara Dewa dan Maya ke sebelah kanan mencari pimpinan Teroris itu.
Dewa yang berada didepan Maya memberikan kode kepada wanita itu kalau didepan mereka ada empat orang penjaga. Mereka mengeluarkan pistol yang menggunakan peredam suara lalu menembaki keempat orang itu "dor...dor...dor..dor.." keempat teroris itu tumbang seketika.
Dewa dan Maya lalu memasuki setiap ruangan yang ada didalam gedung itu tapi tidak menemukan siapapun disana.
Saat hendak keluar dari dalam gedung tua itu Dewa melihat cahaya dari celah lantai yang ditutupi karpet, dia kemudian menepuk bahu Maya lalu menunjuk kearah cahaya dilantai itu.
Melihat itu maya mengeluarkan Bom Asap dari ranselnya, Mereka berdua lalu mendekati cahaya itu tanpa suara apapun.
Didalam banker itu tiga orang saling menatap, Rhino si pimpinan Teroris Hamara lalu Dokter X dan tangan kanan Rhino. Rhino memberikan isyarat dengan jari yang menempel dimulut menyuruh dua orang itu untuk tidak melakukan gerakan yang menimbulkan suara.
Sementara dari atas banker Dewa mulai membuka pintu yang menutupi banker, Maya yang sudah melepas pin Bom asap siap melemparkan kedalam lubang.
Dengan kode jari Dewa meminta Maya untuk bersiap melemparkan Bom asap, "Wuuussssshhhh......" Bom asap dengan gerakan yang cepat maya lemparkan kedalam banker. Dari dalam banker anak buah Rhino membalas dengan tembakan yang membabi buta".....dorr.....dorrr dorrr dor...." tembakan itu hanya mengenai pintu baja yang menutupi banker itu.
Setelah menunggu satu menit perlahan pintu itu dibuka dari bawah lalu muncul moncong senjata AK-47. Melihat itu Dewa dan Maya segera berpindah posisi dibagian belakang pintu dekat tembok yang menghalangi pintu itu.
Tidak lama tiga orang muncul dari dalam banker dengan hidung dan mulut mereka ditutupi kain hitam.
"Jangan bergerak...." teriak Maya tiba-tiba mengagetkan Dewa sambil menodongkan pistolnya kearah tiga orang itu.
Hal yang dilakukan Maya tidak sesuai dengan apa yang telah disampaikan sebelum misi. Hal itulah yang membuat Dewa kaget.
Mereka berdua segera mendekati ketiga orang yang tidak lain Rhino dan antek-anteknya itu yang sudah menjatuhkan senjata mereka kelantai.
Karena situasi yang gelap Maya tidak melihat gerakan anak buah Rhino yang tiba-tiba menendang tangan Maya memegang pistol. Pistol itupun terjatuh dari tangan Maya.
Tidak membuang kesempatan itu anak buah Rhino dengan gerakan cepat melakukan gerakan memutar lalu menendang perut Maya, Gadis cantik itupun mundur lima langkah.
Sementara itu Dewa yang fokus kearah Rhino dan Dokter X, "dorr...dorr" Dewa menembak kedua kaki dokter itu, darah segar mengalir dari kaki sang Dokter jahat itu.
Melihat kesempatan itu Rhino segera melompat kearah Dewa dengan sambil mengarahkan tinjunya yang besar.
Dewa yang sudah menyadari hal itu hanya mengeser kakinya kekanan, tinju yang dilayangkan Rhino hanya mengenai udara.
"Masih sama....malah semakin lamban, umur tidak akan bisa menipu Rhino" ejek Dewa sambil menyarungkan kembali pistolnya.
"Bocah sialan....tidak kusangka kita akan bertemu lagi, saya tidak mengharapkan pertemuan kita secepat ini" balas Rhino santai sambil menoleh kearah Maya.
"Jadi sekarang kamu sudah beralih profesi untuk menjaga gadis Jalang ini Dewa atau haruskah saya memanggil dengan nama busukmu itu?" Sambung Rhino.
"Saya berharap kejadian di Afrika lima tahun lalu membuat kamu bertobat Tua Jelek" balas Dewa santai juga.
"Gara-gara pasukan iblis neraka sialanmu itu mengancurkan semua rencana yang saya menjadi satu-satunya pemimpin di dunia ini" sahut Rhino dengan wajah yang merah karena marah.
"Malam ini saya sendiri saya menghabiskan sisa hidupmu dan julukan sang mata elang sialanmu itu tidak akan ditakuti lagi di dunia hitam" seru Rhino sambil mengarahkan tendangan melingkar kearah kaki Dewa.
Dewa melompat kedepan dengan gerakan salto melewati kepala Rhino dengan satu kaki menendang ubun-ubun kepala Rhino.
Jengkel dengan hal itu Rhino mengeluarkan pisau yang menjadi keahliannya dalam bertempur jarak dekat. Rhino adalah salah satu pemain pisau cepat dan lincah sudah terkenal di dunia Hitam.
*****
Sementara itu Maya yang bertarung melawan tangan kanan Rhino mulai kewalahan, postur lawannya yang tinggi dan kekar membuat serangan Maya tidak mempan.
Sebuah tendangan dari anak buah Rhino membuat Maya terlempar kesudut ruangan yang sedikit gelap, tepat saai itu tangan Maya tanpa sengaja meraba dan menemukan pistolnya yang jatuh tadi. Dengan cepat Maya menembaki tangan kanan Rhino itu yang membuat lelaki bertubuh kekar itu jatuh tak berdaya dan seketika tewas ditempat.
Kembali Dewa dan Rhino yang bertarung menggunakan pisau, berapa kali tusukan pisau dari Rhino hampir mengenai perut Dewa. Saat Rhino hendak melakukan gerakan sambil melompat untuk menusuk dada Dewa, dengan gerakan memutar tubuhnya Dewa menendang kearah dada Rhino yang sedang melompat. Tendangan itu tepat mengenai dada yang membuat Rhino terbang kebelakang lalu menabrak tembok.
Tulang dada Rhino patah dari, mulutnya mengeluarkan darah. Saat Rhino jatuh lalu terduduk menyender ditembok itu, Dewa melihat kearah Maya yang mulai berdiri. Lalu tanpa Dewa sadari dengan sisa tenaganya Rhino melempar Pisau kearah Dewa.
"awasss....." Teriak maya....
pisau itu sebenarnya menyasar dadanya untung saat itu Dewa melihat kilau cahaya pisau dengan cepat menghindar kesamping tapi karena pisau itu terbang cepat membuat lengan Dewa tersabet pisau.
Tanpa menghiraukan lukanya Dewa melompat kedepan lalu meninju wajah Rhino berapa kali yang membuat pimpinan teroris Hamara itu lemas tak berdaya lalu pingsan.
Melihat Rhino yang tak berdaya Maya mendekati pimpian teroris itu lalu merogoh saku celana dan bajunya, dia tidak menemukan yang dia cari, tidak berhenti disitu dia memeriksa kalung dilehernya tapi tidak ada disana.
Gadis itu lalu bangkit dan masuk kedalam banker, melihat ulah Gadis itu Dewa hanya melihatnya.
Tidak lama kemudian Maya keluar dari dalam banker ditangannya memegang beberapa benda seperti bahan untuk membuat Bom.
Sementara itu Zizau dan Martin sudah menghabisi sisa anak buah Rhino yang tidak sempat melarikan diri. Lalu mereka mencari tempat penyekapan Dude.
Mereka kemudian menemukan Dude yang disekap dalam sebuah kamar yang gelap dengan kedua tangan dan kaki diikat.
Saat ditemukan kondisi Dude sangat memperihatinkan, wajahnya sudah memar dan luka-luka, tangan kirinya patah, kaki kanannya luka sobek yang cukup lebar, mata kanan Dude buta.
Setelah mepaskan semua ikatan Dude, Zizau segera mengendong Dude lalu keluar dari tempat itu.
"Kita cari Dewa dulu lalu keluar dari tempat ini" kata Martin sambil berjalan dibelakang Zizau untuk berjaga-jaga siapa tau masih ada musuh.
Setelah memasuki ruangan yang cukup luas mereka kemudian melihat Dewa dan Maya yang sedang mengikat Dokter X dan Rhino.
Melihat mereka berdua Dewa segera berdiri dan melihat kondisi Dude. Dia mengalihkan pandangan pada Martin seakan itu sebuah pertanyaan.
"Dia terluka parah, kita harus segera bawa dia ke Rumah sakit!" kata Martin lalu ditambah anggukan dari Zizau.
Tanpa menjawab lagi Dewa segera berbalik lalu mengeluarkan pistolnya dari sarung....."jangan bunuh Dia.... Dia kunci untuk membongkar semua dalang dari semua ini" potong Maya sebelum Dewa mengarahkan pistolnya ke Rhino.
"Itu urusan kalian dan saya tidak puas kalau dia mati dengan cara mudah begini" Dewa lalu mengarahkan pistol kelutut Rhino lalu terdengar suara tembakan
"dor...dor...dorrr...dorrr..." Empat peluru bersarang ditubuh Rhino, lutut dan siku Dewa hancurkan. Tidak puas dengan itu Dewa mendekat tubuh Rhino yang berteriak histeris dia kemudian meremukan kedua jari tangan pimpinan Teroris Hamara itu.
Dia lalu berbalik dan menatap Maya. "Kami tidak ada disini malam ini" suara Dewa yang tegas membuat Maya merinding.
"Singkirkan semua orang didepan kami butuh akses cepat ke Rumah sakit kota Palapa" sambung Dewa sambil berjalan meninggalkan Maya yang terdiam karena syok merasakan aura dingin dari pemuda yang dia idolakan itu.
*****
Saat Zizau dan rekannya keluar dari dalam gedung Tua itu sebuah mobil Jeep masuk kehalaman gedung itu lalu berhenti didepan mereka.
Dari dalam mobil turun seorang pria yang memakai pakaian serba Hitam dengan sebuah pistol dipinggangnya. Dia Harimau Kuning, pria itu segera mendekati Dewa saat dia mau mengatakan sesuatu tapi batal karena Dewa langsung potong
"Kami Butuh Mobil, suruh sopirmu keluar!" perintah Dewa tegas tanpa melihat ekspresi kaget dari pimpinan lapangan Agen Rahasia itu.
Harimau kuning menoleh ke anggotanya yang menyupiri tadi lalu dengan kode tangan meminta dia turun dari mobil.
Saat agen itu turun dari mobil Dewa segera masuk dan mengambil alih kemudi. Dia melihat kekursi penumpang dan memastikan keadaan Dude sudah diapit oleh Zizau dan Martin.
Dewa melakuan hal gila dengan melakukan drift tiga ratus enam puluh derajat didepan halaman gedung tua yang sempit itu....."ciiiiiittttttttt....bruuummmmm" seketika mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi keluar dari halaman gedung tua itu menuju jalan Raya yang mengarah kekota Palapa.
*****