" Max apakah kau menyesal? " Sebuah suara menggema di telinga Maximilian..
Ditengah ajalnya, Max melihat seorang wanita yang selama ini ia siksa sedang merangkak menuju tempatnya berbaring dengan sekarat.
Wanita cantik namun dengan tubuh penuh luka yang dia buat selama ini.
wanita yang tak pernah ia anggap dan tak pernah dia pedulikan, wanita yang selama ini dia siksa mati matian.
wanita itu kini memeluk tubuhnya yang sekarat, memeluknya dengan erat, membiarkan api membakar tubuh wanita itu lebih dahulu sebelum menyentuh tubuh nya.
dapat ia rasakan api mulai membakar pakaian nya dan pakaian wanita itu.
" tenang saja.. aku akan melindungi mu.. "
kata kata lembut yang selalu ia berikan pada nya, bahkan di detik detik terakhir hidupnya.
Aku... aku sangat menyesal..
bisakah aku mendapatkan kesempatan lagi untuk bersama mu...
.
.
.
.
Jantung Max seketika terhenti ketika ia terbangun di kamar yang ia tempati 5 tahun lalu..
kamar ini... apakah aku kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Budiari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesabaran Andini
" Bos tenanglah.. " Carlos berusaha untuk memegang lengan max yang hendak memukul bawahnya itu lagi.
Max menyentak tangan Carlos, dan mengusap wajahnya dengan kasar. anak buahnya ini kadang kadang memang memancing darah tinggi.
" jelaskan pada dia! " ujar max kepada Carlos.
tanpa mau mengatakan apapun, pria itu pun duduk di sofa dan menyalakan rokoknya.
Dia merokok di sofa itu dengan santai sembari melihat bagaimana Carlos akan menjelaskan rencananya dengan bawahannya yang agak lola itu.
" Dengan memberitahu polisi, maka Markus akan menjadi buronan saat ini. jika kita menyebarkan nya ke sosial media, maka masyarakat akan merasa resah dan mau tak mau polisi harus mengerahkan lebih banyak orang untuk mencari pria itu. " jelas Carlos yang di angguki oleh semua bawahannya.
" tugas kalian sangat mudah, kita mulai dari menyadap data data mereka. lalu mengirim data itu ke kantor polisi setempat. jika mereka masih bersantai dan tidak melakukan tindakan, kita kirim data data kejahatan Markus ke sosial media. buat ratusan akun palsu untuk menyebarkan keresahan itu di masyarakat. KITA AKAN GEGERKAN DUNIA. " ujar max dengan menekankan kata kata terakhir
kali ini max sudah bersiap dengan segala hal. dia akan menang kali ini!
.
.
.
Sementara di sisi lain, terlihat seorang pria berkulit hitam memandang tumpukan dus dus di depannya dengan pandangan puas.
Dia telah berhasil mencuri 1 ton kokain milik Maximilian saat kokain itu akan di kirim ke Asia.
" Bos apa langkah kita selanjutnya? " Tanya seorang pria berkulit putih yang ada di sampingnya.
" Kita simpan dulu barang ini, aku berencana akan membawa barang ini ke Australia lewat Jalur laut. " Ucap Pria berkulit hitam itu.
" Baik bos.. lalu apa persiapan kita untuk balasan Dari Max? dia tidak mungkin tidak membalas serangan dari kita kan? " tanya Pria berkulit putih itu.
Pria berkulit hitam yang di panggil bos itu, terlihat menghidupkan cerutunya. dia menghisap cerutu itu dengan perlahan dan menghembuskan asapnya di udara.
" Perketat penjagaan kita, minggu ini akan ada kokain yang kita kirim ke Italia lewat pelabuhan Altamira. siapkan 100 penjaga yang berpakaian seperti orang biasa. " Jelas Pria itu dengan memandang datar Ke depan.
" Baik Bos.. " ujar pria berkulit putih itu mengerti, dia hendak undur diri sebelum suara sang bos menghentikan langkahnya.
" Berikan uang pada petugas keamanan yang berjaga hari itu. jika dia tidak mau menerima nya, kecoh saja mereka dengan beberapa kecelakaan kecil di daerah itu. " Jelas Pria itu yang di angguki bawahannya.
" Baik bos. "
.
.
.
Exito Express
Chief Executive Officer Office
...
Andini mondar mandir dengan wajah yang terlihat sangat gelisah di ruangan CEO itu.
Sebelum pergi, Max meninggalkan dirinya di kantor. pria itu berjanji akan kembali sesegera mungkin.
namun walau begitu, entah mengapa Andini merasa sangat khawatir.
Dia mendengar berita yang di katakan oleh Carlos Tadi kepada Max.
" pengeboman? kenapa bisa sampai terjadi pengeboman di markas Max? Siapa pelakunya, dan apa Sebabnya? apakah Max memiliki musuh? dan markas apa sebenarnya yang di bom? apakah itu semacam gudang? apakah pelakunya sudah di tangkap? bagaimana jika pelakunya adalah pelaku yang sama yang mencelakai mama maria dan papa John? apakah Max akan baik baik saja? tidak! Max pasti akan baik baik saja! "
Begitu banyak pemikiran dan pertanyaan pertanyaan yang bermunculan di benak gadis itu.
selain rasa penasaran, pikirin Andini juga resah akan kekhawatiran terhadap keselamatan max.
TOK! TOK! TOK!
di tengah keresahan gadis itu, tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu ruang kerja max. namun Andini sendiri tak heran dengan itu.
" Silahkan Masuk.. " Ujar gadis itu mempersilakan Siapapun yang mengetuk pintu untuk masuk.
Dari balik pintu masuklah seorang wanita cantik yang Andini ketahui bernama Elena. gadis yang beberapa hari lalu bertemu dengan nya di ruangan ini juga.
Terlihat Wanita bernama Elena itu clingak clinguk di ruang tersebut kala melihat orang yang dirinya cari tidak ada.
pandangan nya kemudian bertemu dengan Andini yang masih berdiri di dekat sofa.
" Dimana Maximilian? "tanya Wanita itu dengan sedikit ketus pada Andini.
" Dia sedang pergi untuk urusan lain.. jika ada yang ingin kau sampaikan, katakan lah. aku akan menyampaikan nya pada Max ketika dia sampai nanti. " ujar Andini masih sopan pada Wanita itu.
wanita tersebut terlihat mengernyit, dengan kasar dia menaruh tumpukan dokumen di tangannya di meja kerja max.
dia kemudian berjalan mendekat ke arah Andini. entah apa maksud wanita itu, namun wanita itu malah memutari tubuh andini dengan gestur angkuh.
" aku tidak mengerti kenapa Tuan max bisa begitu suka pada mu.. ck! ck! ck! Apa sebenarnya yang kau lakukan pada dia Hah? " Ujar Elena dengan pandangan rendah pada Andini.
" tolong jaga kata kata anda nona.. " ujar Andini memperingati Elena.
" kenapa? kau tersinggung? kau itu harus sadar diri! kau itu tidak pantas bersama tuan Max! lihatlah! kau itu cuma mengandalkan wajah saja! kau tak bisa apa apa.. " Ujar Elena dengan tatapan penuh kebencian pada gadis itu.
" Seharusnya akulah yang cocok menjadi pasangan Max! aku cantik, pintar, wanita karier, bahkan, aku juga sexy. aku lebih segala galanya dari mu! " ucap Elena sembari menunjuk wajah Andini.
Sementara Andini hanya diam saja mendengar apa yang perempuan di depannya katakan.
namun lain halnya dengan Elena, melihat diam nya Andini, membuat perempuan itu merasa marah. dia merasa di abaikan.
" Kenapa diam hah?! Jawab aku!! " Elena marah dan berteriak di depan Andini.
namun Andini tetap diam dan tak menjawab ucapan gadis itu, Andini memilih untuk pergi dari ruangan tersebut. gadis itu seperti nya tidak ingin meladeni Elena lebih lama lagi.
" Kau tau,, Mungkin aku akan segera hamil anak Max. " Ucap Elena yang membuat langkah kaki Andini berhenti.
Gadis itu terdiam di tempat nya kala Dirinya mendengar perkataan yang di ucapkan oleh Elena.
" satu bulan lalu, kami pernah menghabiskan malam panas di sini... di ruangan yang kau pijak. " Ujar Elena melanjutkan ucapannya.
" Kau tau? Aku masih belum datang bulan sekarang.. mungkin kah? aku mengandung keturunan Fernando? " Elena berjalan mendekati Andini yang masih terbengong di tempatnya.
" Coba bayangkan.. Bagaimana kau akan di buang seperti sampah oleh Max.. pada akhirnya, Maximilian pasti akan memilih wanita seperti ku untuk di jadikan pasangan. " Elena memandang Andini dengan tatapan penuh ejekan.
gadis itu berjalan menuju meja kerja Max, dan dengan kurang ajar duduk di meja pria itu.
" Di sinilah dia memasuki tubuh ku.. dengan posisi seperti ini, aku dapat merasakan betapa kuat dan perkasa dirinya-"
PLAKK!!!
Tanpa di duga oleh wanita itu, sebuah tamparan melesat dengan begitu keras mendarat di pipi kanannya.
Wajah Elena sampai tertoreh ke samping akibat keras nya tamparan yang dirinya dapat.
pelaku dari perbuatan tersebut adalah Andini, entah bagaimana gadis lemah lembut itu bisa menampar Elena sebegitu keras.
bekas tangan Andini bahkan sampai menjiplak di pipi putih Elena, meninggalkan bekas merah kebiruan berbentuk tangan kecil.
" APA APAAN INI? "
Belum sempat Elena maupun Andini bereaksi atas kejadian dan tindakan tersebut, tiba tiba saja suara berat dari seseorang membuat atensi mereka teralihkan.
.......
.......
.......
.......
.......
...Bersambung...
Nangkep ikan pakai jaring.
Ternyata ikannya pada misah.
Orang sabar jangan di pancing.
Kalau marah, Kamu yang susah.
Maap yak lambat Update, Terimakasih sudah mampir ❤❤
sama beli ragi
ayolah thor..
update lagi....
wkwwkk ikut berpantun ya thor..semngtt kaka
Andini olahraga lari
Max pergi k' Jakarta
melihat Andini slalu berseri
membuat Max semakin Cinta
suwiwitttttt😍😍😍
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🏃
Aku mo ikutan mungut...
🤭🤭🤭🤭🤣🤣✌️✌️✌️✌️✌️✌️
hhmmm....
klo sampai Max tidak memecat ulat bulu...
tinggal kan saja dia Andin...
itu berarti Aku wanita spesial yg istimewa yg memiliki pancaran sinar yg meneduhkan" balas Andini dgn elegan
hidup Andini... hiduppp...
hempas ulat bulu....
lnjutkan karyamu
semangat up lg ya😍
jalan berlubang sudah beraspal
sampai d'rumah siang hari
s' Max walaupun lagi kesal
klo liat Andini muka'y brseri
🤭🤭🤭 Aku belajar pantun jg Thor 🤗
up lagi lee...
🤭🤣🤣
ada ulat bulu yg menempeli laki'mu..
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dan menjadi yg terbaik baik buat Andini smp maut memisahkan