"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab dua dua
"Eh yud, kita ngobrolnya pas jam makan siang aja gimana, udah waktunya masuk kantor soalnya,ini kan hari pertama aku kerja disini,jadi nggak enak kalau telat,nanti pas jam makan siang aku tunggu kamu di sini ya,bay!" devita langsung berlari kecil meninggalkan yudi setelah mengucapkan kalimat pamit.
Yudi mengangguk bagian belakang kepalanya,niatnua untuk membuka status dirinya yang sudah menikah harus tertunda katena devita buru-buru pergi.
"Nggak pernah berubah, dia terlalu disiplin jadi orang," gunam yudi sembari meneruskan langkah menuju ke ruang kerjanya sendiri.
Jam makan siang akhirnya telah tiba, yudi buru-buru turun ke lobby untuk menemui devita, sampai ia lupa harus memesankan makan siang untuk almira dan bu asi,bahkan ponselny tanpa sengaja tertinggal di meja kerjanya.
Sesampainya di lobby, ternyata devita sudah menunggu, ia langsung melambaikan tangan saat melihat yudi celingukan mencari keberadaan dirinya.
"Yud,sini!" seru devita.
Yudi langsung melangkah lebar untuk menghampiri wanita cantik berambut panjang tersebut.
"Hai, dev, kamu udah lama nunggu aku?" tanya yudi sekedar berbasa basi.
"Baru aja kok,kita makan di caffe seberang kantor itu aja ya?" devuta mengarahkan jari telunjuk ke sebuah caffe yang berada du sebrang jalan.
Yudi menganggukan kepala tanda setuju,"boleh,ayo,kita jalan kaki aja."
Keduanya berjalan beriringan untuk menuju caffe tersebut,lalu memilih duduk di meja dekat jendela sesuai permintaan devita dan memesan manu kesukaan masing-masing.
"Ternyata kamu nggak pernah berubah ya,dev,masih aja suka duduk dekat jendela,makanan kesukaanmu juga masih sama,apa kamu udah nikah sekarang?" yudi mulai membahas setatus devita.
Devita mengulas sebuag senyum getir sebelum akhirnya menggeleng.
"Aku sampai sekarang belum menikah, sibuk mengejar karir bikin aku lupa gimana rasanya mencintai dan dicintai,kamu sendiri gimana?kalau aku lihat dari penampilan yang masih sama kayak dulu, pasti kamu juga masih single kan?" tebak devita penuh keyakinan.
Yudi terkekeh mendengar celoteh dari gadih didepannya.
"Kali ini kamu salah! aku sudah menikah dev,tapi aku dan istriku sedang berduka karena anak kami baru saja meninggal di dalam kandungan." Cetus yudi jujur.
Tentu saja devita cukup kaget dengan pengakuan yudi, namun sejurus kemudia ia menatap lelaki di hadapannya dengan pandangan iba.
"Aku nggak nyangka kalau nasib kamu akan semalang ini yud,aku turut berduka cita atas kepergian calon bayi kamu ya." Ujar devita,bersamaan dengan pelayan yang datang mengantarkan pesanan mereka.
"Makasih dev, ayo makan, nanti makanannya keburu dinggin dan jam istirahat kantor keburu habis," titah yudi.
Keduanya mulai menyantap isi piring masing-masing dengan diselingi obrolan,devita lebih banyak menanyakan keadaan rumah tangga yudi, sedangkan yudi sendiri juga dengan senang hari bercerita kepada devita.
Sementara di rumah, alma menyeka buliran keringat yang membasahi wajah setelah ia selesai mengejarkan seluruh pekerjaan rumah, ia menenggak segelas air putih dan duduk sebentar untuk melepas lelah, ada nyeri yang terasa dibekas jahitan oprasinya, ditambah dengan perut yang mulai berdemo minta diisi.
"Udah jam makan siang, mas yudi beliin makanan apa ya buat aku sama ibu," gunam alma seraya meraih ponsel yahg tadi ia letakkan di atas kulkas.
Nihil
Sama sekali tak ada pesan dari yudi sejak pagi, lelaki itu juga tak memberi kabar apakah sudah memesan makanan untuknya atau belum, sementara dari arah kamarq bu asri keluar sambil memegangi perutnya.
"Alma,yudi udah kirim makanan belum? perut ibu perih banget ini gara-gara tadi pagi cuma makan nasi goreng!" ucap wanita paru baya tersebut.
Alma menggeleng pelan,"kayaknya belum bu,mas yudi juga nggak ngabarin aku."
Bu asri mendesis kesal, ia memang tak bisa jika harus di suruh menahan lapar.
"Kamu telepon yudi coba, bilang kalau ibu udah lapar!" pinta bu asri, ia menghenyak di salah satu kursi sebrang sang menantuw
Kali ini alma menurut karena ia juga sudah harus makan agar bisa minum obatnya, ia mengotak-ngatik ponselnya untuk menghubungi sang suami dan menyalakan mede loundspeker agar bu asri juga bisa mendengar percakapan mereka.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif,atau berada di luar jangkauan,silahkan tinggalkan pesan setelah nada berikut ini."
Suara oprator yang terdengar di ponsel alma membuat bu asri seketika mendengus kesal.
"Kok nomornya yudi malah nggak aktif sih? jangan-jangan dia lupa kirim makanan buat kita? jangan-jangan batrenya lowbat?" bu asri mengomel sembari bertopang dagu,ia sudah persis seperti seorang anak kecil jika sedang kelaparan seperti ini.
Sementara alma hanya diam, ia meletakkan ponselnya dengan wajah kesal karena perutnya juga semakjn lapar.
"Alma, kamu masak aja seadanya gih, nggak tahan ibu, udah lapar banget!" perintah bu asri dengan wajah masam seperti biasa.
"Tapi udah nggak ada yang bisa di masak lagi bu, semua udah habis, beras juga habis, bahkan mie instan sama telur aja nggak aja,"ungkap alma jujur.
Brak
Wanita paruh baya itu mengebrak meja dan beranjak dari kursinya.
"Ibu nggak mau tahu,pokoknya setengah jam lagi harus ada makanan,kamu kan ada uang, kenapa nggak order makanan sendiri!" omel bu asri.
Alma menghela napas berat sebelum bicara,"alma nggak ada uang bu, waktu alma sakit, semua uang udah diambil sama mas yudi, jadi sekarang alma nggak punya uang sama sekali.
"Itu urusan kamu, ibu nggak percaya kalau kamu nggak ada uang sekarang, pokoknya ibu lapar dan mau makan! awas aja kalau ibu keluar dari kamar belum ada makanan!" maki bu asri seraya berjalan masuk ke dalam kamar dan membanting pintu hingga menimbulkan suara dentuman yang membuat alma tersentak kaget.
Wanita muda itu mengelus dada seraya beristigfar, ia berusaha menahan emosi yang sudah memuncak dan hampir membuatnya mengamuk,alma terduduk lemas dikursi sembari meremas ponsel,ia kembali berusaha menghubungi sang suami, namun nomor yudi masih belum aktif juga.
"Ya allah mas, kenapa kamu tega banget sih biarin aku dan ibu kelaprab begini!" gunam alma dengan perasaan nelangsa.
Alma berpikir keras, berusaha memutar otak agar bisa mendapatkan makanan.jujur saja, rasa laparnya juga semakin menjadi setelah mengerjakan segudang pekerjaan rumah tangga, terutama mencuci baju yang membuat luka bekas jahitan di perutnya kembali terasa sakit.
Kriiiinnnh
Bunyi dering ponsel alma mmebuat wanita muda itu tersentak, ada sedikit binar kebahagiaan dimatanya,ia dengan semangat menggeser icon berwarna hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telingah tanpa melihat nama kontak si penelpon karena sudha yakin bawa yudi lah yang menghubungi dirinya.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭