Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22.
"Dengan Zivanya ? " tanya seseorang yang baru saja datang, seseorang itu adalah seorang wanita berpakaian super sexy dengan body seperti guitar spanyol.
"Iya Bu, " Jawab Ziva sopan.
"Jangan panggil Ibu panggil saya Mbak Selvi aja, Panggilan Ibu itu ketuaan buat saya. Kata Mas Wira eh ... sorry Pak Wira kamu di terima di bagian I.T.C ? "
"Kamu tahu tugas I.T.C itu apa ? " Tanya Selvi dengan anggunnya duduk di hadapan Ziva.
"I.T.C itu menjembatani antara staf dan tim teknis I.T perusahaan. memberikan saran dan solusi teknologi untuk mengatasi masalah bisnis dan I.T contoh tugas I.T.C itu di antaranya menganalisis kebutuhan perusahaan dan kebutuhan klien, perencanaan strategis, rekomendasi teknologi, dan implementasi solusi dan semua itu yang berhubungan dengan teknologi.
Selvi menganggukkan kepalanya, " Ok selamat bergabung ya ? Nanti kamu bisa gabung dengan beberapa tim I.T.C semoga perusahaan ini tambah maju dengan adanya kamu. "
"Aamiin, terimakasih kasih mba Selvi atas kebaikannya. " Ujar Ziva.
"Sama-sama, emm ... Boleh kasih saran ? "
"Boleh sekali Mba, " jawab Ziva.
"Emm ... Besok penampilannya tolong di rubah ya, jangan terlalu monoton. "
Seketika Ziva terdiam dan memperlihatkan pakaian yang ia kenakan.
"Jangan tersinggung, setidaknya kamu tahu ini kantor bukan kampus. " Sambung Selvi.
"Ba-baik Mbak. "
Sebenarnya Ziva merasa risih lama-lama berdekatan dengan Selvi, Selvi memang cantik jika di lihat oleh mata orang yang tidak mempunyai kemampuan seperti Ziva. Tapi bagi yang mempunyai kemampuan seperti Ziva, Selvi itu jauh dari kata cantik. Selvi memakai pemikat di bagian mata dan bibirnya. Malah di payu dara dan pinggulnya ia pasang susuk juga. Tapi Ziva tak mau menghiraukan itu, itu urusan Selvi bukan urusan Ziva.
Selvi membawa Ziva kesebuah ruangan yang bertuliskan I.T.C Room.
"Sandra, Mia, Hardi,Fauzi kalian kedatangan anggota baru. Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik. " Ujar Selvi.
"Terimakasih Mbak Selvi. "
"Baik Bu. " jawab para team I.T
"Culun banget sih. " Bisik Sandra pada Mia.
Mia menyenggol lengan Sandra, Ziva memang berpenampilan sangat polos sekali. Stile yang ia kenakan sperti hendak pergi ke kampus.
Ziva pun berkenalan dengan para team nya, entah siapa yang akan jadi teman baik Ziva saat di tempat kerjanya. Saat di sekolah dan di kampus Ziva selalu di temani oleh Kitty dan Reni. Tapi di kantor terlihatnya mereka sangat ilfeel pada Ziva.
Ziva memulai menyusun dan mempelajari keadaan perusahaan itu, sampai jam istirahat pun tiba.
"Ziva ayo kita makan siang dulu. " Ajak Mia.
"Jangan sok rajin, toh pekerjaan kita kan pekerjaan Team. " Cerca Sandra.
"Terimakasih Mia, aku ada bekal dari rumah. Silahkan saja jika mau makan siang di luar, ku di sini saja. " Ujar Ziva.
Mia tak menerima penolakan, Mia menarik tangan Ziva. "Ayolah aku traktir sebagai tanda perkenalan kita. "
Ziva tak bisa menolak, Ziva pergi bersama Mia. Sandra dan yang lainnya memilih makan siang di tempat yang mereka mau.
Tiba-tiba Candy muncul di samping Ziva, " Zi kamu harus hati-hati di sini hampir semua orang menggunakan penglaris. Itu tandanya mereka mempunyai orang pintar untuk menjatuhkan lawannya. "
Ziva menganggukkan kepalanya.
"Kenapa kamu Ziva ? " tanya Mia saat berada di dalam lift.
"Emm ... Kepala ku hanya pegal saja. "kilah Ziva.
Mia percaya saja, karna memang ia melihat Ziva sangat fokus saat menyusun data teknologi perusahaan.
Saat lift keluar, Ziva melihat Selvi dan Wira keluar secara bersamaan. " Itu Mbak Selvi kan ya ? "
"Iya, dia memang sudah terang-terangan dengan Pak Wira. padahal Pak Wira sebentar lagi akan menikah, hanya gara-gara Selvi pernikahannya di batalkan. " jelas Mia.
"Seserius itu ? "
"Iya, siapa yang tidak tergoda sih oleh diri Selvi. Dia terlihat seperti wanita sempurna. " Ujar Mia.
"Tapi aku tidak, " jawab Ziva tidak mengerem mulutnya.
"Maksudnya ? "
"Ya kan, aku wanita mana mungkin suka sama wanita lagi. "
"Ya kalau itu aku juga sama.
Di setiap lantai perusahaan itu di huni oleh makhluk tak kasat mata dengan berbagai macam ukuran dan jenis, ada yang memang murni penunggu gedung itu dan ada juga yang mengikuti para tuannya.
Perusahaan tempat Ziva bekerja bisa di bilang perusahaan besar, Siapa saja akan menghalalkan segala cara agar tetap bertahan di perusahaan itu.
...----------------...
"Bagimana dengan perkembangan kasus Eriko Sanjaya ? Apa sudah menemukan titik terang ? " Tanya Hadi pada anak buahnya.
Di Markas besar Bareskrim polri di kepalai oleh Kabareskrim Tubagus Rajendra belandri. Bisa di bilang dia adalah ayah dari Tubagus Wira belandri dan juga Tubagus Arjun belandri. Walaupun begitu Arjun tidak pernah merasa seenaknya walaupun bekerja di kesatuan ayahnya.
Di bawah Tubagus Rajendra Belandri di gawangi oleh Hadi Sanjaya ia yang kini menjadi atasan Arjun dan juga semua rekannya.
"Belum ada Pak, pembunuh Eriko Sanjaya begitu propesional. Sudah pasti orang itu adalah pembunuh kelas atas bisa di bilang juga pembunuh berdarah dingin. " Ujar Ari.
"Lalu kamu Tio ? Bagaimana dengan keluarga korban ? " Tanya Hadi lagi.
"Keluarga Korban memilih untuk menutup kasus pembunuhan ini, karna menurut mereka kasus ini terlalu rumit. Dan mereka sudah mengikhlaskan kepergian Pak Riko. " Ujar Tio.
Arjun dan Rey hanya bisa menyikapi perbincangan itu, saat suasana sangat hening tiba-tiba ada suara panggilan masuk. Ada seorang warga yang melaporkan bahwa ada penemuan mayat di sebuah halte bis tak jauh dari kantor Bareskrim polri berada.
"Arjun, Roy coba selidiki penemuan mayat yang ada di halte area A. "
Arjun dan Roy pun dengan sigap segera pergi meninggalkan kesatuannya.
"Kasus pertama kita. " Ucap Roy.
"Betul. " Jawab Arjun.
Mereka menaiki mobil Jeep yang di sediakan oleh kesatuannya, saat sampai di lokasi semua orang telah berkerumun.
"Permisi Pak, tolong menjauh jangan sampai area TKP rusak. " Ujar Arjun.
Arjun dan Roy segera mengenakan sarung tangan untuk melindungi dirinya, " Tidak ada identitas satu pun, hanya ada beberapa pakaian di dalam Tas. "
"Bisa di bilang ini korban perampokan, jelas-jelas di lehernya ada sabetan benda tajam. " jelas Arjun.
Arjun, Roy dan team kepolisian lain memasukkan jenasah itu ke dalam kantong mayat. setelah jenazah di bawa oleh ambulance, Arjun dan Roy berbagi tugas untuk mencari barang bukti.
Arjun hanya melihat rumput-rumput yang patah, ia memotretnya. " Sepertinya korban di seret. " Arjun memberikan kesimpulan.