Sejak berusia enam tahun, Zakia Angelina Axeline tidak pernah merasakan bahagia Sejak sang ibu pergi untuk selamanya. Tak pernah di anggap ada oleh ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Di tuduh sebagai pembunuh dan pembawa sial.
Selain itu, Karena sebuah kesalahpahaman. Zakia harus menikah dengan Maxime Roberto, Pria yang ia kira sebagai pelindung justru menjadi penambah luka.
Namun siapa sangka, Tekatnya untuk pergi mempertemukan Zakia dengan Akbar RafasyaMaulana, Cucu seorang kyai besar.
Perbedaan agama sempat menjadi penghalang. Lalu? Akankah Zakia bisa hidup bahagia bersama Gus Rafa? Atau justru sebaliknya??
"Aku mencintaimu sejak pada pandangan pertama, Sejak delapan tahun yang lalu. Aku ingin kamu menjadi milikku. Maka dari itu, Bolehkah aku egois? Izinkan aku merebutmu dari Tuhanmu, Zakia..."Akbar Rafasya Maulana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bebaskan Aku
BRAAKK!!
Hening!
Tempat yang ramai dengan berbagai manusia yang mencari kesenangan itu menoleh ke asal sumber suara. Sebuah meja di tendang hingga melayang dan mengenai punggung salah satu pria yang hendak mele-cehkan Zakia.
Wanita itu menangis, Kedua tangannya menutup telinganya mengabaikan suasana yang mungkin sebentar lagi akan ricuh. Musik yang menggema, Lampu disco yang menyala kini terhenti detik itu juga.
Max mematikan rokok yang sejak tadi di hisapnya. Ia berdiri menatap tajam pria yang baru saja datang itu.
Dia adalah Alden, Asisten Max yang sejak awal memang sangat menentang niat balas dendamnya terhadap Zakia.
Dengan langkah panjang dan lebar, Alden melangkah mendekat dan..
Bugh!!
Satu bogem mentah menghantam wajah tampan Max. Max mengusap bibirnya yang pecah akibat pukulan yang keras itu. Belum juga sempat melawan, Alden meraih kerah pakaian Max dan menariknya.
"Setelah siang tadi ibu anda yang mencelakai Nona Zakia, Sekarang Anda juga ingin melukai mental Nona? Suami macam apa anda ini!?.."Hardik Alden dengan gumuruh yang ada.
"Dia adalah istriku.. Aku berhak melakukan apapun. Dan kau! Tidak perlu ikut campur.. Daripada kau ikut campur urusanku, Lebih baik kau sadar diri siapa kau ini.."Alden tersenyum sinis. Di hempaskan lah tubuh tegap itu sampai mundur beberapa langkah.
"Saya cukup sadar diri Tuan Maxime..Tapi saya tidak akan biarkan anda menyakiti Nona Zakia lagi.."Alden berbalik badan, Ia menatap satu persatu pria hidung belang yang membuat Zakia kacau saat ini.
Alden juga sempat memberikan pukulan satu persatu terhadap pria itu. Tidak ada yang berani melawan.
"Nona tidak apa-apa?" Alden berjongkok, Membuka jasnya dan Memakaikannya di tubuh Zakia yang berusaha wanita itu tutupi.
Zakia tidak menjawab, Hanya isakan yang terdengar dari mulutnya.
"Ayo.."Alden membawa Zakia agar berdiri. Kedua tangannya memeluk erat jas besar milik Alden. Alden juga menggendong Zakia Ala bridal style.
"Kita pergi sekarang " Zakia mengagguk lalu menyembunyikan wajah di dada bidang asisten suaminya tersebut. Alden melangkahkan kakinya hendak keluar dari tempat tersebut. Sebelum pria itu pergi, Alden berucap...
"Sebelum kalian melakukan hal menjijikan ini terhadap wanita, Alangkah baiknya kalian bayangkan bagaimana andai ibu atau istri kalian yang di perlakukan demikian.."Ucapnya dengan dingin. Alden menatap tajam Max yang semakin emosi.
"Tunggu..!
Alden menghentikan langkahnya kembali, Pria itu melangkah maju dan menepuk pundak Alden dengan keras.
"Kau sudah berani ikut campur urusanku Alden. Mulai hari ini, Kau aku pecat! ku pastikan hidupmu akan hancur setelah ini.." Alden hanya tersenyum. Tak gentar sama sekali dengan ancaman semacam itu. Andai Max tahu siapa dia yang sebenarnya, Max mungkin tidak akan berani melakukan itu.
"Perlu kau tahu Tuan Max.. Aku sama sekali tidak takut akan ancaman mu.. Karena aku bekerja padamu bukan atas kemauanku sendiri..",Alden mendekatkan wajahnya di telinga Max dan berbisik. "Aku bekerja dengan mu karena Nona Zakia.. Seseorang telah menugaskanku untuk melindungi nya..
"Ayo Nona..Kita pergi sekarang.. "Alden membawa Zakia yang masih terisak itu keluar dari tempat lak-nat tersebut. Alden membawa Zakia ke dalam mobilnya.
"Untuk sementara, Nona menginap di apartemen saya dulu.."Zakia kembali mengangguk. Alden membukakan pintu untuk wanita cantik tersebut, Wanita itu duduk di kursi bagian belakang. Alden menghela nafas panjang kemudian meraih benda pipihnya. Alden mengetikkan sesuatu untuk seseorang. Baru saja satu huruf, Sebuah pesan masuk.
"Aku percayakan dia padamu Al..Tolong jaga dia aku mohon..
Alden terdiam membaca pesan itu. Di lihatlah Zakia yang perlahan mulai terlelap dengan sisa air mata di pipinya. Matanya juga sangat sembab..
"Saya janji akan membawa Nona terbebas dari neraka dunia ini.. Sepertinya aku harus beritahu Tuan Darrel..
Kembali ke tempat tadi. Max masih diam dengan tatapan tajamnya ke depan. Kedua tangannya mengepal, Bisikan Alden cukup membuat pikirannya kemana-mana dan tidak tenang.
"Apa maksud Alden tadi.. Siapa orang yang berusaha melindungi Zakia?" Max bangkit setelah meminum alkohol. Ia sudah tak peduli dengan siapapun lagi.
Begitu sampai di dalam mobil, Max mencoba menghubungi seseorang.
"Halo Tuan..
"Aku butuh bantuanmu, Ini penting...
"Ada apa Tuan?
"Aku ingin kau mencari tahu tentang Alden..
"Alden? Asisten anda itu Tuan?
"Bukan lagi.. Dia sudah aku pecat..
"Tapi kenapa Tuan?
"Kau jangan banyak tanya, Lebih baik kau turuti saja perintahku!
"Baik Tuan.. " Max mematikan panggilannya.
"Aku harus mencari tahu siapa orang di balik Alden?Tidak mungkin keluarga Axel kan??
.
.
.
Pagi menjelang, Zakia terbangun dari tidurnya yang sama sekali tidak membuatnya nyenyak itu. Zakia duduk di tempat tidur, Matanya menatap kosong ke depan.
Perlakukan Max semalam membuat Zakia kecewa dan meninggalkan trauma yang cukup mengguncang mentalnya. Apa sebenci itukah Max kepadanya? Kemana Max dulu yang baik? Kemana Max dulu yang selalu perhatian? Kemana Max yang dulu selalu menghiburnya saat ia sedih? Kemana Max yang dulu menatapnya sendu penuh cinta?
Semua itu sudah tidak ada. Max yang baik bak malaikat itu telah lenyap tergantikan dengan Max yang kejam bak monster.
"Hiks..hiks.."Zakia menepuk dadanya, Merasakan dadanya yang sakit seperti di hantam batu besar.
Matanya tanpa sengaja melihat sebuah gelas yang terletak di atas meja. Di raihlah gelas tersebut dan..
Pyaaar!
Gelas itu pecah menjadi berkeping-keping. Tangannya yang masih di perban meraih pecahan itu.
"Hanya kamu yang bisa buat aku nyaman.."Matanya mulai terpejam bersamaan dengan goresan di pergelangan tangannya.
Cairan merah pekat menetes di lantai marmer yang sekarang Zakia pijaki. Dan dia, Sangat menikmati nya.. Tidak terasa sakit sedikit pun.
"Tolong.. Tuhan, Aku ingin bahagia..sekali...saja...
"ASTAGFIRULLAH NONA ZAKIA!!
Selesai memasak sarapan untuk Zakia dan untuknya. Alden segera membawa sarapan yang di khususkan untuk wanita kesayangan Tuannya itu ke dalam kamar dimana Zakia istirahat dan menenangkan diri semalam.
Betapa terkejutnya Alden, Ketika ia masuk Alden mendapati Zakia menggoreskan benda tajam ke pergelangan tangannya. Alden meletakkan nampan yang berisikan makanan itu di atas nakas.
Alden panik, Ia takut terjadi apa-apa kepada Zakia. Bisa di gantung hidup-hidup ia oleh Bos sekaligus sahabatnya sejak SMA itu.
"Nona! Apa yang nona lakukan? " Alden mengambil beberapa tisu dan mengelap darah yang sejak tadi menetes tiada henti. Dengan penuh perhatian, Alden menuntun Zakia agar duduk kembali di atas tempat tidur.
"Tunggu disini, Saya ambil obat dulu.."Alden meninggalkan Zakia sebelum akhirnya kembali membawa kotak p3k.
Zakia hanya diam, Ia pasrah ketika Alden membersihkan pergelangan tangannya dengan kapas..
"Nona? Ini??" Alden menatap Zakia penuh dengan tanda tanya, Jantung Alden berdetak lebih kencang begitu melihat banyak bekas goresan di sana. Akan tetapi semua itu tidak terlihat karena Zakia selalu menutupnya dengan jam tangan.
"Jadi Nona sudah sering melakukan ini? Kenapa Nona.."Zakia hanya menggelengkan kepalanya. Wajah sayu itu menunduk. Tak lama,,Kepala Zakia medongak menatap pria di hadapannya ini..
"Bebaskan aku..."Tangannya bergerak mengisyaratkan bahwa Zakia ingin bebas. Air matanya menetes kembali.
"Saya akan membebaskan Nona.. Serahkan semua kepada saya.. Tapi Nona harap bersabar dulu ya Nona..Masih ada satu tugas yang belum saya selesaikan..Tapi Nona jangan khawatir..Semua ini tidak akan lama.. Nona mau kan, Bersabar?" Zakia mengangguk pasrah.
Alden tersenyum. Mulai sekarang ia akan menuruti semua permintaan Zakia. Dan Alden akan buat orang-orang yang telah menyakiti wanita ini menyesal semenyesalnya..
.
.
.
TBC