Takdir dari Tuhan adalah skenario hidup yang tak terkira dan tidak diduga-duga. Sama hal nya dengan kejadian kecelakaan sepasang calon pengantin yang kurang dari 5 hari akan di langsungkan, namun naas nya mungkin memang ajal sudah waktunya. Suasana penuh berkabung duka atas meninggalnya sang korban, membuat Kadita Adeline Kayesha (18) yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu mau tak mau harus menggantikan posisi kakaknya, Della Meridha yaitu calon pengantin wanita. Begitu juga dengan Pradipta Azzam Mahendra (28) yang berprofesi sebagai seorang dokter, lelaki itu terpaksa juga harus menggantikan posisi kakaknya, Pradipta Azhim Mahendra yang juga sebagai calon pengantin pria. Meski di lakukan dengan terpaksa atas kehendak orang tua mereka masing-masing, mereka pun menyetujui pernikahan dikarenakan untuk menutupi aib kelurga. Maksud dari aib keluarga bagi kedua belah pihak ini, karena dulu ternyata Della ternyata hamil diluar nikah dengan Azhim. Mereka berdua berjanji akan melakukan pernikahan setelah anak mereka lahir. Waktu terus berlalu dan bayi mereka pun laki-laki yang sehat diberi nama Zayyan. Namun takdir berkata lain, mereka tutup usia sebelum pernikahan itu berlangsung. Bagaimanakah kehidupan rumah tangga antara Azzam dan Kayesha, yang memang menikah hanya karena untuk menutupi aib keluarga dan menggantikan kakak mereka saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon almaadityaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. SMDH
Mas aku gendut ga sih pakai baju ini?
Azzam yang duduk dipinggir kasur sambil memainkan ponselnya itu menatap Kayesha.
Cantik tapi malah jadi sexy, ga bisa gue kalo kaya gini batin Azzam.
"Hah, baju olahraga kah ini sayang?"
Kayesha mengangguk, "iya, mas ga pernah liat kan? Iya soalnya aku pas kelas 12 jarang ngikut mapel pjok apalagi misal latihan kelapangan, soalnya baju kekecilan, bagian paha celananya juga ngepas."
Azzam juga manusia normal, melihat itu ia menelan salivanya susah.
"Kok pakai baju olahraga, sayang? Bukannya biasanya baju pramuka ya?"
"Iya biasanya baju pramuka, tapi hari ini kelas 12 giliran senam, sama ada sosialisasi dari puskesmas juga makanya bajunya ini —— terus ini gimana, mas?"
"Kalau misalnya atasannya baju lain boleh ga? Mas ada baju kaya olahraga juga polosan biru, kali aja bisa."
"Udah pernah dulu, tapi aku kena tegur malahan dicatet namanya dipengawas."
"Kalau beli bisa ga sayang pas pagi gini?"
"Gak bisa, koperasi mah bukanya jam 9, sedangkan aku senam jam setengah delapan."
Azzam berpikir sejenak, ting ada sebuah ide yang mungkin terdengar gila tapi karena Azzam adalah seorang dokter pasti ia juga mengetahui hal yang akan ia utarakan.
"Kamu punya jaket ga atau hoodie?" Kayesha mengangguk.
"Nah, kan tinggal diikat di pinggang kamu, jadi bagian 'belakang' kamu gak keliatan kan? Ya paling ga ketutup aja dulu sayang, kalau guru kamu nanya, bilang aja bocor soalnya kamu lagi kena menstruasi."
Wah keren juga ni Azzam batin Kayesha.
"Iya juga ya, sip deh mas, yaudah ayo kita sarapan."
\~•\~
Eh gajadi senam cuy katanya lapangannya mau dipakai dekel buat sosialisasi.
Kelas 12 Ips 2 semuanya langsung bersorak ramai seperti mendapatkan doorprize dari tirai nomor tiga. Akhirnya para semua murid senior tidak perlu repot-repot senam untuk panas-panasan, apalagi Kayesha, ia jadi aman karena berada dikelas saja.
Tapi karena mereka tidak jadi senam, alhasil kelas mereka jamkos karena tidak ada yang guru yang mengajar, banyak dari mereka yang bermain game, bahkan slot, lalu menggibah, dan ada juga yang ke kantin.
Panggilan kepada semua siswi perempuan kelas 12 Ips 2, harap berkumpul di aula sekolah, dan jangan lupa bawa buku daftar hadir, terimakasih.
"Ck, baru juga pengen ke kantin anjir langsung disuruh ke aula, males banget njir, ada apa sih emang?" Gerutu Ocha.
"Iya nih, ck, bukannya dekel lagi sosialisasi ya dilapangan?"
Mau tak mau mereka dan segerombolan siswi kelas mereka pergi ke aula. Ternyata oh ternyata, disana sudah ada banyak mbak-mbak berpakaian dinas ala-ala perawat dari puskesmas yang sudah berkumpul.
B*ngs*t, hari sial batin Kayesha.
Benar saja itu adalah suntik tetanus massal yang dimulai dari kelas duabelas. Kayesha yang takut jarum suntik, ingin melarikan diri tapi apalah daya justru ia ditahan oleh salah satu mbak perawat disana.
"Bu Ayu, yang ini aja nih duluan."
Kayesha panik sekali, ternyata justru ia yang ternyata jadi target awal untuk disuntik karena terlalu heboh. Kayesha hanya bisa menangis sejadi-jadinya, begitu juga Ocha yang ikut menangis karena takut melihat sahabatnya menangis karena disuntik.
Singkatnya, setelah semua siswi kelas 12 Ips 2 sudah melakukan suntik, mereka diperbolehkan memasuki kelas kembali, karena akan dilanjut dengan kelas 12 lain yang akan bergiliran masuk ke aula.
Sesampainya di kelas, Kayesha masih dengan tangisannya, ia memegangi lengan kirinya yang nyut-nyutan, pegel dan sakit seperti ditusuk-tusuk. Tapi memang siswa cowok dikelas mereka tidak ada yang benar, malahan mengejek-ngejek cewek cewek yang sudah disuntik.
"Lemah banget sih bocil, gitu aja nangis haha," ejek Hasan kepada Kayesha yang hanya mencuekinya saja.
"Kalo kaya gini sakit ga?" Hasan menepuk tangan kiri Kayesha, tepat dibagian bekas suntikannya.
Nyut nyut nyut nyut.
Hasan tertawa melihat ekspresi Kayesha yang menahan sakit sambil terdiam, awalnya dari ngakak lalu jadi serius.
"Gue becanda, Sha, ga sakit kan ya?" Hasan melihat bola mata Kayesha sudah berkaca-kaca, benar saja Kayesha langsung menangis terisak jadinya.
Aduh berabe nih gue disikat suaminya batin Hasan panik.
"Sha, sha, sttt... gue bercanda anjir, maafin gue—"
Plakkk!
"Hasan bego, ini tuh sakit bangke!"
Seisi kelas hanya melihat kearah Hasan dan Kayesha yang sedang bertengkar, mereka hanya bisa tertawa saja karena memang Kayesha dan Hasan sering berantem-berantem di kelas.
\~•\~
Aku kompresin ya sayang? Biar lebih enakan tangan kamu.
Kayesha hanya mengangguk saja.
Saat ini mereka sudah berada dirumah, jam pun sudah menunjukkan pukul sore yaitu jam setengah empat, harusnya Kayesha sudah pulang dari siang tapi karena ada latihan drama jadi membuat kepulangannya tertunda, tapi bertepatan sekali dengan jam pulang Azzam.
Selama dimobil, Kayesha menceritakan semuanya, Azzam hanya bisa tertawa ngakak mendengar ucapan istri gadisnya itu yang sangat lucu, padahal ibaratnya Azzam itu dokter, pasti hal yang umum dan lumrah mengenaik suntik menyuntik di dunia kerjanya, tapi berbeda dengan Kayesha yang ternyata penakut suntikan.
Sesampainya Azzam diruang tamu, ia membantu Kayesha untuk melepaskan baju olahraga yang masih terbalut ditubuh gadis itu, syukurnya sih Kayesha menggunakan dalaman yaitu tank top tipis yang bagian dadanya terbuka. Azzam melihat itu hanya bisa melihat saja walau sesekali salfok juga.
Aduh malu, tapi gue aja susah banget buat lepas baju apalagi masang baju. Yaudalah bodo amat, lagian Azzam ga bakal ngapa-ngapain gue pikir Kayesha.
"Aku kompres ya sayang, ini ga sakit kok," Azzam perlahan-lahan menempelkan handuk kecil yang sudah dilipat di lengan kiri Kayesha yang sedikit membengkak.
"Shhh ah sakit aww."
Nyut-nyutan dilengan Kayesha kembali muncul lagi meski tidak sesakit diawal.
"Tahan dulu ya sayang, bentar lagi kok ini kelar."
Setelah beberapa menit, Azzam menyudahi kompresannya.
"Kamu udah makan belum sayang?" Kayesha menggeleng.
"Yaudah sekarang mau makan apa, hm?"
Hm hm hm hm, yang jelas deheman Azzam itu terdengar sangat tulus dan lembut kepadanya, membuat Kayesha menahan rasa blushingnya itu.
"Gausah lah mas, makan mi goreng Indomie aja udah cukup kok yang dikulkas, nanti aku bisa aja bikin sendiri."
"Jangan sayang, masa makan mie instan, mana kamu terakhir makan pagi, ga baik langsung makan mie. Mas beliin mau ya? Kamu maunya apa?"
"Eum apa ya? Kalau kebanyakan gapapa nih?" Azzam terkekeh lalu mengangguk, tangannya mengelus surai puncak kepala Kayesha.
"Aku mau jus tapi kaya smoothie gitu rasa mangga, terus mau nasi padang deh satu hehe, terus kalau mas liat pentol gerobakan beliin aku itu, terus aku juga mau kebab kaya kemaren saosnya pedas manis," pesan Kayesha.
Buset, ia kira Azzam tuh pelayan apa ya?
"Itu aja kah sayang? Atau ada lagi?"
"Itu aja deh kayaknya—— mas ada cashnya gak? Kalo mau ambil aja tuh dompet mas dalam tas aku, kemaren aku cuma perlu duapuluh ribu doang kok."
"Engga sayang, aku ada cash kok, semua uang yang di dompet aku itu buat kamu aja, buat kamu jajan atau apa gitu gapapa, kalau mau apa-apa baru pakau uangnya mas, uang yang di dompet gausah dipakai," Kayesha tersenyum mendengarnya.
"Sayang mas deh," kata Kayesha sambil senyam senyum, walau malu juga mengatakannya.
"Iya sayang, i love you babe, aku keluar dulu ya sayang, assalamualaikum sayang."
Cupp...
Azzam sekilas mencium bibir Kayesha sebelum ia pergi.
"W-walaalaikumussalam, m-mas," balas Kayesha pelan dengan gagugagu.