Pernikahan Kontrak Dengan Mafia Kejam

Arabella mengangkat kepalanya dan melihat keluar.. ia melihat di depannya ada sebuah bangunan seperti hotel mewah atau kawasan apartemen elit.

"tunggu.. seingat aku ini bukan apartemen yang kemarin aku bersihkan.. memangnya berapa banyak apartemen yang ia miliki?? " arabella bertanya tanya dalam hati.

Arabella menggelengkan kepalanya.. Ia tak peduli seberapa banyak apartemen yang dimiliki oleh charles.. apalagi pria itu memiliki banyak uang, apa yang tidak mungkin ia miliki..

"ini dimana..? " tanya arabella menatap charles.

"di tempat yang aman.. " jawab charles dingin.

"kau bisa istirahat disini.. Mereka tidak akan mencarimu ke tempat ini.. " ujar charles kemudian.

"aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja.. " tolak arabella. Membuat charles menoleh dan menatap tajam ke arah arabella.

"dengar..! Aku tidak peduli apa yang kau pikirkan.. Jika kau ingin kembali ke jalanan dan dikejar oleh mereka, silahkan..! Kalau kau punya otak dan sedikit lebih cerdas, kau akan memilih masuk dan menghindari masalah...! " ujar charles dangan tajam.

Arabella sedikit terpana, wajahnya memerah menahan amarah, namun kemarahan itu segera ia redam. Apa yang dikatakan charles ada benarnya. Meskipun dia jahat setidaknya dia sudah menolong arabella.

Namun arabella terlalu waspada.. Karena ia hidup di kota ini penuh dengan buronan.. Jadi ketika ia mendapatkan bantuan membuatnya merasa sedikit aneh dan asing.. Apalagi pria yang menolongnya adalah pria yang pernah ia lihat bercinta dengan seorang wanita dengan begitu kasar, bahkan pria tersebut juga sudah mengejeknya dan menawarkan untuk bermain dengannya di atas sofa.

Dengan malas arabella membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.. Charles masuk ke dalam dan arabella hanya mengikuti dari belakang.

Arabella melihat bangunan tersebut benar benar mewah, terdapat lampu gantung kristal yang menggantung di langit langit ruangan,serta lantai marmer yang begitu mengkilap sehingga dapat memantulkan bayangan mereka disana..

Charles berbicara singkat resepsionis sebelum akhirnya ia menyerahkan sebuah kunci kepada arabella..

"kamar 2103..! " ucap charles.

"istirahatlah..aku akan memastikan tidak akan ada yang mengganggumu..!" sambung charles.

Arabella memandang kunci tersebut. lalu menatap wajah charles.

"kenapa kau membantuku..? " tanya arabella.

"karena kau konyol dan menyedihkan.. " jawab charles singkat membuat arabella mendengus kesal.

"kau benar benar menyebalkan..! " umpat arabella.

"tapi kau tetap menerima bantuan ku..! " ucap charles membalas dengan nada yang tenang. Dengan sebuah senyum kecil menyeringai di sudut bibirnya membuat arabella semakin jengkel.

"bisakah aku tahu siapa namamu..? " tanya arabella kemudian. membuat alis tebal milik charles terangkat.

"apakah itu penting..? " tanya charles.

"ya.. Karena aku harus menghubungi bosku dan memberitahu bahwa aku bersamamu.. " ujar arabella.

"kau dulu..! " titahnya.

"aku arabella gweneveive" kata arabella. charles menatap bibir arabella dengan penuh arti.

"arabella.. " gumamnya.

Arabella yang mendengar namanya disebut, merasakan ada sengatan aneh di sepanjang tubuhnya.. Charles tiba tiba mendekat ke arah arabella lalu berbisik di dekat telinga arabella.

"charles aldridge" bisiknya. Membuat arabella menelan ludah..

"kau bisa mencari namaku di internet.. Kau akan mengetahui lebih banyak.. " ucap charles dengan menyeringai.

Tanpa berkata apa apa lagi, arabella segera mengambil kunci tersebut dan bergegas masuk ke dalam lift.. Sepanjang perjalanan menuju kamar, pikirannya dipenuhi dengan banyak pertanyaan.

"siapa sebenarnya dia..? Kenapa pria kaya dan arogan seperti dia mau menolongku?? Padahal sebelumnya ia dengan tegas menyuruhku turun dari mobilnya.. apa karena rasa bersalah telah menabrakku?? Atau karena ada kaitannya dengan orang orang dari kaivan yang ia katakan itu???. " gumam arabella bertanya tanya..

Setelah menemukan kamar yang disebutkan oleh charles, arabella segera masuk.. alangkah terpananya arabella saat memasuki kamar tersebut.. Kamar yang begitu sangat luas dengan dinding kaca yang menghadap pemandangan kota di malam hari, ada sofa super empuk, tempat tidur king size dan kamar mandi yang lengkap dengan bathtub yang dilapisi marmer.

sepanjang hidupnya, arabella belum pernah tinggal di tempat yang semewah itu. Meskipun ia pernah menginjakkan kaki di beberapa apartemen mewah seperti itu, namun itu hanya untuk pekerjaan sebagai tukang bersih bersih saja.

Sayangnya keindahan kamar tersebut tak mampu menenangkan pikiran arabella.. Ia mencoba duduk dan mengatur nafasnya agar sedikit lebih tenang.

Ting tong..

Bel kamar arabella berbunyi.. Arabella bangkit dari duduknya dan melihat siapa yang datang.. Ia melihat seorang wanita dengan berpakaian rapi dan seorang pria yang membawa tas medis.

"siapa..? " tanya arabella..

"kami diperintahkan tuan aldrigde untuk mengirimkan pakaian dan memeriksa keadaan anda nona.. Boleh kami masuk..? " ucap sang wanita.

"aku tidak apa apa.. " ucap arabella.

"boleh kami masuk..? " tanya wanita itu lagi..

"ya silahkan.. " ucap arabella membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

Wanita tersebut mengeluarkan beberapa pakaian untuk arabella, lengkap dengan pakaian dalam dan baju tidur nya.. Sedangkan yang pria ternyata seorang dokter panggilan. Ia mengeluarkan alat medisnya dan memeriksa keadaan arabella.

Setelah diperiksa ternyata terdapat banyak lebam yang begitu parah di tubuh arabella.. mungkin karena arabella sangat tegang dan ketakutan hingga membuat ia tak merasakan apapun.

sementara itu di tempat lain.

Charles duduk di sebuah hotel mewah tempat ia akan bertemu dengan seseorang.. Ia menatap gelas wiski yang berada di tangannya, pikirannya terus tertuju kepada arabella..

gadis itu berhasil membuat charles kembali ingat dengan seseorang dari masa lalunya.. seseorang yang berusaha untuk ia lupakan.

Charles tak bisa memahami kenapa ia sampai tergerak ingin membantu gadis itu.. Jika hanya karena bersalah, ia bisa saja memberikan uang kepada gadis itu dan menyuruhnya untuk pergi.. Namun kali ini berbeda dari kebiasaannya..

"jujur saya charles.. Kau membawa gadis itu kesana bukan karena rasa bersalah atau kasihan.. Tapi karena gadis itu mirip dengan valery, gadis kecil yang tewas karena kebakaran beberapa tahun yang lalu.. " gumam charles dalam hati..

Setelah selesai bertemu dengan beberapa bawahannya di hotel bintang lima tersebut.. Ia menuju ke kediaman kakeknya di sebuah kawasan elit queens yang letaknya sangat jauh dari tempat ia berada sekarang.. charles begitu banyak kehabisan energinya karena seharusnya saat ini ia bisa beristirahat namun harus memenuhi undangan makan malam dari kakeknya. ia rela membiarkan tubuhnya lelah agar tak membuat kakeknya kecewa.

"selamat malam tuan charles.. Tuan javas sudah menunggu di dalam.. Anda diminta langsung ke ruang makan.. " ucap sang pelayan.

Charles melirik pelayan laki laki yang berambut tipis itu lalu menyerahkan mantel hitamnya untuk digantung..

Disepanjang perjalanan menuju ruang makan, charles dapat melihat banyak sekali foto foto yang diambil dari kakek buyut, kakek dan ayahnya. Disana bahkan ada foto charles dengan jas hitam licin tanpa kerut sedikitpun, wajah tanpa senyum dan tanpa adanya kasih sayang sedikitpun.. Hanya ada tatapan tajam dari mata biru yang penuh kebencian dan obsesi..

HAPPY READING♥

Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥