Arazey Ivanka seorang mahasiswi kedokteran yang saat ini berada di semester lima, tengah menjalani masa magang disebuah rumah sakit terbesar dikota nya
Semuanya berjalan begitu lancar, sampai saat ia mendapatkan seorang pasien pria dengan usia matang yang saat itu tengah terluka parah. Dari situlah kehidupan dizona nyaman nya berubah menjadi lebih menyeramkan dan lebih terkekang
•Jika ada kesamaan judul cerita, cover, atau nama mohon dimaklumi
•Ikuti kisahnya hanya disini.. Happy reading🫂👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-24-
"Cepat di makan om!" kesal Arazey dengan tatapan datarnya
Sedangkan pria yang disebut Om itu malah terus diam menatap wajah Arazey yang tengah merajuk akibat kelakuan nya tadi
"Cepat makan setelah itu minum obat!" ulang Arazey penuh tekanan
"Suapin" singkat Grey lantas membuka mulutnya
"Punya tangan 'kan?" sinis Arazey
Mengangkat lemah tangan nya lalu Grey menggerakkan nya bagikan tangan yang tak punya tulang. "Lemas ga bisa diangkat nih"
"Cih yaudah! Terserah om mau makan atau pun ngga!" geram Arazey seraya berdiri. "Lebih baik aku pulang!" sambungnya, dan berhasil membuat mata Grey membola sempurna
"Ga bisa gitu dong, tadi kamu udah janji sama Bram untuk menjagaku" sahutnya panik, menggenggam erat tangan Arazey
"Aku ga janji 'ya! Aku cuma ngomong biasa"
"Sama aja". Sedetik kemudian Grey menarik Arazey hingga kembali duduk disampingnya
"Suapin" ucap cepat Grey saat melihat Arazey hendak mengomel
"Ishh yaudah iya, lepasin dulu tangan aku"
"Ga mau, kan bisa pakai tangan sebelah kanan"
"Tapikan aku mau pegang mangkuk nya, om"
"Aku yang pegang" putus Grey tanpa ingin dibantah
Alhasil Arazey kini hanya bisa menggeram pelan menahan rasa kesal nya terhadap Grey dan mulai menyuapi bubur yang dibuatnya ke mulut Grey
-
-
"Ck! Memakan bubur saja butuh waktu setengah jam!" gerutu kesal Arazey
"Kan aku udah bilang, aku ga suka bubur honey"
"Sudahlah, sana cepat ke kamar dan istirahat" titah Arazey berdiri menatap Grey dengan tangan yang melipat didepan dada
"Nanti, aku masih mau disini". Setelah selesai makan dan minum obat Grey memilih untuk bersantai sebentar diruang tengah mansion besar nya ini
"Sudah jam 8 malam om, jadi om harus istirahat biar cepat sembuh dan tidak merepotkan aku lagi" rutuk cepat Arazey yang berhasil membuat wajah Grey langsung berubah
"Aku merepotkan kamu?," tanya Grey dengan wajah datarnya. "Jadi untuk apa tadi menyuruh Bram pulang? Harusnya biarkan saja dia yang merawatku atau mungkin biarkan aku sembuh sendiri" lanjut Grey seraya memalingkan wajahnya
Mendengar penuturan itu Arazey langsung merasa tidak enak sekaligus panik, pasalnya ia mengingat ucapan sebelum Bram pergi. Kini dengan cepat dirinya duduk disamping Grey dan mengangkat tangan nya ragu untuk memegang tangan Grey
"Om, maaf aku--"
"Pulang lah, aku tidak membutuhkan siapapun untuk merawat ku" potong Grey seraya bangun
Baru saja Grey ingin melangkahkan kakinya, tetapi rasa pusing dikepala nya kembali menerpa dirinya hingga membuat tubuhnya sedikit oleng, dan dengan cepat Arazey pun menopang tubuh besar itu
"Lepas" ucap dingin Grey yang langsung mendapat gelengan dari Arazey
"Om belum sembuh, jadi harus ada yang merawat"
"Tidak perlu aku bisa merawat diriku sendiri!". Hendak melepaskan tangan Arazey tetapi suara bell mansion yang berbunyi itu mengalihkan perhatian keduanya
Tingg.. Tongg.. Tingg.. Tongg..
"Om ada janji sama orang?" tanya cepat Arazey seraya mendudukkan kembali tubuh Grey disofa
"Tidak" sahut singkat Grey
"Aku buka dulu ya? Siapa tau tamu penting". Grey pun hanya diam dan hingga akhirnya Arazey pun pergi dari pandangan Grey untuk membuka pintu mansion tersebut
Awalnya Arazey merasa heran kenapa mansion sebesar ini tidak memiliki seorang pelayan, tetapi dengan tingkat kepekaan yang tinggi Grey pun langsung menjelaskan bahwa para pelayan akan kembali kerumah belakang yang sudah dibuat khusus tepat pukul 6 sore
-
-
Kembali lagi keruang tengah, dimana kini Arazey tengah berjalan bersama seorang perempuan yang tidak asing bagi Grey
"Sayang!!" pekik heboh perempuan itu seraya menubruk tubuh Grey
Sontak hal itu langsung membuat Arazey membolakan matanya kaget bersamaan dengan sentakan Grey yang mencoba menjauhkan tubuh perempuan itu
"Tahu batasan mu, nona Zio!" pekik marah Grey
Tetapi bukan nya takut, perempuan yang diketahui bernama Zio dan juga merupakan anak dari kolega bisnis nya serta perempuan yang selalu mengejarnya itu, malah semakin mengeratkan pelukan nya pada tubuh Grey
"Kamu tau? Aku sangat mengkhawatirkan mu, sayang" rengek Zio manja
"Saya bilang lepaskan dan menjauh!". Dengan rasa sakit di kepalanya Grey mencoba melepaskan pelukan Zio yang sangat menempel seperti sebuah prangko hingga mata Grey langsung teralih pada Arazey yang terdiam menatap dirinya dan Zio
"Honey bantu aku" ucap Grey yang langsung mendapat tatapan dari kedua perempuan itu
Awalnya Zio tersenyum begitu lebar kala mendengar ucapan Grey, tetapi semuanya sirna saat dirinya mengikuti arah pandangan Grey yang kini menatap perempuan yang ia ketahui seorang dokter untuk merawat Grey
"Honey, lepaskan perempuan ular ini dari tubuh ku!!" ulangnya lagi sedikit merengek. "Kepala ku sakit, honey" sambungnya dengan tangan yang menekan kepalanya sendiri
Melihat hal itu Arazey pun langsung bergerak untuk menjauhkan Zio dari tubuh Grey. Menarik paksa tangan Zio hingga perempuan itu mengadu kesakitan
"Aww sakit!"
"Tolong menyingkir dari--"
"Siapa kamu menyuruhku?!" potong sinis Zio berusaha menghempaskan tangan Arazey
"Saya--Dia calon istri ku!" sambung cepat Grey dan berhasil membuat mata Zio melotot tetapi berbeda dengan Arazey yang sepertinya sudah biasa mendengar kata itu
"Apa maksud kamu sayang? Kamu mengkhianati ku?" ucap sendu Zio
"Jangan gila nona Zio! Kita tidak memiliki hubungan apapun!" sentak marah Grey
Sedangkan Arazey? Kini gadis itu kembali terdiam dan melepaskan tarikan nya pada tangan Zio setelah mendengar penuturan perempun itu
"Cuma aku yang boleh jadi istri kamu, Grey"
"Mimpi saja wanita ular!" sentak Grey dan langsung mendorong kuat tubuh Zio
Brughhh!
Tubuh perempuan itu langsung menghantam sofa didepan nya di iringi ringisan sakit dari mulutnya. "Stt.. Sakit"
"Om!" pekik marah Arazey seraya hendak membantu Zio, tetapi dengan cepat perempuan itu menghempaskan kuat tangan Arazey hingga tangan gadis mungil itu terhantuk meja kaca disamping nya
"Awwsttt" ringis pelan Arazey
"Jal*ng sialann!!" teriak emosi Grey dan langsung mendekap tubuh Arazey
Dengan rasa khawatirnya Grey pun langsung mengangkat tangan Arazey dan dilihatnya punggung tangan itu langsung membiru
"Stt.. Jangan ditekan om!" kesal Arazey saat Grey malah menekan lebam itu
"Maaf honey, maafkan aku tidak bisa menjagamu" lirih Grey dengan mata berkaca-kaca
"Sayang, cepat bantu aku" rengek Zio yang langsung mendapat tatapan tajam dari Grey
"Pergi dari sini sekarang atau hidupmu tidak akan pernah tenang sialann!" teriak marah Grey
Tubuh Zio pun langsung tegang kala mendengar teriakan dan ancaman mengerikan itu, kini dengan cepat dirinya bangun dan menatap marah kearah Arazey
"Awas saja kau!" ancam Zio yang langsung mendapat ucapan penuh tekanan dari Grey
"Sepertinya kau sudah siap kehilangan nyawa!"
Menghentakkan kakinya marah dan Zio pun langsung pergi meninggalkan dua manusia itu dengan tatapan penuh kebencian nya
"Ayo kita obati" lembut Grey mengalihkan perhatian Arazey
"Aku bisa obati sendiri, om istirahat saja"
"Ga bisa, nanti--" belum sempat menyelesaikan ucapan nya, dnegan cepat Arazey memotong
"Siapa perempuan yang tadi?"
...----------------...
Seeyou next bab bunda🥰Tandai jika ada kesalahan dalam kata-katanya🤗Dan jangan lupa dukungan nya😉
anAk gadis orang
udh panggil honey"🤭😂