NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

"Tidur di bawah sana!."

"Tapi dingin. Sofa aja ya. " Diandra memohon.

"Gue bilang bawah ya bawah ini. Lo budeg hah? Besok pagi, gue pindahin Lo ke kasur sini. Gue gak mau dapet masalah dari nyokap gue. " Kaiser berujar dengan ketus.

Diandra menghela nafas berat. Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya. "Di sofa aja ya. Lantainya juga dingin. "

Kaiser menoleh sekilas lalu kembali pada ponselnya. "Nggak boleh. Gue gak mau sofanya kotor gara-gara badan Lo. Lo kan pasti ileran. "

"Kok belum tidur juga?." Selena yang tadinya hendak ke kamar, berhenti di kamar putranya.

"Belum ngantuk katanya. Cewek killer ini katanya mau ngerjain tugas dulu. Dia sendiri bilang. Iya kan?." Kaiser menatap dengan ancaman.

"I iya, Bun. Aku mas—."

"Besok aja. Besok kan hari Minggu. Tidur bareng Kaiser ya. Kai, kamu mengerti kan?." Selena menatap dingin putranya.

Kaiser menelan ludah sendiri. "I iya, Bun. "

•••

Pukul 23.45 WIB di kamar Kaiser, Diandra kesulitan untuk tidur. Dia memberikan jarak pada suaminya sendiri. Memejamkan matanya namun tetap saja kesulitan untuk tidur.

Grap

"Eh?." Diandra terkejut karena tiba-tiba Kaiser memeluknya. Pelukan itu bahkan semakin erat. Bisa dirasakan dengkuran halus di telinganya. "Bangun kamu. "

"Guling. " Kaiser bergumam lirih dengan mata terpejam. Kakinya juga memeluk dengan erat. "Vanesa... cantiknya aku. "

Diandra menghela nafas panjang. Besok pagi pasti dia menyalahkan ku. Tersenyum miris.

Mata hijau itu terlihat mengantuk berat. Sebelum tidur, gadis itu berdoa kepada Tuhan.

•••

"Ayah sama Bunda kemana Bi?." Tanya Krisna begitu melihat Bibi bersiap untuk memulai bekerja. Laki-laki itu kini berdiri di pintu kamar orang tuanya.

Wanita itu menoleh. "Tuan dan nyonya pergi ke suatu tempat. Saya sendiri kurang tahu dimana mereka berdua. Mereka tidak memberitahu pada saya."

"Makasih, Bi. " Krisna tersenyum simpul.

"Saya permisi dulu, tuan Kris. " Bergegas wanita itu pergi meninggalkan Krisna.

Pasti lagi honeymoon di hotel. Laki-laki itu membatin dengan sorak-sorai kesenangan. Dia pun pergi meninggalkan lantai dua menuju lantai satu.

Sementara itu, Kaiser tampak terbangun dari tidurnya. Posisi tidurnya terlihat tidak karuan. Bantal dan guling jatuh ke lantai. Sedangkan selimut berantakan.

"Minggu ya." Bergegas laki-laki itu turun dari kasurnya. Gue mau kencan bareng Vanesa. Membatin dengan tersenyum simpul.

Laki-laki itu dengan segera membasuh muka bangun tidurnya. Tangan terulur memegang knop pintu dan terbukalah.

Ceklek

Deg

Diandra yang hendak mengganti pakaian tidurnya terhenti. Matanya bertemu dengan suaminya. Terdiam terpaku. Rambutnya diikat kuda. Hampir seluruh atasan terbuka. Menampilkan sebagian tubuh atasnya.

"Lo kalau ganti baju, bilang dong. Pintunya dikunci. " Kaiser memalingkan wajahnya kearah lain.

"Ma maaf. Kamu keluar dulu ya. " Gadis itu menutup pakaian atasannya. Wajahnya bersemu merah karena malu. Astaga, aku lupa tidak menguncinya. 

"CK!." Kaiser pun keluar dari kamar mandi. Mengacak-ngacak rambutnya gusar kemudian mendudukkan pantatnya ke kasur. Untung aja tuh cewek gak buka keseluruhannya. Mana bekasnya kelihatan. 

•••

"Ke mana Ayah, Bunda?." Tanya Kaiser sembari menarik kursi makan.

"Honeymoon maybe. " Sahut Krisna menerima susu hangat dari pembantu wanita. Menyeruput sedikit demi sedikit.

"Heh!." Kaiser terkejut mendengarnya.

"Jadi selama ini takaran saya kurang non? Hebat banget nona. " Puji Bi Astuti sambil menggelengkan kepalanya.

Diandra tersenyum malu-malu kucing. "Biasa aja kok Bi. Aku bukan chef hebat loh. "

"Nyonya Selena tidak salah lagi memilih nona Diandra. Saya yakin, suatu hari nanti nona Diandra bisa membuat restoran sendiri. " Puji Bi Idah tersenyum puas dengan tangan menggoreng nugget sayur.

"Cobain dulu Bi. " Diandra mengambil kuah sup ikan di sendok.

Astuti dan Idah saling memandang satu sama lain. Kemudian menatap Diandra.

"Nona, saya bis—."

"Tidak apa-apa, Bi. " Diandra menyela pembicaraan Astuti. "Aaaa."

Bi Astuti membuka mulutnya dan menikmati suapan. Begitu merasakan kuah tersebut, wanita itu tampak terkejut. "Rasanya pas banget. Idah, cobalah. "

"Kalau Bibi suka, aku buat banyak mau?." Dia menawarkan.

"Boleh banget nona. Saya juga ingin belajar banyak hal tentang masakan. " Kini Idah angkat bicara dengan senyuman merekah di bibirnya.

"Gue laper oii. Bisa cepetan dikit bisa nggak? Ngerepotin aja Lo. " Kaiser kesal. Dan tepat inilah perutnya berbunyi.

Krisna terkekeh geli mendengar juga melihatnya. "Yaelah, kalau suka, bilang aja aja. Ya kan dik Dia?."

Diandra terkejut dan tersenyum tipis. Menaruh mangkok besar berisi sup ikan. Kemudian dia duduk. "Iya, kak. "

"Layanin gue duluan. Enak aja mau sarapan duluan. Cepetan gih. Nasinya nggak usah banyak. Kuah sup ikan dikit aja. Banyakin dagingnya. Terus, potong nugget nya jadi ukuran kecil. Selanjutnya, bikinin gue susu putih langsung dari sebelumnya. "

Krisna melotot mendengar ucapan itu. Laki-laki menggelengkan kepalanya singkat. "Bawel banget sih. Masih pagi juga. Kebanyakan minta lagi. "

"Cih!." Kaiser berdecih sinis. "Inget, susu dari sumbernya. "

Diandra mengerjapkan matanya. Dia lalu mengangguk kepala. "Emang ada sapi di sini? Atau nggak kambing. "

Kaiser mendelik mendengarnya. Sedangkan Krisna keheranan.

Brak

"Nggak usah kebanyakan nanya. Cepet bikinin gue susu kaya punya Abang gue. " Kaiser berujar ketus juga menggebrak meja kesal.

Diandra menghela nafas berat. Gadis itu menaruh kembali centong kemudian pergi. "Sebentar ya. Aku bikinin. "

"Hm. " Kaiser menikmati sarapannya. Laki-laki tampak terkejut merasakan kuah sup ikan. Enak banget anjing. 

"Diandra.." Panggil seseorang mengalihkan perhatian yang lain. Tampak seorang laki-laki dengan kaos polos putih lengan panjang dan jaket tanpa lengan, celana jeans panjang dan sepatu pantofel hitam.

"Whatt? Itu Lo Al?." Krisna terkejut dan tampak akrab.

Alsan sama terkejutnya. Laki-laki itu mendekat dan memukul kepala Krisna gemas. "Gara-gara Lo gak masuk, tugasnya kasih ke gue semua. "

Krisna mengelus-elus kepalanya. "Hehe, sorry. Gue sibuk nenangin diri. " Menyengir lebar.

Setelah menaruh gelas berisi susu hangat di depan Kaiser, Diandra berhamburan ke pelukan hangat Abangnya.

"Huaa. Abang, aku kangen nggak ketemuan. Aku juga lupa gak bawa hp. Jadinya..hiks!." Diandra menangis di pelukan sang Abang tersayang.

Alsan tersenyum. "Iya. Ini Abang bawain kamu HP-nya. " Dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Woi! Disapa Abangnya Diandra. Jangan sarapan doang. " Celetuk Krisna sengaja.

Kaiser tetap melanjutkan sarapan. Mengabaikan keberadaan kakak iparnya seperti angin lalu.

Alsan melepaskan pelukannya. Dia berjalan menuju kearah kursi Kaiser. Menepuk pundak laki-laki itu sedikit kencang. Lalu berbisik di telinga adik iparnya.

"Kalau Lo bikin adik gue hancur, siap-siap saja hadapi kehancuran Lo sendiri. Gue gak bakal maafin Lo. " Suaranya terdengar tegas dan menekan.

Kaiser terkekeh geli mendengarnya. Melirik kearah kakak iparnya dingin. "Lo pikir gue takut? Nggak. Lo bukan siapa-siapa bagi gue. "

"Abang udah sarapan belum?." Tanya Diandra berjalan menuju kearah mejanya.

"Udah tadi pagi. Abang berangkat dulu ya. " Alsan tersenyum dengan melambaikan tangannya. Sebelum beranjak pergi meninggalkan ruang makan, laki-laki itu memukuli kepala Kaiser.

"Brengsek! Tangan Lo kurang dihajar emang!." Mendengus dingin.

"Gue berangkat juga. Dia, masakannya enak banget. " Krisna beranjak dari kursi. Mengambil tasnya dan meneguk susu hangat yang tersisa.

"Hati-hati Bang!." Diandra berujar dengan sedikit berteriak. Gadis itu tampak senang. Mereka berdua sama-sama baik sama aku. Terima kasih Tuhan. 

Kaiser menatap tak suka. "Ngapain Lo senyum-senyum sendiri? Punya rencana pembunuhan lagi? Cih. Licik juga otak Lo ya. "

Diandra menggelengkan kepalanya. Dia mengunyah sarapan tidak berselera. Kenapa kamu selalu mengatakan hal buruk tentang ku?.

"Halah, bohong!." Tuding Kaiser tak percaya.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!