📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunangan
Visual Arnoldus Reynolds.
Setelah berjam-jam berbelanja keperluan kuliahnya. Murni dan Queen berakhir pada restoran mewah di dalam gedung pusat perbelanjaan.
Krystal duduk bersama kedua gadis itu. Sedari tadi Krystal lah yang menemani Queen dan Murni berbelanja banyak pakaian.
Sekarang Murni Queen semakin dekat, Raka menjamin kehidupan Murni salah satunya dengan di sekolahkan ke perguruan tinggi terbaik di negeri ini juga jaminan kerja di perusahaan X-Meria.
Tampilan Murni lain, tidak cupu seperti dahulu, Queen yang mengajari Murni cara berpakaian dan berdandan.
"Krys!"
Di tengah-tengah obrolan ringan mereka, satu Nyonya besar dan satu pewarisnya datang menyapa Krystal.
"Tasya." Krystal berdiri menyambut dan memberikan cipika-cipiki pada teman sosialita nya. Lalu beralih pada pemuda tampan yang tersenyum di sisi Tasya.
"Ini Arnold?" Tanya Krystal.
"Iya." Antusias sekali Tasya menjawabnya.
"Sudah besar." Krystal menggeleng. Perasaan Arnold yang di lihat dahulu masih kecil, sekarang sudah lebih tinggi darinya.
"Nah Arnold ini yang aku bilang mau ke California bareng Queen." Cetus Tasya.
Krystal membulat mata. "Wah, Queen jadi ada temannya kan di sana." Katanya.
"Duduk Sya, duduk Arnold." Ajak Krystal kemudian.
"Makasih Tante." Arnold tersenyum manis lalu duduk bersamaan dengan sang ibunda.
"Minum apa, makan apa? Ayok pesan." Krystal menawarkan lalu satu pelayan menghampiri setelah mendapat kode dari wanita itu.
"Kita sudah makan, jadi minum saja. Lemonade yah, dua, satunya less sugar." Ujar Tasya yang lantas di catat oleh pelayan sebelum pergi lagi.
Krystal menatap Arnold, Queen dan Murni bergantian. "Kalian kenalan dulu. Queen, Murni, ini anak temen Mammi, Arnold mau kuliah di universitas yang sama dengan Queen." Jelasnya.
"Arnold." Pemuda itu menyodorkan tangannya pada Queen.
"Queen." Arnold beralih menyalami tangan Murni dan gadis pendiam itu hanya tersenyum.
Sejatinya Arnold sudah mengenal Murni karena mereka satu sekolah, dan Arnold sudah tahu berita pertukaran identitas Queen-Murni dari media sosial yang sempat mengguncang warga net.
Arnold paham sekarang, kenapa Arnold sempat tertarik pada Murni yang ternyata bukan Murni asli.
"Ngambil jurusan apa?" Arnold kembali bertanya sementara para orang tua mereka asyik mengobrol sendiri.
"Perfilman." Jawab Queen.
"Menarik."
"Kamu sendiri?"
"Seperti biasa, jurusan membosankan yang harus di ambil anak pengusaha." Arnold mendengus kecil.
...🎀🎀🎀...
Sementara di bangunan lain. Dhyrga tersenyum tipis, memeluk tubuh tegak calon mertua batalnya. "Gimana kabar Om?"
Setelah mengikuti rapat koordinasi, mereka berjumpa pribadi di depan pintu ruang meeting.
"Baik, kamu gimana? Sudah ada gebetan baru?" Raka menepuk pelan punggung Dhyrga saat melerai pelukan.
Di tanya seputar gebetan, Dhyrga hanya mampu tersenyum mencemooh dirinya sendiri. Belum juga bisa move on, apa lagi nyari gebetan?
Gayung di toko serba ada saja Dhyrga peluk saking miripnya dengan wajah Queen.
Terbayang seluruh benda di sekitarnya seperti kelebatan raga Queen. Dhyrga bisa gila kalau lama-lama memendam rasa cintanya lebih lama lagi.
"Masih belum ada, Dhyrga fokus ke perusahaan dulu saja." Setelah cukup lama terdiam Dhyrga menyeletuk kan jawaban.
"Ok, itu bagus." Sambung Raka. Keduanya berjalan beriringan menuju pintu ruangan lainnya.
"Oya. Tapi besok malam Om mau mengundang keluarga besar mu ke rumah untuk makan malam bersama, pesta kecil, hanya kerabat dekat saja yang hadir, ini acara syukuran kelulusan Queen dan juga pertunangan, ..."
"Pak Raka." Raka menoleh pada perempuan yang menyerukan panggilan itu, Gina nama sekertaris Raka saat ini. "Yah, kenapa?" Tanyanya.
"Cuma mengingatkan. Ada Pak Hendra Kenz di luar yang sudah lama menunggu, katanya ada temu janji dengan Bapak, apakah betul?"
"Oh yah, aku lupa." Raka menepuk jidatnya lalu beralih pada Dhyrga yang kebingungan. "Om ada janji, kita ketemu lagi setelah ini gimana?" Tawarnya.
"Ok." Angguk Dhyrga dan Raka menepuk punggung Dhyrga seraya melangkah pergi.
Di sisi Dhyrga Rachel mengangkat alisnya, menatap protes sang Tuan. "Setelah ini kita masih ada janji dengan Pak Ibrahim pengusaha timur tengah, jadi sekarang kita juga pergi, kenapa menyetujui ajakan Tuan Raka?"
"Tapi aku mau tahu siapa yang bertunangan? Kamu tidak dengar? Barusan Om Raka bilang ada pesta pertunangan di rumahnya."
"Ya mungkin saja Queen, dia kan cantik, seksi, masih muda, pintar, juga kaya raya, kalau Bos membatalkan lamarannya, pasti putra mahkota pengusaha lainnya yang bergantian melamar."
"Hayys, ... Sial!" Dhyrga merutuk geram hingga wajahnya ia usap secara kasar.
"Sebelum itu terjadi, temui dia." Usul Rachel.
"Ogah!"
"Ya sudah, lupakan!"
"Kau pikir mudah?" Kembali Dhyrga memberikan tatapan mencekik pada asisten pribadinya.
"Ya sudahlah, pusing Rachel!"
"Apa lagi aku!" Dhyrga ketus sembari melangkah keluar dari ruangan itu. Ada kobaran api yang seolah muncul dari punggungnya.
Rachel menggeleng sambil mendengus, memiliki Tuan muda yang gengsi dan Bucin akut tingkat dewa memang sedikit sulit mengimbanginya. Cinta tapi dendam juga terselip di sana.
"Terserah Bos saja lah." Gerutu Rachel. Dia mengikuti langkah Dhyrga yang telah keluar dari ruangan.