Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.
Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.
Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Aku Tahu Kamu Berbohong
Vina berdiri didepan rumah Yoshikuzi dengan rasa percaya diri yang tinggi. Dia akan menjemput Kevin sekaligus memberitahu Kenzi soal hasil lab yang dia buat untuk mengelabui Kenzi.
TOK TOK TOK
"Iya tunggu sebentar. " terdengar suara bi Susi dari dalam rumah berjalan dengan cepat hendak membukakan pintu.
CEKLEK
"Eh non Vina..."sapa bi Susi.
"Ada orang bi dirumah? " tanya Vina.
"Ada non, silahkan masuk." ucap bi Susi.
Vina langsung masuk kedalam rumah dan berjalan menuju ruang keluarga. Dia merasa bahwa rumah ini akan menjadi bagian dari rumahnya kembali.
Sedangkan bi Susi dengan menghela nafas panjang, menutup pintu rumah.
Datar tidak ada nada ramah ketika berbicara dengan bi Susi adalah tabiat Vina yang tidak disukai oleh bi Susi.
Sombong...
"Halo selamat malam. " ucap Vina menyapa keluarga Yoshikuzi yang sedang duduk santai di ruang keluarga.
Tommy, Ayumi, Hana dan Kevin menoleh kearah sumber suara.
"Mama..." ucap Kevin tapi dia tidak menghampiri mamanya.
"Halo sayang, lagi main apa sama kak Hana?" tanya Vina berjalan mendekati putranya dan keponakannya yang duduk di atas karpet. Sedangkan dirinya duduk diatas sofa.
"Mewarnai gambar punya kak Hana." jawabnya polos.
"Kenzi ada bang? " tanya Vina.
"Ada, barusan datang dia, sedang mandi sepertinya." jawab Tommy.
Vina hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Ingin dia menyusul kekamar Kenzi tapi akan membuat mantan iparnya makin tidak menyukainya.
"Kamu dari mana Vin? " tanya Tommy basa basi.
"Dari Singapura mas, ada kerjaan di sana." jawabnya.
"Masih jadi model kak? " tanya Ayumi.
"Iya dong." jawab Vina tersenyum.
"Mas Tommy, makan malam sudah siap. " ujar bi Susi.
"Ayo makan malam bersama Vin." ucap Tommy sambil beranjak dari duduknya.
"Ehm, aku numpang kekamar mandi dulu ya. " tukas Vina yang mendapat ide untuk pergi ke kamar Kenzi.
"Silahkan." jawab Tommy sembari mengajak Hana dan Kevin makan malam bersama.
Setelah semuanya pergi ke ruang makan, Vina berlari menaiki tangga dan pergi kekamar Kenzi.
TOK TOK TOK
"Masuk! " ucap Kenzi yang baru saja mengenakan celananya.
CEKLEK
"Hi Ken..."
Kenzi langsung memutar badannya dan melihat Vina berdiri diambang pintu. Vina menelan salivanya melihat perut Kenzi yang seperti roti sobek.
Sexy...
"Seingatku papa mamamu mengajarkan anak-anaknya untuk punya sopan santun Vin. Apa kamu sopan tiba-tiba menemuiku dikamar. " kesal Kenzi ketika tahu yang datang kekamarnya adalah Vina.
"Ayolah gak usah sesaklek itu. Aku sudah mengetuk pintu kamarmu?" ucap Vina dengan melengkungkan bibirnya.
Kenzi memutar bola matanya dengan malas dan mengambil kaos polos yang hendak dia pakai di walk in closet.
"Aku sudah bawa hasil lab yang kamu minta." ucap Vina sembari membuka tasnya hendak mengeluarkan amplop berisi hasil lab bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru.
"Aku gak minta hanya ingin melihat buktinya saja. " jawab Kenzi sembari mengenakan kaos polos berwarna hitam makin membuat Vina terpesona.
"Oke aku tunjukkan kepada kamu hasil labnya. kamu bisa baca sendiri. " ucapnya lalu menyodorkan hasil labnya kepada Kenzi.
Kenzi membuka amplopnya dan membaca hasil lab atas nama Vina. Dia hanya tersenyum smirk kepada Vina.
"Oke kamu benar mengidap kanker, aku turut prihatin Vin. " ucap Kenzi lalu mengembalikan hasil lab kepada Vina.
"Jadi kamu percaya kan aku memang sakit ? Aku berusaha untuk tidak terlalu larut dengan memikirkan penyakitku Ken, demi Kevin aku harus bertahan hidup. Oleh sebab itu aku masih terlihat sehat." tukas Vina tersenyum.
Kenzi muak mendengar perkataan Vina. Selama Vina menitipkan Kevin untuk tinggal bersamanya. Banyak fakta yang Kenzi terima dari pengakuan Kevin.
"Vin aku akan mengajukan hak asuh anak karena kamu sakit, gak mungkin kan kamu merawat Kevin. Kamu pastinya harus konsentrasi berobat untuk kesembuhanmu. " sindir Kenzi.
"Buat apa mengajukan hak asuh anak. Kita bisa membangun kembali rumah tangga bersama. Demi Kevin, kita ber sama-sama mewujudkan keluarga utuh untuk Kevin. Kamu tahu tidak aku memberi nama Kevin adalah singkatan dari namamu dan namaku. Buah cinta kita bersama Ken." tukas Vina dengan sorot mata berharap Kenzi menikahinya kembali.
"Kita tidak akan pernah bersatu kembali Vin. Walaupun kamu menunjukkan hasil lab mu bahwa kamu memang sakit kanker, aku tetap tidak bisa menikahimu lagi. " ucap Kenzi tegas sembari berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
"Demi Kevin? kamu gak perlu lakukan demi aku. " sergah Vina mengikuti langkah Kenzi menuruni anak tangga.
"Trus apa yang kamu harapkan jika kita menikah lagi? Happily ever after seperti film Cinderella yang sering ditonton Hana. " sarkas Kenzi sambil berhenti sejenak menoleh ke arah Vina.
Vina terdiam beberapa saat dan menatap punggung Kenzi yang berjalan lagi ke ruang makan.
"Apa yang harus aku lakukan Ken agar kamu memaafkan aku? " seru Vina yang suaranya terdengar hingga ke ruang makan.
Tommy dan Ayumi berusaha mengalihkan perhatian kedua bocil agar tidak terpengaruh perdebatan Vina dan Kenzi.
"Tidak ada Vin...tidak ada!" kali ini Kenzi menjawab dengan suara lantang dan menoleh kearah Vina dengan raut wajah kesal.
"Apa?! "
Kenzi inhale dan exhale dan mengusap raut wajahnya dengan kasar.
"Kamu bisa ngaca gak Vin? Kesalahanmu dulu sangat fatal. Kamu sudah merusak kepercayaanku, mengkhianati cintaku kepadamu dan bahkan kamu menyembunyikan keberadaan Kevin dariku. Dan tiba-tiba sekarang muncul dihadapanku mengaku mengidap sakit kanker paru-paru berharap aku mau menikahimu kembali demi mewujudkan keluarga bahagia untuk Kevin...Kamu waras?! " ucap Kenzi dengan sorot mata tajam membuat nyali Vina menciut.
"Tapi Ken, aku menyesal, aku bersungguh-sungguh minta maaf kepadamu. maafkan aku jika menyembunyikan Kevin darimu. Aku gak ada maksud Ken...percayalah..." tukas Vina.
"Empat tahun Vin bukan waktu yang sebentar! Seharusnya kamu memberitahuku setelah test dna keluar." ujar Kenzi kesal.
"Aku...aku waktu itu belum siap memberitahumu." jawab Vina.
"Kenapa? takut? "
"Iya...aku takut kamu akan mengambil Kevin dariku. "
Kamu...serius itu alasan kamu? takut aku mengambil Kevin dari kamu? " sarkas Kenzi kepada Vina.
"Kamu meragukan kasih sayangku dengan Kevin?" tanya Vina kesal.
Aku mengunjungi rumah orang tuamu kemarin karena Kevin ingin mengambil robot kesayangannya yang tertinggal dirumah orang tuamu."
"Apa?! "
"Kamu memang sayang sama Kevin, tapi kamu tidak 100% merawat Kevin, kamu tidak menjalin bonding dengan Kevin. Malas memandikannya, malas menggendongnya, bahkan menyusui pun enggan. Kamu lebih memilih memompa asi dan Kevin minum dari botol. Peran orang tua dan baby sitternya Kevin yang lebih banyak dalam kehidupan Kevin daripada kamu sebagai mamanya.
Memang kamu menyayanginya, membelikan mainan untuk Kevin, mengajaknya jalan-jalan. Tapi perhatianmu kurang kepada Kevin. Sibuk dengan duniamu sendiri. Benar begitu Vin? " ucap Kenzi dengan menatap Vina dengan tajam.
"Itu tidak benar. Aku menyayangi Kevin. " elak Vina.
"Dan kamu menyuruhnya untuk mengatakan bahwa dirinya ingin kita hidup bersama." lanjut Kenzi mulai memojokkan Vina.
"Itu juga gak benar Ken, Kevin memang ingin bertemu dengan papanya. " sanggah Vina.
"Memang dia ingin ketemu papanya tapi kamu mengajarkan dia untuk memohon kepadaku tinggal bersamamu kembali." cecar Kenzi.
Vina hanya terdiam dengan semua perkataan Kenzi. Vina memang menyuruh Kevin untuk meminta Kenzi tinggal bersama mereka berdua. Kevin tentunya tidak paham hubungan pernikahan dan mengapa orang tuanya berpisah. Yang dia tahu mamanya menyuruh dirinya untuk merayu papanya agar mau tinggal bersama mamanya kembali.
"Aku rasa...Kevin lebih baik berada di bawah hak asuhku Vin. Aku sudah menghubungi pengacara untuk mengurus hak asuh jatuh ditanganku. " ucap Kenzi tegas.
"Kamu tidak bisa melakukan itu Ken? " sergah Vina.
"Kasih alasan kenapa? Orang tuamu setuju Kevin dibawah pengasuhan ku. Kamu kapan aja bisa datang menjenguk Kevin. " ucap Kenzi.
"Kamu tidak kasihan sama aku Ken? Aku sekarat! " tukas Vina.
"Kamu sekarat bukan karena sakit, tapi karena finansialmu kacau. Kamu sedang sepi job kan Vin? Dan bahkan uang bulanan dari orang tuamu berkurang karena perusahaan papamu lagi mengalami masalah internal." ucap Kenzi.
"Oke memang benar kondisi keuangan ku sedang tidak baik-baik saja. Tapi kamu tahu hidupku gak akan lama lagi." tukas Vina.
"Gak usah menipuku Vin. Aku sudah tahu kamu tidak menderita kanker. Hasil labmu palsu, kamu membohongi semua orang dengan pengakuan palsumu. Tapi aku tidak bisa kamu tipu. " ujar Kenzi.
Vina menelan salivanya kembali, dia tidak menyangka hasilnya diluar dugaan. Kenzi benar-benar membencinya dan tidak ada keinginan untuk kembali dengannya. Bahkan alasan demi Kevin pun tidak menggoyahkan keputusan Kenzi.
"Tidak ada kesempatan lagi untukku Ken kembali kepadamu. Aku masih mencintaimu. " ucap Vina lirih.
"Aku mencintai wanita lain dan akan segera menikah dengannya."
"Apa?! "