NovelToon NovelToon
Writer'S Block

Writer'S Block

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Persahabatan / Romansa / Healing
Popularitas:904
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Dafy Kurniawan seorang penulis fiksi ternama. Karya-karyanya best seller dan berhasil diadaptasi menjadi film yang laris manis.

Setahun belakangan ia mengalami writer’s block. Kondisi dimana seseorang tidak mempunyai gagasan baru sama sekali.

Dafy bepergian melakukan kegiatan diluar kebiasaannya untuk mencari inspirasi dan ide-ide segar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Klara

Klara telah memutuskan untuk berhenti. Malam itu dia mencurahkan seluruh isi hatinya yang terdalam kepada Dafy.

              Klara sudah benar-benar meninggalkan dunia itu. Untuk selamanya.

              “Apa kamu tahu siapa orang yang membuatku membulatkan niat untuk tidak lagi berkencan dengan banyak laki-laki?”, tanya Klara.

              “Mana aku tahu?”, balas Dafy.

              “Orang itu adalah kamu Dafy”, ujar Klara.

              “Aku?”,

              “Bagaimana mungkin aku orangnya?”, tanya Dafy seakan tidak percaya.

              “Ketika pertama kali bertemu denganmu”,

              “Kemudian bertemu denganmu lagi dan lagi”,

              “Aku melihatmu selalu sendiri dan kamu baik-baik saja”,

              “Aku pikir aku juga bisa sendiri sepertimu tanpa menjadi benalu untuk orang lain”,

              “Aku pun sudah sangat jenuh dan lelah dengan kehidupanku yang kemarin”,

             “Kenikmatan yang sesaat, kesenangan yang tidak pernah abadi dan selalu berujung pada tangis penyelasan”,

              “Aku sudah benar-benar meninggalkannya”, terang Klara.

              “Jadi sekarang kamu sudah tidak berhubungan lagi dengan mereka?”, tanya Dafy.

              “Tentu saja. Aku sudah bersikap tegas kepada mereka bahwa aku tidak bisa mereka bawa lagi”,

              “Kamu mau tahu alasan apa yang aku sampaikan kepada mereka?”,

              “Aku bilang kepada mereka bahwa aku telah menemukan laki-laki yang tepat untukku”,

              “Untuk menetap dan memulai sebuah hidup yang baru”,

              “Mereka sudah tidak akan lagi menghubungiku”, jelas Klara.

              Mendengar penjelasan itu Dafy merasa lega. Karena ia tahu pelanggan-pelanggan Klara bukanlah orang biasa. Mereka bisa berbuat sesuka hati dan menakutkan. Bahaya jika berurusan dengan orang-orang seperti mereka.

“Apakah kamu akan mengenalkan laki-laki itu kepadaku?”, tanya Dafy.

“Jangan berlagak tidak tahu”,

“Laki-laki itu adalah kamu”,

“Memangnya siapa lagi?”,

“Untuk apa aku datang dan susah payah mencarimu?”, ujar Klara.

Mulai sekarang hubungan Klara dan Dafy tidaklah hanya sekedar teman biasa yang disebabkan karena suatu pertemuan yang tidak disengaja di sebuah perjalanan. Lebih dari itu.

Dafy pun juga menceritakan apa yang Klara tanyakan tentang peristiwa di kehidupannya sebelum ia bertemu dengan Klara.

“Sungguh?”,

“Aku tak menyangka kamu adalah orang yang seperti itu”,

“Aku pikir kamu adalah laki-laki buaya yang mengincar wanita hanya untuk ditiduri”,

Klara menanggapi cerita Dafy. Menurut Klara harusnya laki-laki seperti Dafy bisa bermain perempuan suka-suka atau bahkan menjadi sugar baby bagi para wanita tajir kesepian penggila daun muda.

Tapi syukurlah Dafy tidak seperti itu. Ia adalah benar-benar sosok yang baik.

*

              Pada suatu minggu pagi Klara mengajak Dafy untuk bepergian.

              Sekarang mereka tidak perlu saling mencari dan menunggu. Klara sudah tinggal satu rumah dengan Dafy.

              Hari ini mereka harus bangun pagi-pagi sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

              Hari ini Klara ingin mengajak Dafy ke suatu tempat istimewa yang sering Klara kunjungi. Di sana Dafy akan diperkenalkan kepada seseorang yang sangat beharga di hidup Klara.

            “Memangnya seberapa jauh tempatnya?”,

              “Bocah sekolah saja belum ada yang berangkat”,

              “Kamu pikir itu lucu?”,

              “Ini hari minggu, sekolah tutup”,

              “Aku tidak mau kesiangan”,

              “Bagaimana kalau kita naik pesawat saja?”,

              “Sudah aku bilang, tidak ada pesawat, tidak ada kereta cepat, bahkan angkutan umum pun tidak sampai sana”,

            “Memangnya kita ini mau kemana?”,

              “Nanti kalau sudah sampai di sana aku kasih tahu”,

              “Kalau sudah sampai di sana aku tidak perlu kamu kasih tahu”,

              “Aku bisa tahu sendiri”,

              Begitulah perdebatan kecil di pagi itu.

              Dengan sedikit tersulut adu pendapat adrenalin Klara menjadi agak memanas. Perempuan itu memacu sedan hitamnya dengan kecepatan tinggi.

              “Aduh Klara tidak usah buru-buru”,

              “Pelan-pelan saja”,

              Dafy memintan Klara untuk menurunkan kecepatan laju mobilnya.

              “Kalau kamu ngomong terus aku lebih cepat lagi”,

              Dafy meresponnya dengan mengambil sesuatu dari laci dashboard.

              Itu adalah lakban. Ia menyobek lakban berwarna hitam itu sepanjang jari telunjuk.

              Dafy merekatkan lakban itu ke mulutnya.

              Dengan badan yang sedikit mendoyong ke depan kanan Dafy memandang Klara yang sedang menyetir.

              Klara tertawa sampai keluar air mata sambil memegangi perutnya.

Dia melepas lakban dari mulut Dafy.

              “Tidak perlu seperti itu”, ucap Klara dengan kesal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!