Diana, gadis 18 tahun, menemukan kebenaran tentang keluarganya yang sebenarnya setelah 18 tahun hidup bersama keluarga angkat. Dengan kalung berlambang keluarga Pradana dan foto keluarga aslinya, Diana berangkat ke kota besar untuk mencari kebenaran.
Di kota, dia bertemu dengan pemuda misterius yang membantunya mencari alamat keluarga Pradana.
Apakah diana akan menemukan keluarganya?dan siapakah pemuda yang sangat baik membantunya,lanjutkan membaca jika ingin tahu kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasna alna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Semakin malam semakin dingin. Susunan acara telah sampai dimana pasangan akan melakukan tukar cincin untuk meresmikan pertunangan.
Para tamu undangan bertanya tanya. Dimana pasangan laki-lakinya. Mengapa belum muncul dari acara itu dimulai sampai akan melaksanakan tukar cincin.
Raut wajah Adel memerah menahan malu juga marah
"Apa dia mempermainkanku?." Gerutunya.
Tak lama mobil Lamborghini memasuki pelataran rumah. Axcel keluar dengan gagahnya. Membawa sebuket bunga mawar.
Tamu yang hadir menatap kearah Axcel. Namun apa yang dilakukan Axcel membuat semua tamu juga keluarga kedua belah pihak terkejut. Axcel berlutut didepan Diana disusul mengulurkan buket dan juga sebuah cincin.
"Will you marry me?"
Diana yang syok tak bisa berkata-kata. Matanya menatap Axcel.
"A-apa y-yang kamu lakukan Axcel?". Bisik Diana.
Mereka masih menjadi pusat perhatian. Terutama Arga, memandang dengan rasa sesak didadanya.
Setelah beberapa menit tak ada jawaban dari Diana, Axcel merasa jengkel. Dia berdiri merapikan jasnya. Pergi meninggalkan Diana yang masih mematung menatapnya.
Axcel merebut mikrofon milik MC.
"Saya disini Axcel prahata atmaja, ingin menyampaikan pengumuman yang sangat penting."
Seketika sunyi tak ada yang berbicara. Axcel mengeluarkan sebuah amplop putih. Membukanya dan memperlihatkan ke arah para tamu undangan. Kamera menyorot kertas itu dan gambar berpindah ke sebuah proyektor.
"Dengan bukti yang jelas,saya meluruskan permasalahan yang sedang dihadapi keluarga Pradana. Ini bukti tes DNA bahwa putri kandung keluarga Pradana adalah Diana Maheswari. Dan ini juga bukti bahwa ternyata Adelia Putri bukan anak mereka."
Seketika tamu undangan terkejut dan bertanya-tanya dengan keaslian tes DNA itu.
"Saya menyakini ini asli,karna yang melakukan proses itu saya sendiri bersama Edo asisten saya. Tes dilakukan dengan pengamanan ketat." Jelas Axcel panjang lebar.
Adel bergetar ketakutan. Penyamarannya selama ini akan terungkap begitu saja. Dia kurang menjaga kewaspadaan dari Axcel.
Lalu sebuah vidio menunjukkan entah kapan tak dipastikan, saat Adel membayar seorang dokter untuk memalsukan hasil tes DNA.
"Palsukan tes itu. Jangan sampai ada yang tahu." Ancam Adel kepada dokter.
Lalu vidio berpindah disaat Adel menaruh barang-barang yang pernah dituduhkan kepada Diana.
Suara para tamu undangan semakin ramai. Mereka mencaci maki Adel yang sudah terduduk syok dengan semua bukti yang ada.
Kedua belah pihak keluarga pun turut terkejut dengan apa yang terjadi dipesta yang seharusnya bahagia ini. Arin dan juga Pramono merasa bersalah kepada Diana. Seharusnya dia mempercayai anak kandung mereka dari awal.
"Maka dari itu disini saya melamar Diana, untuk menjadi pendamping hidup saya. Karna Diana memang calon tunangan saya, anak perempuan dari keluarga Pradana. Bukan Adel!".
Axcel mendekati Diana, mengajaknya keatas panggung. Dia berlutut didepan Diana.
"Sekarang sudah jelas bukan? Diana, will you marry me?" Tatapan axcel sangat dalam.
Diana mengangguk terharu." Yes i Will ".
Suara riuh tepuk tangan dan juga ucapan selamat dari para tamu undangan bersahutan.
Diana menatap Axcel dalam.
"Apakah aku memang harus menaruh hatiku sepenuhnya pada Axcel?". Ucapnya dalam hati.
Axcel berdiri mencium kening Diana dan memeluk erat tanda dia benar-benar menginginkannya.
"Aku tidak berjanji, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjagamu dan mencintaimu Diana." Dengan penuh keyakinan. Walau masih memikirkan sesuatu. Axcel tersenyum tulus.
Diana hanya mengangguk setuju.