Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu bunda.
Hati jendral bagai tersambar petir disiang bolong. Feeling yang mengatakan anaknya adalah aditya gala justru hanya sebuah perasaan yang tak jelas.
Didalam selembar kertas itu tercetak jelas jena adalah anak kandungnya. Padahal wajah anak perempuan itu tak ada kemiripan dengannya maupun naura, tapi kenapa hasil tes mengatakan jena lah anak kandungnya.
" Jena ... Jendral naura " gumam lelaki itu dengan wajah lesu menyingkat nama anak perempuan itu dengan namanya dan naura.
" Mungkin memang jena lah anak kandungku, karena hasil tes ini tak mungkin salah " ucapnya meyakinkan diri, meski sebenarnya ia merasa ada sesuatu yang salah.
Han hanya diam melihat kekecewaan yang terlihat di wajah bosnya itu. Lelaki itu tak bisa berbuat apa-apa, karena ia sendiri bingung dengan tiga anak tersebut yang lahir hanya berbeda beberapa hari dari perkiraan bosnya.
"Bos ! Apa tak sebaiknya tanyakan langsung pada nona naura dari pada nanti ada kesalah pahaman tentang anak anda" ucap han memberikan solusi.
" Jika begitu ia tak akan mengijinkan aku bertemu anakku lebih baik begini saja. Bagaimanapun aku harus menerima jena sebagai putriku" tegas jendral sembari menghela nafas berat.
Itu artinya ia akan mendekati jena bukan gala lagi. Anak laki yang dingin dan cuek itu yang membuatnya sebal karena tak mudah untuk dekat dengannya.
...****************...
Ditempat lain elviana berjalan sembari menutupi wajahnya dari orang-orang yang melihatnya. Untuk pertama kalinya ia bisa keluar rumah, setelah ulah jendral yang mempermalukannya di hari pernikahan arfan.
Wanita yang memakai kacamata hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya itu berjalan masuk kesebuah restoran private.
Terlihat arfan sudah menunggunya diruang yang tersembunyi itu. Ia pun duduk dikursi tunggal yang berhadapan dengan kekasihnya itu.
" Untuk apa kamu menemuiku? Kamu gila fan bisa-bisanya kamu menuduhku untuk bebas dari tuntutan. Dasar bajingan kamu!" ujar elviana dengan wajah yang sudah memerah karena marah.
" Sudahlah sayang lupakan itu aku kesini ingin memberi tahu kamu sesuatu" bela arfan membujuk elviana.
" Aku gak percaya lagi sama kamu! Orang tuaku marah besar mengenai perselingkuhan kita dan kamu menuduh aku yang mengancammu agar mau menuruti kemauanku padahal sebaliknya. Aku ingin kita putus dan jangan ganggu aku lagi" ujar elviana panjang lebar menumpahkan segala kekesalan hatinya pada lelaki yang sudah menghancurkan rumah tangganya.
Namun saat ia beranjak pergi suara arfan menghentikan langkahnya.
" Ini mengenai jendral dan naura el! Mereka sudah punya anak" ujar arfan dengan lantang membuat elvi menoleh pada lelaki itu.
" Jangan bercanda kamu fan perceraian ku dua minggu lagi aku tak mau mempermalukan diriku lagi" ujar elvi hendak melanjutkan langkahnya.
" Aku punya bukti elviana! Ini bisa kamu jadikan bukti untuk memutar balikan fakta bahwa merekalah yang berselingkuh bahkan sampai punya anak" papar arfan dengan suara menggebu-gebu merogoh ponselnya didalam saku jasnya.
Elviana kembali ke kursinya meski ragu, tapi setahunya arfan tak pernah membohonginya.
Arfan menunjukan foto naura bersama gala saat liburan bersamanya dan ia sandingkan dengan foto jendral. Tak sulit baginya mencari foto jendral yang notabene nya adalah pewaris perusahaan besar tentu bisa ia cari di internet.
Elviana melihat jelas kemiripan diantara anak laki-laki naura dan suami yang sebentar lagi akan menjadi mantannya.
Wanita itu berseringai licik dan menatap ke arah arfan yang sama liciknya.
" Bagaimana el? Aku sudah mencari tahu tentang masa lalu mereka kamu tinggal mencari bukti lain. Kita hancurkan mereka bersama" ujar arfan yang didalam otaknya sudah merencanakan hal yang sudah tersusun rapi.
" Kirimkan foto itu padaku. Aku akan bicarakan dengan pengacaraku" pinta elviana merogoh ponselnya didalam tas.
...****************...
Siang itu jendral sudah menunggu anaknya pulang dan akan mengajaknya bermain. Lelaki itu melihat ke arah gerbang sekolah dimana para murid sudah keluar melewati gerbang tersebut.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya jena keluar bersama arhan. Bergegas jendral turun dari mobilnya berjalan mendekat ke arah dua anak yang seumuran itu.
" hai anak-anak!" sapa jendral dengan senyum merekah.
" Hai juga om!" sahut dua anak itu bersamaan.
" Om pasti cari gala. Ia masih belajar om " ucap jena sembari menengok ke arah kelas 5 yang pintunya belum terbuka.
" Gak ! Om cari jena mau ngajak jena main, boleh!" ucap jendral sedikit ragu saat melihat dua anak itu saling berbisik-bisik.
" Arhan boleh ikut om!" ucap jena agar arhan di ajak juga.
" Boleh dong! Ayo ikut om kalian pasti belum makan kan" ajak jendral membuat arhan langsung menelan salivanya.
Sudah pasti ia mau pulang sekolah perut sudah pasti lapar. Perut buncit arhan pun seketika berbunyi membuat jendral tersenyum.
" Kamu pasti laper kan arhan, jadi gimana mau ikut gak ?" ucap jendral membujuk.
" Kamu bikin malu aja ar " bisik jena dengan menutup mulutnya berbisik ketelinga arhan.
" Mau gimana lagi kalo urusan makan arhan mau aja om, ayo jena !" ucap arhan menatik tangan jena namun anak perempuan itu malah berdiam diri.
" Gala gak di ajak om?" tanya jena karena biasanya jendral datang hanya menemui gala bukan mereka berdua.
"Gala kan masih belajar" ucap jendral yang entah kenapa kesal kepada anak yang selalu cuek itu dan tak ingin bertemu dengannya lagi.
" Udah ayo jen aku udah laper " ajak arhan menarik tangan jena hingga anak perempuan itu pun hanya manut saja.
Jendral tersenyum dan langsung berjalan ke arah mobilnya untuk membuka pintu. Mereka masuk dan kendaraan itu pun melaju menuju resto terdekat.
Selepas mereka pergi pintu kelas gala terbuka dan anak itu melirik kekanan ke kiri mencari dua saudara pantinya itu.
" Mungkin mereka sudah pulang " ucap gala tak peduli dan langsung berjalan pulang.
...****************...
Arhan makan dengan lahap diresto yang mereka datangi, sedangkan jena hanya makan dengan pelan saja karena tak nyaman. Namun tidak bagi lelaki dewasa diantara mereka yang begitu makan dengan tenang, apalagi melihat arhan yang sesekali membuat jendral tersenyum.
" Tambah lagi arhan, makan sampai kenyang!" tawar jendral yang menaruh daging rendang di piring arhan.
" Iya om, makasih!" ucap arhan dengan mulut penuh makanan.
" Om! boleh sisih-in buat dipanti gak?" tanya jena yang mengingat neneknya dan juga saudaranya.
"Boleh, nanti om pesan lagi buat dibawa pulang" jawab jendral dengan tersenyum.
Jena dan arhan saling tatap sembari tersenyum senang.
" Makasih Om!" ucap mereka bersamaan.
"Sama-sama" sahut jendral dengan tersenyum pula.
Setelah makan siang jendral juga mengajak mereka berbelanja camilan dan juga mainan untuk saudara mereka dipanti. Sesekali mereka bercanda tertawa riang, setelah puas merekapun pulang.
...****************...
Bunda astrid menunggu dua anak panti yang sore ini belum juga pulang. Tangannya saling meremas takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan, namun akhirnya beberapa menit berlalu sebuah mobil terparkir di halaman rumah.
Dua anak itu turun, setelah sosok yang tak asing baginya keluar dari mobil tersebut. Terucap syukur dihati wanita paruh baya itu karena dua anak yang ditunggunya ternyata baik-baik saja.
" Assalamu'alaikum nenek ... " sapa arhan dan jena bersamaan sembari membawa kantong besar ditangan mereka.
"Wa'alaikum salam ... " sahut bunda astrid sembari menoleh ke arah pria dewasa yang datang bersama dua anak itu.
" Nak jendral!" ucap bunda astrid menatap jendral dengan wajah panik sekaligus cemas.
jgn lupa mampir ceritaku yaa
semangat up thor...